Liputan6.com, Jakarta - Di Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, terdapat makam ulama yang konon katanya sebagai penyebar agama Islam di Tasikmalaya.
Hingga saat ini, makam tersebut banyak diziarahi masyarakat dari berbagai daerah. Diketahui makam ini merupakan tempat peristirahatan Syekh Abdul Muhyi.
Mengutip dari berbagai sumber disebutkan bahwa sejarah penyebaran Islam oleh Syekh Abdul Muhyi di Tasikmalaya bermula saat beliau berusia sekitar 27 tahun.
Advertisement
Ia beserta teman sepondoknya dibawa oleh gurunya Syekh Abdul Rouf bin Abdul Jabar untuk menunaikan ibadah haji. Ketika di Baitullah, gurunya mendapatkan ilham yang menyebut bahwa salah satu santrinya akan mendapatkan pangkat kewalian.
Setelah itu, Syekh Abdul Rauf memerintahkan Syekh Abdul Muhyi untuk mencari gua. Gua yang dicari akan ditemukan jika di suatu tempat ditanami padi hasilnya tetap sebenih, artinya tidak menambah penghasilan maka di sanalah gua itu berada. Namun beliau belum berhasil menemukannya.
Baca Juga
Kemudian ia pergi melanjutkan perjalanan yang cukup panjang, hingga sampai di suatu daerah bernama Pameungpeuk yang termasuk wilayah Kabupaten Garut saat ini. Di sini beliau bermukim selama 1 tahun antara tahun 1685-1686 M, untuk menyebarkan agama Islam.
Saksikan Video Pilihan ini:
Asal Usul Gua Pamijahan
Singkat cerita, setelah bermukim di suatu daerah beliau turun ke lembah sambil bertafakur melihat indahnya pemandangan sambil mencoba menanam padi. Ternyata padi yang telah dipanen hasilnya tidak lebih dan tidak kurang, hanya mendapat sebanyak benih yang ditanam. Ini sebagai tanda bahwa perjuangan mencari gua sudah dekat.
Untuk meyakinkan ada gua di dalamnya maka di tempat itu ditanam padi lagi, sambil berdoa kepada Allah, semoga gua yang dicari segera ditemukan.
"Dengan kekuasan Allah, padi yang ditanam tadi segera tumbuh dan waktu itu juga berbuah dan menguning, lalu dipetik dan hasilnya ternyata sama, sebagaimana hasil panen yang pertama. Di sanalah beliau yakin bahwa di dalam gunung itu adanya goa,”
Ketika Syekh Abdul Muhyi berjalan ke arah timur, terdengar suara air terjun dan kicauan burung yang keluar dari dalam lubang, di mana keadaannya sama dengan gua yang digambarkan oleh gurunya. Seketika kedua tangannya diangkat, memuji kebesaran Allah.
Telah ditemukan gua bersejarah, di mana di tempat ini dahulu Syekh Abdul Qodir Al Jailani menerima ijazah ilmu agama dari gurunya yang bernama Imam Sanusi.
Inilah yang sekarang dikenal dengan nama Gua Pamijahan, terletak di antara kaki Gunung Mujarod. Gua ini adalah warisan dari Syekh Abdul Qodir Al Jailani yang hidup kurang lebih 200 tahun sebelum Syekh Abdul Muhyi.
Sejak ditemukannya gua ini, Syekh Abdul Muhyi bersama keluarga beserta santri-santrinya bermukim disana. Disamping mendidik santrinya dengan ilmu agama, beliau juga menempuh ilmu tarekat.
Penulis : Putry Damayanty
Advertisement