Sukses

Hari Dokter Nasional dan Sosok Ibnu Sina sang ‘Bapak Kedokteran Modern’

Berkaitan dengan peringatan Hari Dokter Nasional ini, umat Islam patut berbangga, sebab kita memiliki ulama yang ahli dalam bidang kedokteran, yakni Ibnu Sina yang dijuluki ‘Bapak Kedokteran Modern.’

Liputan6.com, Cilacap - Setiap tanggal 24 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Hari ini Senin, 24 Oktober 2022 diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Peringatan Hari Dokter Nasional setiap tahunnya dirayakan oleh rekan-rekan dokter di Indonesia.

Mengutip kanal Regional Liputan6.com, momen ini identik dengan hari jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), di mana pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.

Untuk merayakan Hari Dokter Nasional, biasanya para dokter memperingatinya dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan kedokteran, seperti pengobatan gratis, senam sehat, konsultasi kesehatan gratis, dan berbagai jenis kegiatan lainnya.

Perjalanan dokter di Indonesia yang paling diingat dan tercatat dalam buku sejarah adalah ketika dokter Wahidin Sudirohusodo berkeliling ke berbagai kota di Jawa. Namun, dokter Wahidin tidak sekadar menjalankan profesinya, ia juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan.

Setelah itu, banyak dokter di Nusantara selama penjajahan mulai bergabung dalam sebuah wadah untuk mencerdasakan kaum bumiputra, salah satunya adalah Boedi Oetomo.

Berkaitan dengan peringatan Hari Dokter Nasional ini, umat Islam patut berbangga, sebab kita memiliki ulama yang ahli dalam bidang kedokteran, yakni Ibnu Sina yang dijuluki ‘Bapak Kedokteran Modern.’

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Sosok Dokter Cerdas dan Hafal Al-Qur'an

Mengutip Buku 'Biografi Ibnu Sina (Bapak Kedokteran Modern)' karya Mohamad Wildan Syamsu Dluha, Ibnu Sina merupakan anak yang cerdas. Hal ini dapat dilihat dari prestasinya yang sudah bisa menghafal Al-Qur’an di usia yang dini.

Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode-metode baru dari perawatan.

Dengan mempelajari kedokteran sejak awal, membuat beliau sangat senang dalam mempelajarinya, dan berpendapat bahwa kedokteran itu lebih mudah daripada ilmu matematika, metafisika, astronomi dan ilmu lain, maka dari itu beliau dapat mempunyai progress yang sangat nampak di bidang kedokteran.

“Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat-obat yang sesuai,” tulis Ibnu Sina sebagaimana dikutip dalam buku tersebut.

Ibnu Sina sudah dapat melakukan perawatan terhadap pasien sesuai dengan obat-obat yang diperlukan, ini merupakan capaian yang sangat cemerlang, mengingat usianya yang baru 18 tahun pada waktu itu.

Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.

Ibnu Sina pun berhasil menyembuhkan penyakit yang diderita oleh sang raja. setelah menyembuhkan penguasa Bukhara tersebut, sebagai imbalan Sultan mengizinkan Ibnu Sina memanfaatkan perpustakaan pribadinya, sejak itu ia memuaskan dirinya dengan berbagai bahan bacaan ilmu pengetahuan.

Sejak saat itu Ibnu Sina merasa senang dan sangat menikmati masa remajanya yang dilengkapi dengan banyak bacaan yang digemarinya dan dapat mengembangkan penelitian-penelitiannya lebih lanjut.

3 dari 3 halaman

Karya-Karya Ibnu Sina

Mengutip wikipedia, jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul). Kualitas karyanya yang begitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan politik, menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Beberapa Karyanya yang sangat terkenal di antara lain :

1. Qanun fi Thib (Canon of Medicine), (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)

2. Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)

3. An Najat

4. Mantiq Al Masyriqin (Logika Timur)

Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya yang terkenal adalah :

1. Hayy ibn Yaqzhan

2. Risalah Ath-ThairRisalah fi Sirr Al-Qadar

3. Risalah fi Al- 'IsyqTahshil As-Sa'adah

Dan beberapa puisi terpentingnya yaitu :

1. Al-Urjuzah fi Ath-Thibb

2. Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah

3. Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah

 

Khazim Mahrur