Liputan6.com, Cilacap - Kosim (45 th), tak dapat menyembunyikan rasa haru dan kegembiaraannya. Ia baru saja merengkuh cita-cita yang begitu lama diidamkan, meraih gelar sarjana di STMIK Komputama, Cilacap, Jawa Tengah.
Sabtu (19/11/2022) Kosim resmi bergelar Sarjana Komputer alias S.Kom, usai prosesi wisuda di STMIK Komputama, Yayasan El Bayan. Yang lebih istimewa, dia diwisuda bersama dengan anaknya, Azzahra Nur Mulyaningtiyas (21).
Mereka mengikuti prosesi wisuda bersama 79 mahasiswa lainnya. Bagi STMIK Komputama, ini juga merupakan hari bersejarah lantaran kali pertama mewisuda mahasiswanya menjadi sarjana.
Advertisement
Baca Juga
Bagi Kosim, gelar sarjana itu bukan sekadar selembar ijazah. Ini adalah sebentuk pembuktian, bahwa orang desa, dari keluarga tak berpendidikan mampu mencapai pendidikan tinggi.
Dia bercerita, dua kakaknya hanya berpendidikan SD. Satu lulus, satunya lagi hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar tanpa ijazah. Begitu pula dengan adiknya, yang hanya tamatan SD.
Sejak kecil, Kosim mengaku sangat ingin bersekolah setinggi-tingginya. Karena itu, selepas SD, dia melanjutkan ke SMP yang memberinya kesempatan untuk 'nyambi' bekerja.
"Saya piket di rumah asrama guru-guru. Senin di rumah guru sini, nanti Selasa ke sana, terus begitu," ucap warga Negarajati, Cimanggu, Cilacap ini.
Selepas SMP, Kosim bekerja. Beberapa tahun kemudian, dia melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya, Paket C. Kisahnya lantas berlabuh di keluarga El Bayan, tepatnya di BMT Rembulan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kisah Kosim dan Azzahra
Masuk bekerja di yayasan berlatar pesantren ini, Kosim seperti menemukan apa yang dicari. Anaknya, juga turut bersekolah di SMK Komputama, yang berada di bawah naungan Yayasan El Bayan.
Kosim mengaku, dirinya terlebih dahulu mendorong anaknya untuk kuliah. Namun tidak disangka, dia mendapatkan tawaran dari atasannya untuk masuk kuliah juga.
“Pimpinan saya kasih penawaran. Saya bisa masuk kuliah. Biaya kuliah nanti bisa dicicil setelah lulus,” ucap dia, tanpa menyembunyikan kebahagiaannya.
Dia mengaku sama sekali tidak minder atau rendah hati. Meski teman seangkatan jauh lebih muda. Bahkan banyak dari mereka yang seumuran degan Azzahra. Justru banyak teman anaknya yang mengaku salut karena masih semangat belajar meski sudah berumur dan bekerja.
“Malah kita jadi satu tim. Kalau misalnya saya tidak masuk, anak bikin catatan biar saya bisa ikut belajar di rumah,” terangnya.
Bagi Azzahra sendiri, bapaknya, Kosim, menjadi sosok yang menguatkan. Keduanya sama-sama bekerja, demi pendidikannya. Azzahra adalah karyawan di toko swalayan Laksana Baru (LB), yang dimiliki oleh keluarga pengasuh El Bayan.
“Saya bekerja, untuk kuliah dan membantu orangtua,” kata Azzahra.
Dia juga tidak minder meski kuliah di kampus yang sama dengan bapaknya. Bahkah masuk di tahun yang sama dan mengambil jurusan yang sama pula.
“Bapak luar biasa. Ini jadi pengalaman luar biasa bisa wisuda bareng bapak,” katanya.
Advertisement
Sekilas STMIK Komputama
Ketua Panitia Wisuda Sarjana STMIK Komputama, Nana Kusnana M.Kom mengatakan, wisuda pertama STMIK semuanya berasal dari angkatan pertama. Termasuk pasangan bapak dan anak yang ikut wisuda tersebut.
“Total ada 79 wisudawan dari 2 Prodi. Teknik Informatika ada 12 dan Sistem Informasi ada 67 wisudawan,” kata Nana.
STMIK Komputama merupakan lembaga perguruan tinggi di bawah naungan Yayasan El Bayan. Sejak 2018, STMIK mulai operasional dan kini memasuki tahun keempat.
STMIK Komputama merupakan lembaga pendidikan tinggi komputer satu-satunya di Cilacap. Salah satu visinya adalah mendekatkan pendidikan tinggi untuk masyarakat pedesaan dengan biaya terjangkau.
Meski begitu, STMIK dilengkapi dengan laboratorium relatif lengkap dan diperkuat dosen yang andal dan mumpuni.
Nana mengungkapkan, selain bapak dan anak yang diwisuda bersama, pemandangan menarik lainnya adalah mahasiswa difabel yang juga turut diwisuda. Dia adalah Anisa Rizkiani Wulandari.
Kisahnya sangat menginspirasi. Selama menempuh pendidikan di STMIK Komputama, orangtuanya senantiasa mendampingi. Tiap hari, Annisa menempuh perjalanan dari pegunungan, tepatnya Dusun Rambutpala RT 1 RW 7 Desa Sadabumi Kecamatan Majenang.
Kini mereka tengah berbahagia. Ijazah dalam genggaman, dan dunia menunggu kiprah positif mereka di masa depan.