Sukses

Hari Ayah Nasional, Ketahui 4 Cara Berbakti kepada Orangtua Berdasar Al-Qur'an dan Hadis

Tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Lantas kapan hari ayah sedunia? Hari ayah sedunia diperingati tiap tanggal 19 Juni

Liputan6.com, Banyumas - Tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Lantas kapan hari ayah sedunia? Hari ayah sedunia diperingati tiap tanggal 19 Juni.

Terlepas dari perbedaan Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia itu, sebagai anak, tentu saja harus berbakti kepada orangtua, ayah dan ibu. Sebab, jasa orangtua sangat besar untuk anaknya.

Kedua orangtua merawat anaknya hingga dewasa. Kasih sayangnya tercurah untuk anak-anaknya. Mereka berusaha keras memenuhi semua kebutuhan, pendidikan, dan lain sebagainya.

Untuk menjelaskan, betapa besar jasa orangtua, Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Abu Hurariah bersabada: 

لَا يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدًا، إِلَّا أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ

Artinya: “Seorang anak tidak akan mampu membalas orang tua kecuali ia menemukan orang tuanya jadi budak lalu ia membelinya kemudian memerdekakan.” (HR Muslim: 25).

Begitulah Nabi Muhammad SAW menggambarkan betapa besar jasa kedua orangtua kita. Namun, zaman sekarang sudah tidak ada perbudakan. Dengan kata lain, utang anak-anak akan jasa orangtua sangat besar dan nyaris tak mungkin terbayar.

Karena itu, yang bisa dilakukan adalah dengan berbakti kepada ayah dan ibu, kedua orangtua kita. Meskipun tidak mungkin membalasnya dengan seimbang, akan tetapi sudah menjadi kewajiban, agar anak berbakti kepada orangtua, baik saat orang tua masih hidup maupun sudah meninggal dunia.

Berikut adalah cara berbakti kepada orangtua, berdasar Al-Qur'an dan Hadis, seperti diulas oleh Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-Nasimiyyah, Semarang, dan dimuat di laman NU, Selasa, 2 Juli 2019.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Cara Berbakti kepada Orangtua yang Masih Hidup

1. Menafkahi Orangtua

Karena tak mungkin bisa membalas jasa orangtua, bukan berarti anak tak berkewajiban membalas dengan kebaikan-kebaikan. Salah satu caranya adalah dengan menafkahi mereka saat masih hidup, bahkan ketika keduanya adalah non-muslim. Tanggung jawab ini mesti dilakukan ketika orangtua memang tidak mampu sementara anak memiliki kecukupan harta.

2. Baik dan Lemah Lembut kepada Orangtua

Seorang anak juga mesti selalu berbaik budi dan tidak berkata kasar kepada mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Artinya: “Dan kalian sembahlah Allah dan jangan kalian sekutukan Ia dengan apa pun, dan dengan bersikap baik kepada kedua orang tua.” (QS An-Nisa’: 36)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir (2/298) dijelaskan, orangtua sangat penting untuk dihormati karena Allah menjadikan orangtua sebagai media atau wasilah seorang anak bisa lahir ke alam dunia ini. Oleh karena itu, di dalam ayat Al-Qur’an, Allah berulang kali memerintahkan berbaik budi kepada kedua orangtua setelah Al-Qur’an menyebut kata Allah.

Jadi kalimat kedua orangtua (wâlidain) sering jatuh setelah kata perintah pengesaan atau penghambaan kepada Allah.

Selain ayat di atas, bisa dilihat pada ayat berikut:

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ

Artinya: “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” (QS Luqman: 41)

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS Al-Isra’: 23)

 

3 dari 3 halaman

Berkata Sopan dan Mendoakan

3. Berkata Sopan

Apa pun alasannya, seorang anak harus berkata kepada orang tua dengan tutur kata yang sopan. Bisa saja ada anak ditakdirkan menjumpai orangtuanya dalam keadaan sudah tua renta, pikun, atau daya kecerdasan otaknya menurun sehingga terjadi satu dua ketidaksepakatan antara yang tua dengan yang muda. Kondisi demikian mesti dimaklumi.

Maka di Surat Al-Isra’ dan ayat yang sama, Allah melarang anak berkata kasar meskipun sedikit saja dengan kalimat “hus” misalnya, dan membentak. Terlebih lagi memukul mereka, tentu hal ini sangat dilarang oleh agama Islam.

إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya: "Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS Al-Isra’: 23)

4. Mendoakan Kebaikan

Selain berbuat baik, seorang anak bisa berbakti kepada orang tua dengan cara mendoakannya dengan kebaikan-kebaikan yang melimpah. Dalam satu hadits, Rasulullah bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: "Apabila Manusia meninggal Dunia maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya". (HR. Muslim: 1631)

Di antara investasi terbesar orang tua adalah anak yang saleh yang mau mendoakan kedua orang tuanya. Maka, sebagian ulama menyatakan bahwa ciri-ciri anak yang shalih adalah anak yang mau mendoakan kedua orangtuanya. Hal ini terlihat dalam diksi hadits “aw waladin shâlihin yad’û lah (anak shalih yang mendoakan orang tua)".

Logikanya apabila tidak mau mendoakan, berarti tidak disebut anak saleh. Dengan demikian, ada dua hal pokok yang perlu digarisbawahi bagi anak yang ingin berbakti kepada orang tua, yaitu berbuat baik kepada mereka dengan cara berbicara yang halus, baik, tidak menyentuh kemarahan mereka dan mendoakan mereka selalu.

Tim Rembulan