Liputan6.com, Jakarta - KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai pribadi yang sederhana. Pun dengan keluarganya.
Bahkan, bisa jadi, dalam standar jabatan Gus Dur yang mentereng, Ketua Umum PBNU 3 kali berturut-turut, keluarga Gus Dur justru hanya nyaris 'cukup' jika tak mau disebut kekurangan. Namun, itulah yang terjadi.
Sosok Gus Dur yang besar tak berbanding lurus dengan jumlah kekayaannya. Keluarga Gus Dur tetap hidup sederhana, apa adanya. Berikut ini salah satu potret kesederhanaan keluarga Gus Dur.
Advertisement
Istri mendiang KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Nyai Hj Sinta Nuriyah menceritakan cara KH Bisri Syansuri mendidik Gus Dur, yang tidak lain cucunya, untuk menjadi sosok pemimpin. Kisah tersebut disampaikan Nyai Sinta saat menyampaikan testimoni suka-duka selama mendampingi Gus Dur dalam acara Haul ke-13 Gus Dur di Ciganjur, Sabtu (17/12/2022) malam.
Baca Juga
"Dulu pada saat Gus Dur pulang dari luar negeri Mbah Bisri Syansuri menghendaki Gus Dur sebagai Katib PBNU. Hal itu dilakukan Mbah Bisri untuk mendidik Gus Dur agar menjadi orang yang baik dan benar," ujarnya, dikutip dari NU Online, Senin (19/12/2022).Â
Kemudian, pada saat menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Dur juga diberi amanah tanggung jawab oleh KH Bisri Syansuri untuk membantu Pondok Pesantren Denanyar Jombang.
"Itulah cara Mbah Bisri mendidik Gus Dur, yakni dengan memberikan tanggung jawab sebagai pemimpin sehingga bisa menjadi pemimpin yang baik dan benar. Meskipun jarang ada di rumah, setiap tahun anaknya nambah," katanya.
Ia pun menceritakan, bahwa sejak Gus Dur mengemban amanah sebagai Ketua Umum PBNU, justru sering tidak memegang uang. Pasalnya, Gus Dur benar-benar menjadikan hartanya untuk perjuangan dalam berkhidmat di NU.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Sosok Perempuan Perkasa
"Saking sibuknya mengurusi NU, sehingga tidak ada waktu untuk mengurusi keluarganya. Sehingga seorang istri harus mencari nafkah meskipun gajinya hanya cukup buat bayar transportasi, sementara anaknya tambah banyak," terangnya.
Untuk menutupi kebutuhan tersebut, ia bahkan harus menjual kacang dan es lilin untuk menghidupi keluarga, khususnya anak-anaknya.
"Setiap malam saya selalu meluangkan waktu untuk menggoreng kacang dan setiap kacang selalu saya hitung,"ujarnya.
Untuk itu, dirinya menekankan agar menjadi seorang perempuan tidak merasa cemas, sebab perempuan adalah garda terdepan untuk kehidupan. Dirinya juga berpesan agar peringatan Hari Ibu yang diperingati lima hari lagi tidak dilupakan.
"Coba ada yang ingat tidak kalau lima hari lagi akan diperingati Hari Ibu. Ingatlah, bahwa Rasulullah pernah bersabda, bahwa orang tua yang harus dihormati adalah Ibu, Ibu, dan Ibu," tandasnya.
Tim Rembulan
Advertisement