Sukses

Tragedi Kanjuruhan, Nadirsyah Hosen: Semua Kalah Saat Gas Air Mata Membawa Duka

FIFA punya aturan. Kepolisian punya SOP. Dan gas air mata yang ditembakkan ke lapangan dan juga tribun berakhir dengan linangan air mata dari keluarga korban

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan masyarakat sepak bola dunia tengah berduka. Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur berakhir dengan linangan air mata, dengan jatuhnya seratusan lebih korban jiwa.

Tragedi maut ini pun disorot oleh berbagai pihak. Salah satunya, Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI-NU Australia – New Zealand yang juga dosen Monash University, Australia.

Nadirsyah menyoroti aturan FIFA dan penggunaan gas air mata dalam penanganan suporter sepak bola.

"FIFA punya aturan. Kepolisian punya SOP. Dan gas air mata yang ditembakkan ke lapangan dan juga tribun berakhir dengan linangan air mata dari keluarga korban," tulis Nadirsyah, melalui Instagramnya, dikutip Senin (3/10/2022).

Menurut dia, teragedi ini harus diinvestigasi secara menyeluruh. Sebab, setelah tragedi ini pasti akan ada pertanyaan, siapa yang salah.

"Lalu kita bertanya: siapa yang salah? Dijawab dengan mantra “sesuai prosedur”. Tapi siapakah yang bisa menetapkan “sesuai prosedur” atau tidak? Harus ada investigasi menyeluruh bukan saja untuk tahu siapa yang salah tapi juga untuk memperbaiki agar tragedi kemanusiaan ini tidak berulang lagi," ujar dia.

Dia juga berujar, olahraga sejatinya mengajarkan sportivitas untuk menerima bahwa hidup tidak selalu menang. Kalah tak mesti berujung amarah. Namun, faktanya masyarakat begitu mudah marah karena tidak pernah diajari untuk menerima kekalahan.

"Kita semua kalah saat gas air mata membawa duka, dan begitu banyak nyawa hilang dengan percuma. Tragis!,"

"Lahumul Fatihah 🙏😰," tulis Nadirsyah, sebagai penutup.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Mahfud MD Minta Polri Segera Ungkap Pelaku Pidana

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md meminta Polri untuk segera mengungkap pelaku yang terlibat tindak pidana tragedi kerusahan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang

Hal ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Adapun tugas jangka pendek, diminta kepada Polri agar dalam beberapa hari ke depan segera mengungkap pelaku yang terlibat tindak pidana," ujar Mahfud dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta, Senin (3/10/2022).

"Karena tentunya sudah diumumkan siapa pelaku pidana yang sudah memenuhi syarat untuk ditindak," sambungnya.

Disisi lain, Mahfud menyampaikan bahwa pemerintah sangat terpukul dengan peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan yang menyebabkan 125 orang meninggal dunia. Polri pun diminta mengevaluasi penyelenggaraan keamanan di daerah setempat.

"Diminta Polri melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan keamanan di daerah setempat," ujarnya.

Mahfud menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia negara yang sepak bolanya memakan banyak korban. Untuk itu, pemerintah berduka cita atas tragedi yang terjadi di Kanjuruhan.

"Kami sudah menyampaikan belasungkawa sedalam dalamnya dan menguraikan instruksi yang dilakukan Bapak Presiden," tutur Mahfud.