Sukses

4 Keistimewaan Rasulullah SAW yang Jarang Diketahui: Tanpa Bayangan hingga Tak Pernah Menguap

Rasulullah SAW adalah manusia agung yang penuh dengan keistimewaan. Seorang muslim sudah seharusnya meneladani perilaku yang dicerminkan oleh Rasulullah SAW.

Liputan6.com, Bogor - Rasulullah SAW adalah manusia agung yang penuh dengan keistimewaan. Seorang muslim sudah seharusnya meneladani perilaku yang dicerminkan oleh Rasulullah SAW.

Sebagai seorang utusan Allah SWT, Rasulullah SAW memiliki empat sifat-sifat wajib yang dimiliki oleh rasul. Keempat sifat wajib rasul tersebut antara lain siddiq (benar dan jujur), amanah (dipercaya), tablig (menyampaikan), dan fatanah (cerdas).

Lawan dari sifat wajib adalah sifat mustahil bagi rasul. Sifat mustahil bagi rasul antara lain khizib (dusta), khiyanah (curang), kitman (menyembunyikan), dan baladah (bodoh). Sifat mustahil bagi rasul ini pastinya tidak ada pada diri seorang Rasulullah SAW.

Selain memiliki sifat wajib rasul, Rasulullah SAW juga ternyata punya keistimewaan. Sedikit orang mengetahui keistimewaan dari Rasulullah SAW. Lantas, apa saja keistimewaan dari Rasulullah SAW?

Mengutip laman NU Online, keistimewaan-keistimewaan yang tercermin dari diri Rasulullah SAW telah disebutkan dalam beberapa dalil atau hadis. Berikut adalah dalil yang menjelaskan tentang keistimewaan Rasulullah SAW.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 5 halaman

1. Tidak Memiliki Bayangan

Keistimewaan pertama Rasulullah SAW adalah tidak memiliki bayangan. Sebab, Rasulullah SAW adalah cahaya, cahaya tidak akan mengeluarkan bayangan jika tersorot oleh cahaya lain.

Hal tersebut dijelaskan dalam kitab Subulul-Huda war-Rasyad, Muhammad bin Yusuf as-Shalihi mengutip pendapat Ibn Sab’. 

وقال ابن سبع رحمه اللَّه تعالى: في خصائصه: إن ظله صلى اللَّه عليه وسلم كان لا يقع على الأرض وإنه كان نوراً وكان إذا مشى في الشمس أو القمر لا يظهر له ظل. 

Artinya: “Ibnu Sab’ menyebutkan beberapa keistimewaan Nabi SAW. Di antaranya bayangan beliau tidak tampak pada tanah. Pasalnya, beliau adalah cahaya. Sehingga jika beliau berjalan di bawah sinar matahari atau cahaya bulan, tidak akan tampak bayangan padanya.”

3 dari 5 halaman

2. Hati Tetap Terjaga Meski Tertidur

Hati Rasulullah SAW tetap terjaga meski kedua matanya tertidur. Hal ini diakui oleh Rasulullah SAW ketika ditanya oleh istrinya, Siti Aisyah. 

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ؟ فَقَالَتْ: مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ، وَلَا فِي غَيْرِهِ، عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً. يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي 

Artinya: “Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf pernah bertanya kepada Siti Aisyah, istri Nabi SAW. tentang bagaimana shalatnya Rasulullah saw. pada bulan Ramadhan. Siti Aisyah menjawab, “Baik di dalam bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, Rasulullah SAW. shalat tidak lebih dari 11 rakaat. Beliau tunaikan empat rakaat. Jangan engkau tanyakan bagus dan lamanya. Kemudian beliau tunaikan lagi empat rakaat. Jangan engkau tanyakan bagus dan lamanya. Kemudian beliau tunaikan lagi tiga rakaat.” 

Siti Aisyah berkata, “Aku sempat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan witir?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, sesungguhnya walau kedua mataku  tidur, tetapi hatiku tidak tidur'.” (HR Malik).

4 dari 5 halaman

3. Tidak Pernah Menguap

Menguap adalah perkara yang tidak disukai Allah dan disenangi oleh setan. Menguap disebabkan oleh banyaknya makan, kenyangnya perut, dan lesunya badan, sehingga berujung pada malasnya beribadah.

Menariknya, para nabi termasuk Rasulullah SAW tidak pernah menguap. Ini disebutkan Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Syarah Shahih al-Bukhari. 

Dalam hadis riwayat Bukhari disebutkan bahwa menguap berasal dari setan. Kalau bisa menahan untuk tidak menguap.

التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ: هَا، ضَحِكَ الشَّيْطَانُ 

Artinya: “Menguap itu berasal dari setan. Jika salah seorang dari kalian menguap, maka tahanlah semampu mungkin. Sesungguhnya, jika salah seorang dari kalian berkata ‘hah’, maka setan tertawa." (HR Bukhari).

5 dari 5 halaman

4. Kotorannya Diserap oleh Bumi

Keistimewaan Rasulullah SAW berikutnya adalah kotorannya diserap oleh bumi. Ini disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyah yang menceritakan pengalaman pelayan Siti Aisyah bernama Laila.

يْلَى مَوْلَاةُ عَائِشَةَ، قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَخْرُجُ مِنَ الْخَلَاءِ فَأَدْخُلُ فِي أَثَرِكَ فَلَمْ أَرَ شَيْئًا، إِلَّا أَنِّي أَجِدُ رِيحَ الْمِسْكِ؟ فَقَالَ:  إِنَّا مَعْشَرَ الْأَنْبِيَاءِ تَنْبُتُ أَجْسَادُنَا عَلَى أَرْوَاحِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَمَا خَرَجَ مِنَّا مِنْ نَتْنٍ ابْتَلَعَتْهُ الْأَرْضُ 

Artinya: “Laila, pelayan Siti Aisyah, pernah bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasul, setiap engkau keluar tempat buang hajat, aku memasukinya. Namun, aku tidak mendapati apa-apa.’ Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya kami, wahai golongan para nabi, tubuh kami tumbuh pada ruhnya para penghuni surga. Kotoran apa pun yang keluar dari kami, pasti akan diserap bumi’.”

Itulah empat keistimewaan Rasulullah SAW lengkap dengan dalil yang menjelaskannya. Tentu saja masih ada keistimewaan Rasulullah SAW lainnya.

Wallahu’alam.