Sukses

Azyumardi Azra Meninggal karena Serangan Jantung, Begini Tata Cara Sholat Gaib Lengkap

Prof Azyumardi Azra meninggal dunia di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia pada Minggu (18/9/2022) sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia menyampaikan bahwa Azyumardi wafat karena serangan jantung.

Liputan6.com, Jakarta - Prof Azyumardi Azra meninggal dunia di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia pada Minggu (18/9/2022) sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia menyampaikan bahwa Azyumardi wafat karena serangan jantung.

“Pihak Rumah sakit Serdang telah menerbitkan penyebab kematian almarhum yaitu Acute Inferior Myocardial Infarction atau terdapat kelainan pada jantung," tulis siaran tertulis Kedubes RI Kuala Lumpur kepada wartawan.

Sebelum tutup usia, almarhum Azyumardi sempat mendapatkan perawatan insentif di Rumah Sakit Serdang sejak Jumat (16/9/2022) saat ketibaan dari Indonesia. Ketika penerbangan menuju Kuala Lumpur, Cendekiawan Muslim ini sempat mengalami sesak nafas.

“Saat akan tiba di bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) sempat berkomunikasi dengan pihak Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) yang melakukan penjemputan," tulis Kedubes RI Kuala Lumpur.

Di tengah kondisi kesehatan yang menurun, Azyumardi Azra langsung dibawa menuju Serdang Hospital untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Dalam masa perawatan, pihak tim medis Rumah Sakit Serdang menyampaikan bahwa terdapat gangguan jantung sehingga memerlukan perawatan khusus di Coronary Care Unit (CCU). 

"Pihak rumah sakit menyampaikan telah berupaya memberikan penanganan medis bagi kesembuhan almarhum," tulis Kedubes RI Kuala Lumpur.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 7 halaman

Banjir Doa untuk Almarhum

Kabar meninggalnya Azyumardi Azra telah diketahui oleh masyarakat Indonesia. Tak sedikit tokoh mulai dari kalangan pejabat hingga akademisi yang merasa kehilangan mantan Rektor Rektor Universitas Syarif Hidayatullah periode 1998-2006.

Kepergian almarhum Azyumardi juga menjadi kabar duka bagi warganet Tanah Air. Di media sosial, warganet turut mendoakan almarhum Azyumardi. 

Innalillahi wainna ilaihi raji'un, semoga dicerahkan kuburnya dan disucikan ruhnya amiiinnn ya Rab,” tulis warganet di Twittter dengan akun @EngkusAbdurahm1.

Innalillahi wa innailaihi rajiun Semoga Almarhum Husnul khatimah,” doa warganet @ahmadjay157.

Innalillahi Prof mugi husnul khotimah... Sedikit banyak kami pernah mengutip ilmu jenengan,” tulis warganet @alfi_rosyidah.

Selain mendoakan almarhum Azyumardi, sesama muslim kita bisa melaksanakan sholat gaib. Pada dasarnya pelaksanaan sholat gaib tidak jauh berbeda dengan sholat jenazah, hanya saja pada sholat gaib fisik jenazahnya tidak ada di tempat.

3 dari 7 halaman

Syarat Sah dan Rukun Sholat Gaib

Hukum melaksanakan sholat gaib adalah fardu kifayah. Artinya, bila ada ada yang sudah melaksanakannya meskipun satu orang sudah menggugurkan kewajiban umat Islam lainnya.

Adapun syarat sah sholat gaib terbagi menjadi dua. Pertama , jenazah berada di luar jangkauan atau lokasinya sulit dijangkau. Kedua, tahu atau menduga kuat bahwasanya jenazah yang disalatinya sudah dimandikan. 

Setelah mengetahui syarat sah sholat gaib, kita mesti mengetahui rukun-rukun sholat gaib. Berikut adalah uraiannya. 

1. Niat 

2. Berdiri 

3. Membaca empat takbir 

4. Membaca surah al-Fatihah 

5. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW 

6. Membaca doa untuk jenazah 

7. Salam

4 dari 7 halaman

Tata Cara Sholat Gaib

1. Niat Sholat Gaib

Sama seperti sholat jenazah, niat sholat gaib dilafalkan sesuai dengan jenis kelamin, jumlah, dan statusnya apakah menjadi makmum, imam, atau sendiri. 

Berikut adalah lafal niat sholat gaib untuk laki-laki.

أُصَلِّي عَلَى مَيِّتِ (فُلَانِ) الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى   

Arab-latin: Ushallî ‘alâ mayyiti (fulân) al-ghâ-ibi arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.   

Artinya: “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulan (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”

Jika yang disholatinya adalah perempuan, maka menggunakan lafal niat berikut.

أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَةِ (فُلَانَةٍ) الْغَائِبَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ  فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى   

Arab-latin: Ushalli ‘ala mayyitati ‘fulanah’ al-ghaibati arba’a takbiratin fardhal kifayâti imaman/ma’muman lillahi ta’ala.   

Artinya: “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulanah (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”

Kalau jenazah yang disholatinya banyak, misalnya korban bencana alam, maka dapat menggunakan lafal berikut ini.

أُصَلِّي عَلَى جَمِيعِ مَوْتَى قَرْيَةِ كَذَا الْغَائِبِينَ الْمُسْلِمِينَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى   

Arab-latin: Ushallî ‘alâ jamî’i mautâ qaryati kadzâl ghaibînal muslimîna arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.   

Artinya: “Saya menyalati seluruh umat muslim yang jadi korban  di desa ‘...’ (sebutkan nama desanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”

5 dari 7 halaman

2. Membaca Surah al-Fatihah

Surah al–Fatihah dibacakan setelah takbir pertama. Berikut bacaannya.

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7) 

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (1), Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (2), Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (3), Yang menguasai Hari Pembalasan (4), Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan (5), Tunjukilah kami jalan lurus (6), (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (7).”

3. Membaca Sholawat Nabi

Sholawat nabi dibacakan setelah takbir kedua. Jika ingin membaca selawat yang pendek, berikut bacaannya.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ   

Arab-latin: Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad.   

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.”

6 dari 7 halaman

4. Mendoakan Jenazah

Doa untuk jenazah dibaca setelah takbir ketiga dan keempat. Untuk yang setelah takbir ketiga, dapat membaca doa berikut.

Doa untuk jenazah laki-laki:

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ  

Arab-latin: Allâhummaghfir lahu warhamhu wa ‘âfihi wa‘fu anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalahu waghsilhu bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhu dâran khairan min dârihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhu al-jannata wa a’idzhu min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr.   

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka.”

Doa untuk jenazah perempuan:

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَها وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ   

Arab-latin: Allâhummaghfir lahâ warhamhâ wa ‘âfihâ wa‘fu anhâ wa akrim nuzulahâ wa wassi’ madkhalahâ waghsilhâ bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihâ minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhâ dâran khairan min dârihâ wa ahlan khairan min ahlihâ wa zaujan khairan min zaujihâ wa adkhilhâ al-jannata wa a’idzhâ min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr.   

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka.”

Adapun doa yang dibacakan setelah takbir keempat adalah sebagai berikut.

Doa untuk jenazah laki-laki:

اَللّٰهُمَّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنَّا بَعدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ   

Arab-latin: Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lanâ wa lahu.   

Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.” 

Doa untuk jenazah perempuan:

اَللّٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا   

Arab-latin: Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahâ wa la taftinna ba’dahâ waghfir lanâ wa lahâ.   

Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.”

7 dari 7 halaman

5. Salam

Setelah membaca doa pada takbir keempat, selanjutnya mengakhiri sholat gaib dengan salam. Lafal salam dapat dibacakan secara lengkap seperti di bawah ini.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ   

Arab-latin: Assalâmu‘alaikum warahmatullâhi wabarakatuh

Artinya: "Semoga keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan dari Allah tercurah atas kalian."

Wallahu’alam.