Sukses

Gowes dari Luar Kota Demi Hadiri Muktamar Muhammadiyah di Solo, Pesannya Bikin Haru

Amir Hafilin 58 tahun dengan suara bergetar bercerita semangatnya menghadiri Muktamar Muhammadiyah 48 di Solo dengan gowes sepedaan dari luar kota Solo.

Liputan6.com, Solo - Dengan bergetar dan mata berkaca-kaca Amir Hafilin pria 58 tahun itu bercerita awal mula ia mengendarai sepeda dari Kota Salatiga, namun lantaran ada kendala dia baru memulai gowes ke lokasi Muktamar Muhammadiyah 48 di Solo.

Dengan air mata tertahan di pelupuk mata, Amir bilang sengaja menaiki sepeda seharga Rp14 juta itu untuk memberikan semangat kepada acara Muktamar Muhammadiyah 2022 tersebut.

"Sebenarnya rencana mau gowes dari Salatiga, karena berhubung pagi masih hujan saya ngikut saudara yang jualan dari Tengaran sampai sini (Solo)," katanya kepada Liputan6.com di Stadion Manahan Solo, Sabtu (19/11/2022).

Dia menjelaskan alasannya gowes sepeda seorang diri untuk memberikan semangat dukungan dari para penggembira seperti dirinya agara perhelatan Muktamar Muhammadiyah 48 di Solo berjelan lancar dan sukses. 

"Karena memang satu saya selaku goweser. Kedua ingin menyemarakkan muktamar ini biar bisa dikenal publik secara luas," tutur Amir.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Semarak Muktamar Muhammadiyah 2022

Amir mengaku tak hanya senang bersepeda saja untuk menyemarakkan muktamar tersebut, melainkan ingin mengenalkan logo Muhammadiyah kepada orang-orang yang melihatnya bersepeda. Seperti terlihat di belakang sepedanya terpasang satu bendera Muhammadiyah.

"Dengan saya membawa sepeda ini bukan karena mencari perhatian. Tetapi memang benar banyak yang ingin tahu, saya membawa bendera Muhammadiyah dari hati saya," katanya dengan air mata tertahan.

Dalam kesempatan itu, Amir berharap perhelatan Muktamar Muhammadiyah itu bisa menjadi ajang pertemuan para kader dari seluruh Indonesia, bahkan yang ada di luar negeri. Menurutnya, momentum tersebut adalah kesempatan untuk menciptakan memori indah untuk masa mendatang.

Amir sudah tergabung di Muhammadiyah sejak 1988 selaku Ketua IMM di Salatiga. Boleh dibilang dia adalah perintis IMM di Salatiga.

"Muktamar Muhammadiyah ke-48 sungguh luar biasa, ini merupakan suatu memori bahwa Muhammadiyah sudah terkenal di seantero nusantara dan dunia," ucap Amir.

Di akhir wawancara dirinya mengatakan aksi gowesnya itu sebagai salah satu cara mengungkapkan kebahagiaannya menjadi bagian dari Muhammadiyah. 

"Ini suatu kebanggaan untuk kami sebagai kader Muhammadiyah untuk maju dan berkembang. Sukses untuk Muktamar Muhammadiyah ke-48," ujarnya yang dua pekan lalu ikut goweser Muktamar Muhammadiyah di Solo dengan empat temannya itu.

Â