Sukses

Berkunjung ke Maladewa, Bak Surga di Bumi yang Penduduknya 100 Persen Muslim

Maladewa adalah negara kepulauan dengan panorama yang disebut paling cantik di dunia. Berkunjung ke Maladewa, kata orang, bak berwisata ke surga yang terlempar ke bumi. Ternyata, 100 persen penduduk Maldives muslim

Liputan6.com, Jakarta - Maladewa atau Maldives adalah negara kepulauan dengan panorama yang disebut paling cantik di dunia. Berkunjung ke Maladewa, kata orang, bak berwisata ke surga yang terlempar ke bumi.

Hamparan pasir putih disertai cantiknya laut hijau tosca memang identik dengan Maldives. Negara kepulauan tersebut berhasil merebut pasar sebagai destinasi impian untuk berbulan madu.

Maldives memiliki 26 atol atau pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna di Samudera Hindia. Setidaknya ada 7 pulau populer yang sering dikunjungi oleh wisatawan, mulai dari pulau Cocoa hingga pulau yang paling touristy, Maafushi.

Tidak hanya itu saja, banyaknya resort terapung selalu menjadi daya tarik wisatawan mancanegara.

Tidak hanya keindahan alam baharinya saja yang indah, mempelajari kebudayaan Maldives ternyata cukup memiliki daya Tarik tersendiri. Ternyata negara destinasi wisata populer ini memiliki penduduk 100 persen muslim.

Tak hanya itu, lantaran muslim mayoritas, negara ini juga menerapkan syariat Islam atau hukum Islam. Karena itu, meski jadi negara destinasi wisata populer, aturan di Maladewa berbeda dari negara tujuan wisata lainnya.

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Islam di Maladewa

Mengutip kanal Hot Liputan6.com, agama Islam memang mengakar sangat kuat di negara kepulauan terkecil di dunia ini. Dengan jumlah penduduk sekitar 400.000 jiwa, pemerintah Maladewa atau Maldives mewajibkan warga negaranya untuk menganut agama Islam.

Islam mulai tumbuh di Maldives sekitar abad ke-12, tepatnya pada tahun 1152 dan seluruh penduduknya merupakan penganut Islam Sunni.

Pemerintah menyebutkan bahwa warga negara nonmuslim tidak memiliki hak pilih dalam pemilu setempat. Hal ini terangkum dalam undang-undang tahun 1997 tentang aturan pelaksanaan pemilu di Maldives yang menyebutkan bahwa hanya warga beragama Islam saja yang memiliki hak pilih.

Hal ini bertujuan untuk melestarikan sistem pemerintahan yang bercirikan Islam di Maldives.

“Bahkan cara berpakaian untuk wanita pun diatur, wanita dewasa diharuskan memakai hijab. Seperti aku, walaupun aku bukan WN Maldives namun karena aku sudah menikah dengan pria Maldives maka aku harus berhijab,” ujar Vita, wanita asal Indonesia yang pernah bekerja sebagai pegawai floating resort di Maldives.

 

3 dari 3 halaman

Syariat Islam

Wanita yang kini bekerja sebagai staf di salah satu hotel di Jogja ini juga menceritakan budaya di sana sangat berbeda dengan Indonesia, walaupun sama-sama negara dengan penduduk mayoritas muslim. Setelah menikah, dirinya tidak diperbolehkan untuk bekerja.

Sebagai wanita yang terbiasa mandiri, dia tidak terbiasa dengan aturan yang menurutnya mengekang. Vita memilih untuk menjalani LDM (long distance marriage) dengan suaminya dan kembali ke Indonesia.

Negara yang dikenal dengan nama lain Maladewa ini mendeklarasikan diri sebagai satu-satunya negara di dunia yang berpenduduk 100 persen muslim setelah mendapat kemerdekaannya dari kerajaan Inggris pada 26 Juli 1965.

Pelaksanaan syariah atau hukum Islam di negara ini juga sangat kental bahkan sampai ke pulau wisatanya. Pada saat waktu salat tiba, toko-toko akan tutup selama 15 menit sebelum kemudian dibuka kembali.

Pemerintah Maldives sangat menjaga secara ketat keutuhan paham Islam dan mencegah adanya paham radikal yang masuk ke sana. Oleh karenanya, jika terdapat tokoh muslim yang ingin mengadakan pengajian harus mendapat persetujuan resmi dari pemerintah.

Tim Rembulan