Liputan6.com, Jakarta - Abu Jahal adalah tokoh Quraisy terpandang dan berkuasa di Makkah. Dia bernama asli Amr bin Hisyam. Arti Abu Jahal adalah bapak kebodohan.
Sebenarnya, sejak muda, Abu Jahal dikenal cerdas. Karena itu, dia kerap dijadikan sebagai rujukan. Selain itu, Bani Makhzum juga terkenal dan kekayaannya.
Sayangnya, kecerdasan Abu Jahal itu tak membuatnya bisa menerima dakwah Rasulullah SAW. Dia justru menjadi penentang nomor satu. Begitu pula dengan pengikutnya yang banyak.
Advertisement
Baca Juga
Abu Jahal pada masa tuanya dikenal sebagai pribadi yang kejam, bengis, dan tidak segan menghabisi lawan-lawannya. Ia kerap menyebarkan fitnah dan mengingkari kenabian Muhammad SAW. Karena itu, dia kemudian dijuluki sebagai Abu Jahal atau bapak kebodohan.
Namun, ternyata Abu Jahal juga pernah berjasa saat Nabi Muhammad SAW masih belia. Abu Jahal menemukan Nabi yang tersesat dan membuat kakeknya, Abdul Muthalib begitu khawatir.
Sebagaimana diketahui, Nabi Muhammad SAW menjadi yatim piatu saat masih kanak-kanak, yakni berumur enam tahun. Sejak itu, Nabi diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, seorang pembesar bani Quraisy dari Bani Hasyim, si penjaga Ka'bah.
Pada suatu hari, mendadak Nabi Muhammad SAW hilang atau tersesat. Dan itu membuat kakeknya begitu mengkhawatirkan keselamatan cucunya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Keajaiban yang Disaksikan Abu Jahal
Mengutip laman NU, Syekh Nawawi Banten dalam tafsirnya Marahul Labid menuliskan riwayat dari Ibnu Abbas yang mengisahkan tersesatnya Nabi SAW di jalanan kota Makkah.
Karena khawatir, Abu Thalib lantas bergelantungan pada penutup Ka'bah, sembari berdoa agar cucunya kembali dalam keadaan selamat. Dia terus mengulang doa dengan bait syair itu hingga Abu Jahal membawa Muhammad SAW dengan untanya.
وروي عن ابن عباس أن النبي صلّى الله عليه وسلّم ضل في شعاب مكة وهو صبي فتعلق عبد المطلب بأستار الكعبة وقال يا رب رد ولدي محمدا ... اردده رب واصطنع عندي يدا فما زال يردد هذا عند البيت حتى أتاه أبو جهل على ناقة ومحمد بين يديه، وهو يقول: لا تدري ماذا ترى من ابنك، فقال عبد المطلب ولم قال: إني أنخت الناقة وأركبته من خلفي فأبت الناقة أن تقوم، فلما أركبته أمامي قامت الناقة، وكانت تقول: يا أحمق هو الإمام فكيف يقوم خلف المقتدي
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw saat kecil dulu pernah tersesat di jalan Makkah. Abdul Muthalib bergelantung pada penutup (astar) Ka'bah seraya berdoa dengan bait syair yang berbunyi: يا رب رد ولدي محمدا # اردده رب واصطنع عندي يدا "Hai Tuhanku, kembalikan anaku Muhammad. Kembalikanlah dia wahai Tuhanku, dan jadikan kekuatan dia di sisiku." Abdul Muthalib tidak henti-hentinya mengulang-ulang bait syair ini di samping Baitullah sampai Abu Jahal mendatanginya dengan menaiki unta bersama Muhammad di depannya. Kemudian Abu Jahal berkata: "Engkau tidak tahu, apa yang mengherankan dari putramu?
"Kenapa?", kata Abdul Muthalib. "Aku menderumkan onta, kemudian Muhammad aku naikkan di belakangku, namun ontanya enggan berdiri. Setelah Muhammad aku naikkan di depanku, baru ontanya mau berdiri. Seakan-akan ontanya berkata: 'Hai orang dungu, dia (Muhammad) adalah seorang Imam, kenapa imam di belakang pengikut atau makmumnya?', demikian menjelaskan Abu Jahal." (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Surabaya, Al-Hidayah], juz II, halaman 452).
Dari sini bisa dilihat bahwa Abdul Muthalib sangat menyayangi Nabi Muhammad SAW. Peristiwa unta yang tak mau berdiri saat Nabi berada di belakang Abu Jahal juga menujukkan keajaiban Nabi sudah terjadi sejak masih belia.
Kesimpulan lainnya, meski Abu Jahal begitu jahat pada masa kenabian, Abu Jahal juga memiliki sisi baik atau setidaknya pernah berbuat kebaikan.
Tim Rembulan
Advertisement