Liputan6.com, Bogor - Ribuan jemaah datang dari berbagai daerah untuk menghadiri haul ke-24 Al-Allamah Arifbillah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hasan bin Hoed Al-Attas atau Habib Umar bin Hoed Al-Attas.
Haul tersebut diselenggarakan di Yayasan Pendidikan Islam Ma’had Huraidhah, Kampung Cikatapis, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (12/11/2022).
Haul Habib Umar bin Hoed Al-Attas bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan haul Quthbil Anfas Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas (pengarang Ratib Al-Attas). Haul dihadiri oleh para habib dan alim ulama, salah satunya adalah Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.
Advertisement
Baca Juga
Habib Syech memimpin Maulid Diba’, diselingi dengan selawatan kepada Nabi Muhammad SAW yang diiringi hadrah. Lantunan selawat kemudian menggema selama acara haul.
Haul ini memang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Haul digelar dalam rangka memperingati wafatnya sosok Habib Umar. Pengamatan dari tahun ke tahun, jemaah yang hadir di haul Habib Umar tak pernah sedikit, bahkan ada jemaah dari mancanegara.
Bagi jemaah yang rutin menghadiri haul dan pengajiannya mungkin sudah tidak asing lagi dengan sosok Habib Umar. Namun bagi yang belum pernah mungkin belum banyak mengenal dengan sosok ulama besar ini.
Dalam kesempatan ini, Liputan6.com akan mengulas sosok Habib Umar bin Hoed Al-Attas yang dirangkum dari berbagai sumber.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Lahir hingga Menimba Ilmu
Al-Allamah Arifbillah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hasan bin Hoed Al-Attas atau Habib Umar bin Hoed Al-Attas adalah keturunan Rasulullah SAW yang lahir di Huraidhah, Yaman Selatan pada tahun 1313 H bertepatan pada 1892 M. Beliau dilahirkan oleh seorang wanita salehah, Syarifah Nur binti Hasan Al-Attas.
Suatu ketika, seorang waliyullah besar di Huraidhah, Al Allamah Arif billah Al Habib Ahmad bin Hasan Al Attas menyampaikan bisyarah perihal kehamilan Syarifah Nur.
“Ia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang panjang usianya, penuh dengan keberkahan serta akan banyak orang yang datang untuk bertawassul dan bertabarruk padanya, hendaklah ia diberi nama ‘Umar’, sebagai pengganti kakaknya yang juga bernama Umar, yang telah wafat ketika berada di Indonesia bersama ayahnya,” kata Habib Ahmad dikutip dari situs Pondok Pesantren Qotrun Nada.
Apa yang dikatakan Habib Ahmad ternyata benar. Allah SWT memberikan umur panjang kepada Habib Umar hingga 108 tahun. Sepanjang hidupnya senantiasa berada dalam keberkahan.
Ayah Habib Umar, Habib Muhammad selama 20 tahun mengabadikan dirinya menjadi imam di Masjid Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. Kemudian Habib Muhammad tinggal di Indonesia. Sementara itu, ibunda Habib Umar wafat ketika Habib Umar berusia 15 tahun. Kemudian Habib Umar mengikuti ayahnya tinggal di Indonesia.
Habib Umar menimba ilmu ke beberapa ulama di Indonesia. Di antara guru-guru Habib Umar adalah Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas (Keramat Empang, Bogor) Habib Muhsin bin Muhammad Al Attas (Al Hawi, Jakarta) Habib Alwi Al Attas Azzabidi (Jakarta) Habib Alwi bin Muhammad Al Haddad (Bogor) Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi (Gubah Ampel, dan Surabaya) Habib Muhammad bin Ahmad Al Muhdhar (Bondowoso).
Advertisement
Ratib Al-Attas, Mendirikan Majelis hingga Wafat
Selama menimba ilmu, Habib Umar termasuk orang yang sangat tekun. Konon, ketika berguru ke Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas, beliau berangkat dari Jakarta ke Bogor menggunakan sepeda. Ini bukti bahwa semangat beliau untuk menuntut ilmu sangat luar biasa.
Pada tahun 1965 M, Habib Umar mendapat isyarah untuk menetap di kota suci Makkah. Kemudian beliau berangkat bersama 11 orang saudaranya dengan kapal laut.
Ketika di tengah laut, tiba-tiba kapal yang ditumpangi rombongan Habib Umar diadang badai hingga nyaris akan tenggelam. Kemudian Habib Umar memerintahkan untuk membaca Ratib Al-Attas. Atas izin-Nya, badai tersebut mereda dan rombongan Habib Umar selamat.
Setelah tinggal di Makkah beberapa tahun lalu hijrah ke Singapura, Habib Umar kembali ke Indonesia. Beliau tinggal di kawasan Pasar Minggu, Jakarta. Di sini beliau membangun masjid dan madrasah yang diberi nama As-Sa’adah (kebahagiaan). Selain di Jakarta, beliau juga membangun masjid dan madrasah di kawasan Cipayung, Megamendung, Bogor. Kini dikenal dengan nama Majelis As-Sa’adah.
Habib Umar tinggal di kawasan Pasar Minggu cukup lama. Kemudian beliau pindah ke kawasan Condet, Jakarta Timur hingga akhir hayatnya. Habib Umar wafat pada Rabu malam Kamis, tanggal 11 Agustus 1999 M (1420 H) pada usia 108 tahun. Habib Umar dimakamkan di pemakaman Al-Hawi, Cililitan, Jakarta Timur sesuai wasiatnya.
Meskipun Habib Umar telah wafat, namun pengajiannya masih tetap diteruskan oleh keturunan-keturunannya. Makamnya pun hingga sekarang tidak pernah sepi dari peziarah untuk mengalap berkah Allah SWT lewat wasilah dan doa yang dipanjatkannya.
Karomah Habib Umar bin Hoed Al-Attas
Suatu ketika, ada orang yang datang ke Habib Umar untuk minta nomor togel. Beliau tidak memarahinya, justru memberikannya dengan satu syarat. Syaratnya, ketika orang tersebut menang undian bawalah uangnya ke habib.
Singkat cerita, orang tersebut kembali datang ke Habib Umar dengan muka sumringah dan bahagia. Ia berhasil memenangkan undian dan hendak membawa uangnya ke Habib Umar sesuai persyaratannya.
Dengan penuh ketenangan, Habib Umar meminta muridnya untuk mengambil sebuah baskom. Lalu beliau menggenggam uang hasil undian itu. Seketika baskom tersebut dipenuhi darah segar yang mengucur dari genggaman tangan beliau.
“Lihatlah, apa yang telah engkau dapatkan dari undian itu,” kata Habib Umar.
Orang tersebut kaget melihat kejadian tersebut. Lalu bertaubat untuk tidak mengulanginya lagi.
Karomah Habib Umar lain, dikisahkan ada seorang laki-laki yang datang ke Habib Umar. Laki-laki itu membawa air dan meminta habib mendoakan air tersebut.
Baru saja mengetuk pintu, lelaki itu sudah diminta pulang oleh Habib Umar dengan santun dan lembut. Habib Umar meminta lelaki itu pulang karena keluarganya sudah menunggu di rumah.
Lelaki itu pulang ke rumahnya. Dengan keyakinannya, air dalam botol yang dibawa ke rumah Habib Umar dituangkan ke gelas. Atas izin Allah SWT, keluarga lelaki yang sakit itu sembuh.
Wallahu’alam.
Advertisement