Liputan6.com, Purwokerto - Beberapa waktu terakhir, topik judi online mengemuka seturut terbongkarnya kasus dugaan pembunuhan berencana yang didalangi oleh mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
Judi terus membayangi dalam kasus yang menjerat Ferdy Sambo, terlebih setelah muncul grafis Konsorsium 303, yang diduga adalah aliran dana judi online. Ferdy Sambo dan kroninya diduga terlibat dan menjadi beking perjudian online tersebut.
Dalam Islam judi adalah hal dilarang. Dalam Al-Qur’an telah disinggung bahwa judi merupakan perbuatan kotor, ciri khas dari amaliah setan (QS. Al-Maidah: 90). Judi sering dicirikan sebagai sebuah tindakan spekulatif menebak-nebak keberadaan sesuatu yang berada di balik tirai atau belum diketahui.
Advertisement
Baca Juga
Pada masa-masa sebelumnya, polisi di Indonesia juga terus memerangi praktik judi, mulai pelaku, bandar hingga bekingnya. Salah satunya pada zaman Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dijabat oleh Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Dia bertugas dari tahun 1968-1971.
Jenderal Hoegeng dikenal sebagai polisi jujur dan jauh dari kata korupsi. Kala itu, dia juga berhadapan dengan persoalan judi. Satu hal yang menyebabkan judi sulit diberantas adalah keberadaan beking.
Karena itu, Jenderal Hoegeng memerintahkan bawahannya untuk memproses hukum kasus perjudian. Namun, ternyata bandar judi tak menyerah. Mereka bahkan berupaya menyuap Jenderal Hoegeng, baik secara terang-terangan maupun dengan diam-diam mengirimkan hadiah mewah.
Jenderal Hoegeng hingga kini masih dikenang sebagai polisi bersih, jujur dan antisuap.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Aksi Jenderal Hoegeng
Mengutip djkn.kemenkeu.go.id, inilah beberapa kisah dan kiprah Jenderal Hoegeng sejak merintis karier sebagai polisi hingga berpuncak pada karier sebagai Kapolri:
1. Larang istri buka toko bunga
Saat dilantik sebagai Kepala Jawatan Imigrasi, Hoegeng meminta istrinya yang saat itu membuka usaha toko bunga untuk menutup usahanya. Hal ini dilakukannya untuk mengurangi benturan kepentingan antara pihak yang berurusan dengan imigrasi dengan memesan kembang pada toko bunga istrinya.
2. Tolak rayuan pengusaha
Kapolri Hoegeng pun pernah merasakan godaan suap. Dia pernah dirayu seorang pengusaha yang terlibat kasus penyelundupan. Pengusaha itu meminta Hoegeng agar kasus yang dihadapinya tak dilanjutkan ke pengadilan. Jenderal Hoegeng sangat gencar memerangi penyelundupan. Dia tidak peduli siapa beking penyelundup tersebut, semua pasti disikatnya. Pengusaha tersebut berusaha mengajak damai Hoegeng. Berbagai hadiah mewah dikirim ke alamat Hoegeng. Tentu saja Hoegeng menolak mentah-mentah. Hadiah ini langsung dikembalikan oleh Hoegeng.
3. Mengatur lalu lintas di perempatan
Teladan Jenderal Hoegeng bukan hanya soal kejujuran dan antikorupsi. Hoegeng juga sangat peduli pada masyarakat dan anak buahnya. Saat sudah menjadi Kapolri dengan pangkat Jenderal berbintang empat, Hoegeng masih turun tangan mengatur lalu lintas di perempatan. Hoegeng berpendapat seorang polisi adalah pelayan masyarakat. Dari mulai pangkat terendah sampai tertinggi, tugasnya adalah mengayomi masyarakat.
Â
Advertisement
Sikat Beking Kejahatan
4. Berantas semua beking kejahatan
Pada saat mendapat perintah pindah tugas ke Sumatera Utara tahun 1955, Hoegeng mendapat tugas berat untuk memberantas penyeludupan dan perjudian di daerah tersebut. Ironisnya, baru saja Hoegeng mendarat di Pelabuhan Belawan, utusan seorang bandar judi sudah mendekatinya.
Utusan itu menyampaikan selamat datang untuk Hoegeng. Tak lupa, dia juga mengatakan sudah ada mobil dan rumah untuk Hoegeng hadiah dari para pengusaha.
Hoegeng menolak dengan halus. Dia memilih tinggal di Hotel De Boer menunggu sampai rumah dinasnya tersedia. Bahkan saat rumah dinasnya sudah tersedia, rumah dinasnya sudah penuh barang-barang mewah. Mulai dari kulkas, piano, tape hingga sofa mahal.
Ternyata barang itu lagi-lagi hadiah dari para bandar judi. Apa tindakan Hoegeng? Dia memerintahkan polisi pembantunya dan para kuli angkut mengeluarkan barang-barang itu dari rumahnya.
Diletakkan begitu saja di depan rumah. Bagi Hoegeng itu lebih baik daripada melanggar sumpah jabatan dan sumpah sebagai polisi Republik Indonesia.
Para bandar judi dan bekingnya itu lantas ditindak tegas dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
5. Selalu berpesan polisi jangan sampai dibeli
Hoegeng telah membuktikan dirinya memang tidak bisa dibeli. Sejak menjadi perwira polisi di Sumatera Utara, Hoegeng terkenal karena keberanian dan kejujurannya. Dia tak sudi menerima suap sepeser pun. Barang-barang hadiah pemberian penjudi dilemparkannya keluar rumah. Kata-kata mutiara yang terkenal dari Hoegeng adalah, “Baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik,".
Tim Rembulan