Sukses

Menelusuri Jejak Keberadaan Ya'juj dan Ma'juj, Tanda-Tanda Kiamat

Siapakah Ya’juj dan Ma’juj yang dibendung Dzulqarnain dengan tembok besi? Apakah tembok itu sudah runtuh dan Ya’juj dan Ma’juj sudah terlepas ke dunia?

Liputan6.com, Jakarta - Ya'juj dan Ma'juj kerap disebut jika membicarakan kiamat. Rasulullah SAW menempatkan Ya'juj dan Ma'juj sebagai sosok yang muncul sebagai bagian dari tanda-tanda kiamat.

Hadis Nabi SAW:

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

Artinya: “Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).

Dalam hadis tersebut, Ya'juj dan Ma'juj jelas disebut. Sementara, kiamat adalah keniscayaan tak bisa dibantah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hajj ayat 7.

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ 

Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.”

Lantas, siapakah sosok Ya'juj dan Ma'juj, apakah dia makhluk atau sebuah kaum? Di mana tembok Zulqarnain yang disebut membelenggu keduanya, di mana lokasinya, dan sebagainya. Perbincangan dan perdebatan ini terus bergulir jika membicarakan kiamat.

Berbagai spekulasi muncul dalam perdebatan ini. Ada yang menyebut Ya'juj dan Ma'juj sebuah kaum yang jahat. Beberapa lainnya menyebutnya sebagai makhluk gaib yang masih terbelenggu. Bahkan, ada narasi yang menyatakan bahwa Ya'juj dan Ma'juj digambarkan sebagai sosok makhluk menakutkan, semacam monster.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Israel dan Suku Khazar

 

Dari berbagai spekulasi, mengutip Republika, ahli asketologi Islam, Syekh Imran N Hosein, tampil memberi penjelasan yang argumentatif. Dia mengajak kembali melihat persoalan pelik tersebut berpedoman pada dua sumber utama dalam Islam, yaitu Alquran dan al-Hadis.

“Alquran adalah kitab yang menjelaskan segala sesuatu,” kata Imran, mengutip surah an-Nahl ayat (89), dalam bukunya An Islamic View of Gog and Magog in the Modern World.

Imran menegaskan Ya’juj dan Ma’juj adalah manusia biasa keturunan Nabi Adam. Bukan makhluk jadi-jadian seperti monster, jin, dan lain-lain. Itu didasar kannya pada hadis Nabi yang berbunyi: “Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah dari keturunan Adam.” (Kanzul Ummal, hadis nomor 2158).

Dari penakwilan Imran Hosein, dijelaskan bahwa Ya’juj dan Ma’juj secara langsung atau tak langsung berperan dalam membantu kembalinya Bani Israil ke Yerusalem setelah mereka berdiaspora. Menentukan apakah Ya’juj dan Ma’juj itu sesungguhnya kaum yang kini menyebut dirinya sebagai warga negara Israel yang menguasai Palestina, perlu penafsiran yang lebih luas lagi dengan melihat peristiwa sejarah dari sejak zaman Nabi hingga sekarang.

Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya menyebut bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah keturunan Adam, artinya mereka memang manusia, bukan makhluk lain. “Mereka adalah keturunan dari Nuh melalui putranya Yafith (Japheth) yang kemudian menjadi bapak dari bangsa Turki. Bangsa Turki inilah kaum yang ditinggalkan di belakang tembok penghalang yang dibangun oleh Zulkarnain,” tulis Ibn Katsir.

Bila merujuk Ibn Katsir, tentu kita tak bisa menyebut bahwa bangsa Turki yang dimaksud adalah mereka yang kini menghuni negara Turki modern karena Turki merupakan sebuah bangsa nomaden yang dahulu menghuni wilayah yang sangat luas dari sekitar Laut Hitam sampai padang sabana di Asia Tengah.

Suku-suku Turki yang terkenal di antaranya adalah Hun yang pernah menguasai Bulgaria dan pernah memorakporandakan Kekaisaran Romawi, Pecheneg yang menguasai Eropa Timur, dan Khazar yang menguasai wilayah Laut Hitam dan Kaukasia. Suku-suku Turki lainnya juga banyak yang tinggal di wilayah timur meliputi Asia Tengah sampai Cina, misalnya, suku Kimak dan Kipchak.

 

3 dari 3 halaman

Gog Magog

Raja Khazar Joseph Ben Aron dalam suratnya kepada Hasdai Ibn Shaprut, sekretaris urusan luar negeri kekhalifahan di Kordoba, Spanyol, pernah menyebut mengenai asal usul mereka. Dalam korespondensi yang terjadi pada abad ke-10 itu, Joseph menyebut bahwa bangsa Turki merupakan keturunan dari Japheth putra Nuh, lewat putra Gomer, lalu putra Togarmah.

Menurut Joseph, dalam buku genealogi bangsanya, Togarmah punya 10 putra, yaitu Ujur (Agior-Uyghur), Tauris (Tirosz), Avar (Avor), Uauz (Ugin- Oghuz), Bizal (Bizel-Pecheneg), Tarna, Khazar, Janur (Zagur), Bulgar (Balgor-Bulgar), dan Sawir (Szavvir/Szabir-Sabir).

Ibn Shaprut merupakan Yahudi Spanyol yang menjadi pejabat tinggi kekhalifahan Umayyah. Dia berkirim surat kepada raja Khazar bukan tanpa alasan karena saat itu Joseph memang memeluk agama Yahudi. Sejak abad ke-9, ketika di bawah kepemimpinan Raja Bulan, suku Khazar memutuskan untuk memeluk agama Yahudi.

Saat itu, posisi mereka terjepit antara Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel yang memeluk agama Kristen dan Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad yang memeluk agama Islam. Sebagai jalan tengah menghadapi dua kekuatan raksasa itu, Raja Bulan akhirnya memilih memeluk agama Yahudi diikuti seluruh penduduknya.

Berbagai teori sejarah menyebutkan bahwa suku Turki Khazar inilah yang akhirnya menyebar ke seluruh Eropa setelah kerajaan mereka runtuh pada abad ke-12 di tangan Abbasiyah maupun kerajaan kerajaan asal Rusia. Mereka kemudian membentuk komunitas Yahudi terbesar di luar keturunan Israel. Lalu, apakah suku Khazar inilah yang disebut sebagai Gog Magog?