Liputan6.com, Gresik - Islam menyebar di Pulau Jawa tidak terlepas dari peran walisongo atau wali sembilan. Walisongo yang pertama menyebarkan Islam di tanah Jawa adalah Sunan Gresik pada abad ke-14 Masehi.
Sunan Gresik memiliki nama asli Syekh Maulana Malik Ibrahim. Sebutan lain untuk ayah Sunan Ampel adalah Maulana Maghribi. Namun, lebih akrab disapanya adalah Sunan Gresik karena ia berdakwah di wilayah Gresik, Jawa Timur.
Sunan Gresik berdakwah untuk masyarakat di sekitar pelabuhan yang mayoritas memeluk agama Hindu dan Buddha. Cara dakwahnya yang mudah dipahami menarik simpati masyarakat untuk mengenal dan memeluk Islam.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan, Raja Brawijaya memberikan kepercayaan kepada Sunan Gresik untuk menyebarkan Islam di Jawa. Oleh Raja Majapahit itu, Sunan Gresik juga diangkat sebagai Syahbandar atau kepala pelabuhan.
Untuk memudahkan dalam penyebaran agama Islam, Sunan Gresik mendirikan pesantren di Desa Sembalo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Pesantren ini menjadi pusat pembelajaran agama Islam di masa itu.
Selain mendirikan pesantren, Sunan Gresik juga membangun masjid Pesucinan. Konon, masjid ini merupakan masjid tertua yang ada di Pulau Jawa.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Strategi Dakwah Sunan Gresik
Sebagai wali yang pertama menyebarkan agama Islam di Jawa, Sunan Gresik sangat cerdas dalam cara dakwahnya. Bapak Sunan Ampel ini sukses menarik simpati masyarakat Jawa untuk belajar Islam.Â
Banyak yang awalnya beragama Hindu dan Budha kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat. Kesuksesan cara dakwah Sunan Gresik dapat dilihat dari jumlah pemeluk agama Islam yang terus bertambah.Â
Selain dikenal sebagai seorang wali yang menyebarkan Islam, kakek Sunan Bonang dan Sunan Drajat ini juga menjadi seorang tabib. Ia banyak mengobati masyarakat terutama dari kalangan menengah ke bawah secara gratis.Â
Sunan Gresik memanfaatkan kemampuan mengobati orang itu sebagai strategi berdakwah. Nilai-nilai yang mencerminkan Islam ia terapkan dalam praktik pengobatan ini.Â
Dalam pengobatannya, Sunan Gresik tak membeda-bedakan golongan masyarakat. Golongan masyarakat kelas atas, tengah, maupun bawah di mata Sunan Gresik adalah sama. Inilah yang disukai oleh masyarakat.Â
Keahlian mengobati orang yang sakit juga terdengar hingga telinga sang raja Majapahit. Akhirnya Sunan Gresik diundang untuk mengobati istri raja yang sedang sakit.
Bukan hanya mengobati orang yang sakit, Sunan Gresik juga gemar berdagang dan bertani. Ia mengajarkan masyarakat Jawa bagaimana cara berdagang yang baik dan benar.
Kemudian bagaimana cara bertani dan bercocok tanam yang bisa mendapatkan hasil panen maksimal. Tentu saja Sunan Gresik memberikan ilmu-ilmu tersebut secara gratis.Â
Dengan menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan pribadinya, banyak masyarakat yang tertarik dengan Islam. Akhirnya mereka berbondong-bondong untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk agama Islam tanpa ada paksaan.
Advertisement
Makam Sunan Gresik Ramai Peziarah
Sunan Gresik meninggal pada Senin, 12 Rabbiul Awwal 822 H atau tepat di tahun 1419 M. Tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai haul Sunan Gresik yang setiap tahunnya diikuti jemaah lokal maupun luar daerah dari berbagai penjuru.Â
Sunan Gresik dimakamkan di Jalan Malik Ibrahim di Desa Gapura Sukolilo. Jaraknya sekitar 200 m dari Alun-alun Gresik. Akses ke makam Sunan Gresik mudah dijangkau dengan transportasi umum.Â
Makam Sunan Gresik sering diziarahi dan menjadi salah satu destinasi wisata religi di Gresik. Makam Sunan Gresik yang bangunannya punya ciri khas ini dikelilingi oleh pemakaman keluarga dan umum. Termasuk salah satunya adalah makam Bupati Gresik pertama yaitu Raden Pusponegoro.