Liputan6.com, Jakarta - Pembina Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Komjen Pol. Purn. H. Syafrudin Kambo mengingatkan semua pihak untuk tidak menyebarkan diksi seperti 'asing', 'aseng', 'kadrun', dan 'cebong' jika istilah itu untuk memunculkan polarisasi di masyarakat.
"Mari kita hindari sekat-sekat sebab semua punya kontribusi dalam perjalanan sejarah Indonesia," kata Syafrudin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, dikutip Antara.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, kata dia, tidak ada lagi saling klaim yang memunculkan polarisasi, dan tidak boleh ada lagi istilah asing, aseng, cebong, dan kadrun
Syafrudin mengemukakan hal itu saat memberikan sambutan pada pelantikan Pengurus PITI periode 2022—2027 di Gedung DMI, Jakarta, Sabtu, dikutip Antara.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu mengakui bangga dengan PITI yang telah berkiprah, bahkan sebelum Republik Indonesia lahir.
Untuk itu, Syafruddin mengajak bangsa Indonesia bersyukur karena di negara yang beragam suku dan agamanya, tetapi tetap satu negaranya, yaitu Indonesia.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sumpah Pemuda dan Maulid Nabi
Mantan Wakapolri ini lantas mengajak semua pihak untuk melihat Indonesia sebagai sebuah perahu besar.
"Indonesia ibarat kapal besar dan semua berhak ikut di dalamnya. Apalagi, kita sedang menuju Indonesia Emas tahun 2045," ucapnya.
Ia menyebutkan pelantikan pengurus PITI ini bertepatan momentumnya dengan Hari Sumpah Pemuda dan momentum Maulid Nabi Muhammad saw.
"Insyaallah, dengan pelantikan PITI bertepatan dengan dua momentum itu, PITI dapat berkahnya," ucap Syafrudin.
Dalam pelantikan itu, ditampilkan juga sambutan Ketua Dewan Masjid Indonesia H.M. Jusuf Kalla dan ucapan selamat dari Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo melalui video dan tausiah yang disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. Dr. Nasaruddin Umar.
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla mengingatkan agar pengurus PITI memberikan yang terbaik kepada anggotanya dan masyarakat, baik di bidang dakwah maupun sosial.
"Terutama menjaga persatuan Indonesia dan memberikan motivasi bagi kebaikan karena pengurus itu intinya adalah pengabdian," ujarnya.
Advertisement