Sukses

Kisah Pemuda dalam Sejarah Islam, Umar bin Khatab hingga Nabi Yusuf

Mayoritas orang–orang yang merespons baik seruan Nabi Muhammad SAW adalah kalangan muda. Mereka di antaranya adalah sahabat Abu Bakar yang masuk Islam pada usia 38 tahun, Umar bin Khatab masuk Islam pada umur 28 tahun dan Ali bin Abi Thalib

Liputan6.com, Jakarta - Pada akhir Oktober, bangsa Indonesia memperingati sebuat momen spesial, yakni Hari Sumpah Pemuda, tepatnya 28 Oktober. Nyaris seabad lalu, pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II melahirkan tiga keputusan penting yang di belakang hari disebut sebagai sumpah pemuda.

Tiga keputusan itu meneguhkan tekad bahwa para pemuda yang berasal dari suku, agama, ras, dan latar belakang berbeda akan bersatu dalam tiga hal yang menunjukkan sebagai jati diri bangsa Indonesia.

Kongres tersebut menghasilkan sebuah ikrar yang sangat penting bagi lahirnya Bangsa Indonesia, yaitu: Sumpah Pemuda. Keputusan Konggres Pemuda II tersebut menegaskan cita-cita akan ada “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”.

Sumpah pemuda ini menjadi batu pijakan penting untuk sejarah Indonesia di masa-masa selanjutnya. Tiga ikrar itu terus didengungkan agar perjuangan bangsa Indonesia tak patah karena ditopang oleh seluruh komponen bangsa, dengan pemuda sebagai motornya.

Sejak dahulu kala, pemuda selalu menjadi penentu sejarah. Pemuda menjadi motor, sekaligus penopang perubahan.

Itu termasuk pada zaman perkembangan Islam awal. Seperti dikisahkan dalam sirah Nabi, mayoritas orang–orang yang merespons baik seruan nabi adalah kalangan muda. Mengutip geografi.ums.ac.id, mereka di antaranya adalah sahabat Abu Bakar yang masuk Islam pada usia 38 tahun, Umar bin Khatab masuk Islam pada umur 28 tahun dan Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam kurang dari umur 10 tahun dan masih banyak yang lainnya yang masuk Islam pada kisaran umur 12,13,14 dan 15 tahun.

Islam sendiri memberikan perhatian yang sangat besar kepada upaya pembangunan kualitas para pemuda. Oleh karena itulah, banyak ayat al-Qur’an dan hadis Rasulullah yang memberi teladan dan mendorong kita untuk membina dan mengarahkan para pemuda agar lahir generasi berkualitas. Tidak sedikit pemuda Islam yang memiliki ahlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan tidak menuruti gejolak hawa nafsu mudanya.

Al-Qur'an juga mengisahkan tentang pemuda Ashabul Kahfi, sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral yang tinggi. Surat al Kahfi ayat 13 yang artinya: ”Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Rasulullah Memuliakan Pemuda

Selain itu, banyak ayat al-Qur’an yang mengisahkan para pemuda yang telah mengukir prestasi dalam berbagai keutamaan, antara lain adalah Ismail yang telah rela mengorbankan dirinya untuk dipotong lehernya karena taat pada Allah dengan penuh kesadaran.

Kisah pemuda Yusuf juga menunjukkan tingginya kualitas akhlak dan ketaatan seorang pemuda. Ia diajak oleh seorang wanita yang teramat cantik untuk melakukan hubungan badan, yang seandainya ia mau melakukannya tidak akan ada sesuatupun yang dapat menghalanginya. Namun nabi Yusuf menolak ajakan tersebut dan memilih hidup mendekam di penjara semata-mata karena ketakwaannya kepada Allah SWT.

Terkait ketinggian kualitas akhlak pemuda, Rosulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah” (HR Ahmad).

Kata shabwah pada hadis di atas bermakna pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya. Pemuda tersebut membiasakan diri melakukan kebaikan dan berusaha menjauhi keburukan. Pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.

Oleh karena itu, masa muda harus diisi dengan berbagai aktivitas baik keilmuan maupun keimanan seperti telah dipesankan oleh Rasulullah dalam sabda Beliau: “Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu”. (HR Hakim).

Hadis di atas menyebutkan pentingnya masa muda untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya sebelum masa muda itu berlalu dan kita menjadi tua..Masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Namun di sisi lain, masa muda juga masa yang penuh dengan gejolak untuk memperturutkan hawa nafsu.

Pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun psikologis dan sedang mencari jati diri, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwanya. Hal ini menyebabkan pemuda rawan mengalami keguncangan dalam hidup.

Oleh karena itu, generasi tua perlu membimbing dan mendampingi generasi muda agar mereka tidak salah memilih jalan. Agar lahir pemuda-pemuda cerdas nan tangguh dan berakhlak mulia sehingga masa depan bangsa ini semakin berjaya.

Tim Rembulan