Sukses

Lafal Doa Saat Membeli Hewan Ternak Agar Berkah, Lengkap Arab Latin dan Artinya

Seorang peternak muslim yang hendak membeli hewan peliharaan, baik untuk tujuan ekonomi maupun sekadar hobi, bisa melafalkan doa membeli hewan peliharaan

Liputan6.com, Jakarta - Petani dan peternak, nyaris tak bisa dipisahkan. Keduanya bak sejoli, dan saling mengisi.

Kotoran hewan ternak bisa dijadikan pupuk. Sebaliknya, rumput dan limbah pertanian bisa dijadikan pakan ternak.

Beternak juga menghasilkan. Selain sisi ekonomis, ada sisi timbak balik menguntungkan. Misalnya, kuda, kerbau atau sapi, yang bisa dikendarai atau digunakan untuk menarik alat angkut.

Biasanya, petani akan membeli hewan ternak atau hewan peliharaan di pasar. Harapannya tentu saja ternak akan gemuk-gemuk dan beranak pinak dan menghasilkan uang.

Semua peternak menginginkan hewan yang sehat dan mudah diurus. Mereka juga berharap agar hewan peliharaan itu jinak atau penurut agar tidak merepotkan.

Karena itu, seorang muslim yang hendak membeli hewan peliharaan, baik untuk tujuan ekonomi maupun sekadar hobi, bisa melafalkan doa membeli hewan peliharaan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Doa Saat Membeli Hewan Peliharaan

Mengutip NU Online, Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 412) menjelaskan doa membeli hewan ternak.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا جُبِلَ عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا جُبِلَ عَلَيْهِ

Allâhumma innî as’aluka khairahû wa khaira mâ jubila alaih. Wa a‘ûdzubika min syarrihî wa syarri mâ jubila alaih.

Artinya: “Tuhanku, kepada-Mu aku memohon kebaikannya (kendaraan ini) dan kebaikan sifat yang diciptakan untuknya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya (kendaraan ini) dan keburukan sifat yang diciptakan untuknya.”

Sayyid Muhammad Az-Zabidi dalam Kitab Ithafus Sadatil Muttaqin (Syarah Ihya Ulumiddin) mengatakan, riwayat ini telah diverifikasi oleh Al-Iraqi. Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah dari hadits Amr bin Syu’aib. (Az-Zabidi, Ithaf, [Beirut, Muassasatut Tarikh Al-Arabi: 1994 M/1414 H], juz V, halaman 113). Wallahu a’lam.

Tim Rembulan