Sukses

3 Siswa MTsN 19 Pondok Labu Meninggal Tertimpa Tembok Apakah Mati Syahid?

Tragedi memilukan terjadi di dunia pendidikan. Sebanyak tiga siswa meninggal dunia akibat robohnya tembok MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022)

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi memilukan terjadi di dunia pendidikan. Sebanyak tiga siswa meninggal dunia akibat robohnya tembok MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022). Selain itu, ada pula sejumlah siwa yang mengalami luka-luka.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji menjelaskan kronologi robohnya tembok MTSN 19 Pondok Labu. Diketahui, Peristiwa robohnya tembok MTsN 19 ini terjadi pukul 14.50 WIB.

"Beberapa siswa yang sedang bermain di area taman sekolah tertimpa tembok yang roboh, karena tembok tidak mampu menahan luapan air yang ada," kata dia.

Menurut dia, posisi sekolah berada di dataran rendah, yang di sekitarnya terdapat saluran PHB Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai.

Tiga korban tersebut yakni, Dicka Safa Ghifari (13 th), Muh. Adnan Efendi (12 th) dan Dendis Alatif (13 th).

Kini, korban meninggal telah dimakamkan. Korban luka juga sudah dipulangkan dan tinggal satu pasien yang masih dirawat karena mengalami patah tulang.

Duka mendalam dirasakan oleh keluarga dan masyarakat. Bagaimana tidak, anak-anak yang sedang menuntut ilmu menjadi korban dalam musibah ini.

Kemudian, bagaimana perspektif Islam melihat kematian diakibatkan musibah? apakah mati syahid?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Jenis Mati Syahid

Mati syahid merupakan salah satu kemuliaan di dalam Islam. Mengutip muhammadiyah.or.id, menurut ulama Asy’ariyah, Ar-Raghib Al-Ashfahani, orang yang syahid ketika sakaratul maut memperoleh anugerah seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur'an Surat Fushshilat ayat 30, Al-Hadid ayat 19 dan Ali ‘Imran ayat 169.

Kemuliaan mati syahid itu lantas bukan bermakna bahwa kematian sejatinya bernilai lebih baik dari kehidupan sehingga menjadikan umat muslim menjalani hidup dalam teologi maut: segan hidup dan berani mati.

Makna Mati Syahid

Tetapi maknanya adalah bahwa mati syahid itu memiliki derajat nilai yang sama mulianya dengan kehidupan yang penuh martabat, dalam keadaan beriman, dan tidak diperbudak oleh siapapun baik secara ruhani dan jasmani.

Karena itulah putri Abu Bakr Ash-Shidiq Radhiallahu ‘anhu mengeluarkan ungkapan mahsyur yang berbunyi, “isy kariman au mut syahidan”, hidup mulia atau mati syahid. Yang sayangnya, ungkapan ini seringkali dibajak oleh kelompok ekstrimis-fundamentalis keluar dari konteks dan makna aslinya.

Pada umumnya, sebutan mati syahid disematkan pada kaum muslimin yang mati dalam keadaan berperang di jalan Allah. Namun ternyata, mati syahid juga diberikan kepada umat Islam di luar kondisi tersebut.

Hal ini menunjukkan betapa luasnya anugerah Allah Swt sebab jika mati syahid diberikan hanya pada mereka yang gugur di medan perang saja, niscaya akan sedikit sekali umat Nabi Muhammad Saw yang mendapatkan derajat mulia mati syahid.

 

 

3 dari 3 halaman

11 Jenis Mati Syahid dalam Islam dan Kesimpulan

Lalu apa saja jenis-jenis mati syahid berdasarkan hadis Nabi Muhammad Saw? Berikut rangkuman tentang 11 Jenis Mati Syahid berdasarkan artikel karya Sekretaris PP Muhammadiyah yang juga Dosen Program Studi Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga, Dr. Agung Danarto, M.Ag, di Majalah Suara Muhammadiyah No.14-16 Tahun 2018.

1. Orang yang Terbunuh di Jalan Allah

2. Orang yang Mati di Jalan Allah

3. Orang yang Senantiasa Berdoa/Rindu Agar Mati di Jalan Allah

4. Orang yang Meninggal Karena Wabah Penyakit/Pandemi

5. Orang yang Mati Karena Penyakit di dalam Perutnya

6. Orang yang Mati Tenggelam

7. Orang yang Mati Tertimpa Benda Keras

8. Orang yang Mati Terbakar

9. Wanita yang Meninggal Karena Kehamilannya

10. orang yang Meninggal Karena Membela atau Mempertahankan Hartanya

11. Orang yang Mati Terbunuh Karena Membela Agama dan Anggota Keluarganya.

Khusus poin 2 dan 7, orang yang mati di jalan Allah dan Mati tertimpa benda keras (musibah) relevan dengan musibah yang menimpa ketiga siswa tersebut.

Pada pengertian ini, mati syahid fi sabilillah karena nonperang misalnya seperti mati saat menuntut ilmu, meninggal karena kecelakaan di perjalanan dakwah, wafat ketika sedang di dalam agenda dakwah hingga wafatnya seorang penegak hukum saat bertugas memberantas kemaksiatan dan kemunkaran.

Kemudian, orang yang mati karena tertimpa benda keras, baik karena tertimpa pohon yang roboh, tertimpa batu yang longsor, tertimpa pesawat atau meteor, tertimpa rudal, tertimpa rumah karena gempa, tertimpa material dari gedung yang tinggi karena kecelakaan kerja, dan sebagainya disifati sebagai syahid.

Dari pengertian tersebut, secara lahir, ketiga siswa tersebut bisa dikategorikan mati syahid. Insya Allah.

Tim Rembulan