Liputan6.com, Kulonprogo - Pernahkah terbesit dalam benak untuk melakukan suatu kebaikan, tapi malah tidak jadi melakukan apa-apa? Misalnya, ketika melihat orang dalam keadaan susah, terbesit dalam hati untuk membantu, tapi tidak terealisasikan.
Contoh lain, melihat kesempatan untuk bersedekah dan sudah niat untuk memberikan sedikit rezeki, tapi diurungkan lagi. Mendengar suara azan berkumandang dan sudah tahu pentingnya untuk menyegerakan salat, tapi malah lebih memilih untuk menundanya.
Baca Juga
Mungkin kita pernah mengalami situasi seperti itu. Membiarkan keinginan atau niat baik itu meluap begitu saja, tapi kita tidak bersegera untuk membuat langkah.
Advertisement
Kenapa ya susah sekali rasanya untuk bersegera melakukan suatu kebaikan padahal ingin melakukan kebaikan itu?
Bisa saja itu terjadi karena kita merasa memiliki banyak waktu dan berpikir bahwa ada hari esok untuk melakukan kebaikan itu, sehingga pada akhirnya sering menunda waktu.
“Bentar lagi deh salatnya, abis selesai ini. Ah nanti aja deh pake kerudungnya, kalau udah nikah. Besok lagi deh sedekahnya, kalau punya uang lebih banyak. Nanti aja taubatnya, kalau udah pulang haji.”
Alasan-alasan seperti itu kerapkali rasanya terjadi pada diri kita. Padahal tidak ada yang bisa menjamin di lain waktu masih memiliki kesempatan itu. Sebagai manusia kita tidak tahu bahwa hari esok masih memiliki umur atau justru waktunya kembali pada-Nya.
Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak banyak menunda dan bisa segera untuk melakukan suatu kebaikan?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Cara Agar Tidak Menunda Kebaikan
Dalam sebuah tausiyah di YouTube Hanan Attaki yang dibawakan oleh Ustaz Hanan Attaki, ia mengatakan bahwa ada tiga acara untuk bisa melakukannya.
1. Besitkan dalam Benak
Pertama, kita harus besitkan dalam benak bahwa tidak ada waktu yang lebih tepat untuk melakukan kebaikan, selain saat ini juga.
Karena ketika sudah menunda dengan suatu alasan, kita akan mudah untuk mencari alasan-alasan lainnya, yang pada akhirnya tidak melakukan apa-apa.
2. Hapus Mindset Perfeksionis
Kedua, mencoba menghapus mindset perfeksionis dalam diri kita. Berpikir bahwa sekecil apapun kebaikan, tidak akan pernah sisa-sia.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Artinya: “Janganlah kamu menganggap remeh kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri.” (H.R. Muslim no 2626)
Advertisement
3. Niatkan karena Allah SWT
Ketiga, niatkan kebaikan yang kita lakukan itu karena Allah SWT, bukan manusia. Karena biasanya ketika kita berbuat baik kepada manusia, kebaikan kecil itu terkadang kurang dihargai, bahkan cenderung diabaikan.
Tapi, ketika berbuat baik karena Allah SWT, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, Allah SWT pasti akan menghargainya.
Allah SWT berfirman,
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.” (Q.S Al-Zalzalah: 7, ayat Al-Qur'an terkait dapat dilihat di sini)
Mungkin ibadah yang kita kerjakan tidak seberapa, tapi ketika kita bersegera untuk istighfar setelah melakukan sebuah kesalahan, bersedekah walaupun hanya dengan sebutir kurma, menyenangkan hati teman walau hanya dengan senyuman. Itu bisa bernilai besar di sisi Allah SWT.
Penulis: Hamzah Setia Al Muhandisyi