Liputan6.com, Jakarta Buah kurma identik dengan padang pasir nan panas, misalnya di tanah suci Makkah atau Madinah. Memang, tanaman jenis palm ini habitatnya memang di wilayah dengan temperatur ekstrem dengan ketersediaan jumah air yang minim.
Semula, tak ada yang menyangka bahwa kurma bisa tumbuh dan berbuah di Indonesia yang beriklim tropis. Dalam setengah tahun, Indonesia dipenuhi dengan hujan.
Diduga pohon kurma tak akan tumbuh bagus di Indonesia. Selain kelebihan air, jenis tanah suhunya juga berbeda dari wilayah timur tengah atau Afrika.
Advertisement
Namun, pendapat itu terbantahkan dengan berkembangnya sejumlah perkebunan kurma di Indonesia. Perkebunan ini tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, hingga NTB. Salah satunya, perkebunan kurma Pasuruan.
Baca Juga
Bahkan, pohon-pohon kurma di Wisata Kebun Kurma Pasuruan ini terus berbuah setiap bulan dan siap dinikmati oleh setiap pengunjung yang ingin datang.
Owner Wisata Kebun Kurma Pasuruan, Rusti Widayati mengungkapkan, puluhan pohon kurma yang berbuah berasal dari jenis yang berbeda. Mulai dari ajwa, mojol, barhe hingga kurma liar asli Indonesia.
“Semua jenis kurma banyak tumbuh dan berkembang di sini. Termasuk kurma liar yang kalau kata orang bilang, habis dimakan , bijinya dibuang terus tumbuh. Rasanya manis sekali,” kata Wida, dikutip pasuruankab.go.id.
Dalam satu pohon, kurma yang dipanen bisa sampai 50 kilogram. Kata Wida, untuk mendapatkan hasil yang melimpah, pola perawatan harus diperhatikan. Mulai dari pemupukan sampai proses mengkawinkan antara pohon jantan dan betina di kebun kurma.
“Pupuknya harus seimbang. Kebetulan di sini kita manfaatkan daun dan pelepah yang kita cacah, kemudian kita taburkan lagi sebagai pupuk. Yang penting, pohon itu punya nyawa, jadi harus disayang dan dirawat seperti kita memiliki keluarga,” terangnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
6,3 Hektare 490 Pohon Kurma
Sampai saat ini, total terdapat 490 pohon kurma yang sudah selesai ditanam. Akan tetapi untuk bibit yang ada di tempat ini, jumlahnya mencapai ribuan yang nanti siap tanam di areal seluas 6,3 hektar.
Menurut Wida, antara pohon satu dengan yang lain diberi jarak yang cukup panjang, dikarenakan agar setiap pohon bisa tumbuh dengan tinggi dan ukuran yang sama, serta berbuah dengan maksimal dan rata.
“Kalau jaraknya terlalu dekat atau empet-empetan, pengaruhnya juga ke pertumbuhan pohon itu sendiri. Jadi jaraknya harus diatur,” jelasnya.
Selain bisa melihat pohon-pohon kurma, pengunjung juga bisa membeli berbagai makanan dan minuman olahan dari kurma di sini. Lalu, ada juga yang menjual batik corak kurma.
Tak berhenti sampai di situ, Wisata Kebun Kurma cukup instagramable untuk dijadikan latar berfoto. Sehingga, tempat ini cocok untuk Anda yang gemar fotografi. Melansir Instagram Wisata Kebun Kurma, tempat wisata ini membanderol harga tiket masuk senilai Rp 15.000 untuk weekday dan Rp 20.000 untuk weekend.
Sementara itu, selama masa pandemi, Wisata Kebun Kurma menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti pengecekan suhu tubuh, mewajibkan pengunjung mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak dengan pengunjung lainnya.
“Kami buka sabtu dan minggu saja. Semoga dalam waktu dekat bisa kayak dulu lagi, setiap hari buka,” pungkasnya.
Advertisement