Liputan6.com, Banyumas - Secara umum, umat Islam tahu bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal, tahun Gajah, atau jika dikonversikan ke kalender masehi jatuh pada tahun 570 atau 571 Masehi.
Namun, jarang yang mengetahui bagaimana prosesi persalinan atau kelahiran Nabi Muhammad SAW dari ibunda mulia Aminah binti Wahab.
Sementara, sebenarnya prosesi kelahiran manusia termulia itu ada dalam berbagai riwayat atau tarikh nabi. Itu termasuk keajaiban-keajaiban dalam kelahiran Nabi SAW.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip mui.or.id, ibunda Aminah mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak merasa letih, tidak kesulitan dalam beraktivitas dan tidak merasakan perasaan berat lain ketika mengandung Nabi Muhammad SAW.
Berbagai kemudahan juga dirasakan Aminah saat melahirkan bayinya. Saking mudahnya, ibunda Aminah hampir tidak merasa apa pun. Soal ini Aminah berkata :
لَقَدْ عَلِقْتُ بِهِ، فَمَا وَجَدْتُ لَهُ مَشَقَّةً حَتَّى وَضَعْتُهُ، فَلَمَّا فَصَلَ مِنِّي خَرَجَ مَعَهُ نُوْرٌ، ثُمَّ وَقَعَ عَلَى الْاَرْضِ مُعْتَمِدًا عَلَى يَدَيْهِ
“Aku sungguh tengah mengandungnya (Muhammad), tapi aku tidak merasa letih sampai aku melahirkannya. Ketika Muhammad lahir, bersamanya keluar cahaya, kemudian dia telungkup bersandar pada dua tangannya.” (Lihat: Muhammad Abu Zahrah, Khatimun Nabiyyin, juz 1 hlm 98).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Nabi Muhammad Lahir Keluar Cahaya
Namun begitu, lazimnya orang yang melahirkan, Aminah ditemani oleh beberapa orang. Sebab, biasanya wanita melahirkan akan berada dalam situasi hidup dan mati, ketika melahirkan anaknya dengan normal.
Karena itu, Aminah ditemani oleh tiga orang perempuan. Mereka yakni, as-Syifa binti ‘Amr, ibu dari sahabat Abdurrahman bin ‘Auf.
Menurut Abu Nu’aim al-Ashfihani dalam Dalail an-Nubuwwah, As-Syifa sendiri dikenal sebagai perempuan yang membidani kelahiran Nabi Muhammad SAW. (Abu Nu’aim al-Ashfihani, Dalailun Nubuwwah, Beirut, hlm 35)
Kemudian Ummu Aiman, ibu dari sahabat Usamah bin Zaid. Mengutip Asad al-Ghabah, karya Ibnu al-Atsir, Ummu Aiman merupakan orang yang merawat Nabi sejak Nabi lahir sampai dewasa. (Ibn al-Atsir, Asad al-Ghabah, juz 7 hlm. 290).
Dan perempuan terakhir yang menemani Aminah melahirkan Nabi adalah Fatimah binti Abdullah, ibu dari sahabat Utsman bin Abi al-‘Ash.
Masih menurut Ibnu al-Atsir, dalam kesaksian Fatimah, dia mengisahkan, “Saat Aminah mengalami kontraksi, aku melihat gugusan bintang menjadi terasa lebih dekat, bahkan sampai aku mengira bintang-bintang itu akan jatuh menimpaku, dan saat Aminah melahirkan, keluar darinya cahaya yang menerangi, memenuhi seisi rumah, saat itu aku tidak melihat apa pun selain cahaya tersebut.” (Ibnul Atsir, Asadul Ghabah, juz 7 hlm. 354).
Tim Rembulan
Advertisement