Liputan6.com, Jakarta - Nabi Nuh berdakwah hingga ratusan tahun kepada kaumnya agar menyembah Allah, tidak kepada berhala. Namun, hanya sedikit kaumnya yang jadi pengikut Nabi Nuh.
Bahkan, anak dan istri Nabi Nuh sendiri tak mau mengikuti ajakannya. Mereka tergolong orang kafir lantaran tidak menyembah Allah SWT.
Suatu ketika Nabi Nuh berdoa agar kaumnya dibinasakan. Doa Nabi Nuh akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT.
Advertisement
Baca Juga
Namun sebelum azab itu turun kepada kaumnya yang kafir, Nabi Nuh bersama orang-orang beriman membuat kapal besar. Kapasitas kapal tersebut bisa mengangkut semua orang-orang beriman dan hewan-hewan agar tidak punah.
Singkat cerita, Nabi Nuh berhasil membuat kapal besar itu. Azab pun tiba kepada mereka yang enggan mengikuti ajakan Nabi Nuh untuk menyembah Allah SWT.
Kaum Nabi Nuh yang kafir, termasuk anak dan istrinya, ikut binasa terombang-ambing banjir besar. Sementara Nabi Nuh, orang-orang beriman, dan hewan-hewan yang masuk ke dalam kapal besar selamat dari azab Allah SWT.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Gunung Ararat dari Dekat
Setelah ratusan hari tombang-ambing banjir besar, kapal Nabi Nuh berlabuh, di Gunung Judi atau Bukit Judi. Beberapa penelitian mengklaim Gunung Judi yang dimaksud adalah Gunung Ararat, Turki. Klaim tersebut berdasar pada penemuan struktur yang diduga merupakan perahu itu di Gunung Ararat di Turki timur pada akhir 1950-an.
Gunung Ararat adalah gunung berapi yang berada di Turki. Gunung ini merupakan puncak tertinggi Turki dan Dataran Tinggi Armenia dengan ketinggian 5.137 mdpl. Dalam cerita Israiliyat diidentifikasikan gunung inilah tempat berlabuhnya Bahtera Nabi Nuh setelah "air bah" yang menimpa orang-orang kafir di zaman Nabi Nuh.
Berikut Liputan6.com perlihatkan penampakan Gunung Ararat dari dekat yang disebut lokasi berlabuhnya atau terdamparnya kapal Nabi Nuh.
Advertisement