Liputan6.com, Purwokerto - Sejarah mencatat, pada abad ke-7, Islam mulai masuk ke Indonesia. Namun, penyebaran Islam belum begitu massif.
Islam kala itu hanya berkembang di kota-kota pelabuhan, sebagai konsekuensi perdagangan internasional, antara para saudagar tanah air dengan bangsa lainnya.
Baca Juga
Kisah Santri Pura-Pura Mati karena Punya Banyak Utang, Ini Respons Tak Terduga KH Hasyim Asy'ari
Top 3 Islami: Kisah KH Hasyim Asy'ari Tak Sadar yang Digendongnya Nabi Khidir AS, Ayat Seribu Dinar Datangkan Rezeki Tak Disangka
Saat KH Hasyim Asy’ari Tak Sadar Gendong Nabi Khidir yang Menyamar Kakek Tua, Disaksikan Mbah Kholil Bangkalan
Penyebaran Islam makin massif pada zaman Walisongo atau ulama sembilan. Beberapa risalah mengabarkan walisongo digambarkan sebagai forum berisi sembilan wali atau sembilan ulama.
Advertisement
Dari sembilan wali itu, dua di antaranya kelas menurunkan dua ulama besar yang mendirikan organisasi Islam. Dua wali itu adalah Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) dan adalah Sunan Giri (Raden Paku).
Mengutip Muhammadiyah.or.id, dari dua walisongo itu, dua tokoh besar bangsa Indonesia, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari. KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sedangkan KH Hasyim Asy'ari mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Kedua ulama ini di kemudian hari dianugerahi gelang pahlawan nasional.
KH Hasyim Asy’ari diketahui sebagai keturunan Sunan Giri. Sunan Giri sendiri adalah seorang Wali yang meneruskan dakwah Islam ketika Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 masehi.
Rizem Aizid dalam Biografi Ulama Nusantara Disertai Pemikiran dan Pengaruh Mereka (2016) menyebut KH Hasyim Asy’ari memiliki ketersambungan nasab dengan Sunan Giri dari garis ibunya, yaitu Halimah sebagai keturunan kedelapan Jaka Tingkir atau Sultan Pajang.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Nasab Jaka Tingkir Tersambung hingga Rasulullah SAW
Jaka Tingkir sendiri adalah putra dari Raden ‘Ainul Yaqin atau yang digelari sebagai Sunan Giri. Nama lain dari Sunan Giri adalah Maulana ‘Ainul Yaqīn atau (Raden Paku). Beliau diperkirakan lahir pada tahun 1442 di wilayah Kerajaan Majapahit, yaitu Blambangan (sekarang Banyuwangi).
Ibu Sunan Giri adalah putri dari Raja Blambangan, yaitu Dewi Sekardadu. Dari ayah Sunan Giri, Syekh Maulana Ishaq Al-Maghribi inilah silsilah nasabnya tersambung ke Rasulullah Saw.
Syekh Maulana Ishaq Al-Maghribi merupakan seorang sayyid atau keturunan Nabi Muhammad dari jalur Husein bin Ali ibn Abi Thalib Ra, suami dari putri Nabi Muhammad Saw, Fathimah Az-Zahra Ra.
Alik Al Adhim dalam Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa (2015) menyebut warisan dakwah Sunan Giri yang tetap wujud hingga masa ini adalah permainan anak-anak Jelungan, lagu Lir-Ilir, Cublak-Cublak Suweng beserta tembang macapat Asmarandana dan Pucung yang berisi tentang pengajaran intisari syariat Islam.
Demikianlah dua silsilah nasab ulama besar Indonesia. Tidak hanya mewarisi nama besar para buyutnya, Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari juga meneruskan dakwah menebarkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di bumi Nusantara, bahkan manfaatnya kini telah dirasakan oleh umat muslim dan banyak manusia di berbagai belahan dunia.
Advertisement