Liputan6.com, Bogor - KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur adalah seorang tokoh muslim Indonesia dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Ia pernah menjabat Presiden Republik Indonesia keempat sejak tahun 1999 hingga 2001.
Gus Dur lahir pada 4 Agustus 1940 dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya bernama KH Wahid Hasyim merupakan tokoh NU sekaligus putra dari Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Sedangkan ibunya, Hj Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, KH Bisri Syamsuri.
Melansir situs Kepustakaan Presiden, sejak kecil Gus Dur sudah gemar membaca. Ia memanfaatkan perpustakaan ayahnya sebagai ruang untuk menambah wawasan baru. Kegemarannya dalam membaca membuat ia sering berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai anak kiai, Gus Dur tidak pernah berhenti untuk mempelajari ilmu agama. Tercatat ia pernah menjadi santri di Pesantren Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur. Kemudian ia melanjutkan studinya ke Mesir. Sepulang dari Mesir, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru.
Semasa hidupnya, Gus Dur menekuni bakatnya sebagai penulis. Dengan tulisan ia bisa membagikan pemikiran-pemikirannya. Tak jarang ia juga menyelipkan nasihat-nasihat melalui tulisannya.
Gus Dur wafat saat dalam usianya yang ke-69 tahun pada 30 Desember 2009 pukul 18.40 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Mesti sosoknya telah tiada, namun nasihat dan pemikirannya masih abadi.
Berikut ini beberapa kata-kata bijak Gus Dur tentang kehidupan hingga toleransi yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kata-Kata Gus Dur
1. Sabar itu nggak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti nggak sabar
2. Peran agama sesungguhnya membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya bagian dari umat manusia dan alam semesta."
3. Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.
4. Tidak penting apa agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua manusia, maka orang tidak pernah tanya apa agamamu
5. Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat
6. Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.
7. Bangsa ini menjadi penakut! Karena tidak berani dan tidak mau bertindak menghukum yang bersalah.
8. Orang yang masih terganggu dengan hinaan dan pujian manusia, dia masih hamba yang amatiran.
9. Allah itu maha besar. Ia tidak memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Ia Maha Besar karena Ia ada. Apapun yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya.
10. Agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikannya. Kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah.” Kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah.
Advertisement
Kata-Kata Gus Dur
11. Perbedaan itu fitrah. Dan ia harus diletakkan dalam prinsip kemanusiaan universal.
12. Islam itu datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya Arab. Bukan untuk ‘aku’ menjadi ‘ana’, ‘sampeyan’ jadi ‘antum’, ‘sedulur’ jadi ‘akhi’. Kita pertahankan milik kita. Kita harus serap ajarannya, nukan budaya Arabnya.
13. Islam di Indonesia itu timbul dari basis kebudayaan. Jika itu dihilangkan, maka kemungkinannya ada dua, yaitu pertama kebudayaan akan mati, kedua Islam akan hancur. Pesan saya, jadilah pemikir yang sehat.
14. Dari sudut agama, saya ingin mengingatkan, agar ketidaksenangan kita terhadap seseorang atau suatu kaum jangan sampai menyebabkan kita berlaku tidak adil dalam memutuskan sesuatu.
15. Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.
16. Esensi Islam tidak terletak pada pakaian yang dikenakan, melainkan pada kahlak yang dilaksanakan.”
17. Jika kita merasa muslim terhormat, maka kita akan berpuasa dengan menghormati orang yang tidak berpuasa.
18. Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.
19. Memaafkan tidak akan mengubah masa lalu, tetapi memberi ruang besar untuk masa depan.
20. Sebenar apapun tingkahmu, sebaik apapun perilaku hidupmu, kebencian dari manusia itu pasti ada. Jadi jangan terlalu diambil pusing. Terus saja jalan.
Kata-Kata Gus Dur
21. Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah.
22. Tuhan tidak perlu dibela, Dia sudah maha segalanya. Belalah mereka yang diperlakukan tidak adil.
23. Mestinya yang merayakan hari natal bukan hanya umat Kristen, melainkan juga umat Islam dan umat beragama lain, bahkan seluruh umat manusia. Sebab, Yesus Kristus atau Isa Al-Masih adalah juru selamat seluruh umat manusia, bukan juru selamat umat Kristen saja.
24. Sebuah masyarakat tanpa spritualitas hanyalah akan berujung pada penindasan, ketidakadilan, pemerasan, dan perkosaan, atas hak-hak sasi warganya.
25. Negeri ini paling kaya di dunia tapi sekarang negeri ini menjadi melarat karena para koruptor tidak ditindak dengan tegas.
26. Humor tidak bisa menjatuhkan pemerintah. Tetapi humor bisa membantu membusukkan suatu rezim.
27. Kepemimpian yang baik dapat membawa hasil yang baik tanpa banyak menumpahkan darah.
28. Marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesejarahan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali
29. Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng.
30. Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita menjadi lebih sehat.
Advertisement
Kata-Kata Gus Dur
31. Demokrasi harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan setiap warga negara tanpa membedakan latar belakang ras, suku, agama, dan asal-muasal, di muka undang-undang
32. Tugas pokok intelektual adalah mempertahankan kebebasan berpikir, bukan membunuh kebebasan berpikir.
33. Dari sudut agama, saya ingin mengingatkan, agar ketidaksenangan kita terhadap seseorang atau kaum, jangan sampai menyebabkan kita berlaku tidak adil dalam memutuskan sesuatu.
34. Perpustakaan adalah tempat untuk memenuhi dahaga ilmu pengetahuan
35. Pemahaman apa pun yang berbeda apalagi bertentangan bisa menjadi bibit – bibit perpecahan apalagi bertentangan, bisa menjadi bibit-bibit – bibit perpecahan dan persatuan bangsa.
36. Agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikannya.
37. Kalau Anda tidak ingin dibatasi, janganlah Anda membatasi. Kita sendirilah yang harusnya tahu batas kita masing-masing.
38. Mari kita tanya dalam hati kita, apakah kita ini berjuang untuk suatu kepentingan yang besar yaitu kedamaian dan keutuhan NKR
39. Keutuhan negara hanya akan tercapai kalu ia memberikan perlakuan yang sama dimuka hukum.
40. Meskipun takut, kita jalan terus, berani melompati pagar batas ketakutan tadi, mungkin di situ harga kita ditetapkan.