Sukses

Arab Saudi Bersalju dan Menghijau Tanda Kiamat? Kajian Hadis Imam An-Nawawi dan Al-Qurthubi

Berikut ini adalah kajian hadis Arab Saudi menghijau yang dikaitkan dengan tanda kiamat, dari dua ulama besar, Imam Nawawi dan Imam Al-Qurthubi

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena unik terjadi di Arab Saudi pada awal 2023 ini. Tanah lapang dan pegunungan yang semula didominasi gurun pasir dan bebatuan mendadak menghijau.

Berbagai kalangan menanggapi fenomena Arab Saudi menghijau ini. Ditambah lagi fenomena unik lainnya, yakni tanah Arab bersalju. 

Ada yang melihatnya dari sisi sains. Beberapa pakar telah menjelaskan bahwa menghijaunya tanah Arab dipengaruhi oleh berbagai faktor alam. Salah satunya adalah hujan yang mengguyur Arab Saudi beberapa waktu sebelumnya.

Namun begitu, sebagai umat Islam, tetap akan berpegang pada fenomena yang telah diisyaratkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa salah satu tanda kiamat adalah tanah Arab yang menghijau.

Berikut hadis yang diriwayatkan oleh banyak imam. Di antaranya adalah Imam Muslim, Imam Ibnu Hibban, Imam Ahmad, dan Imam Al-Hakim:

لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْمَالُ وَيَفِيْضُ، حَتَّى يَخْرُجَ الرَّجُلُ بِزَكَاةِ مَالِهِ فَلَا يَجِدُ أَحَدًا يَقْبَلُهَا مِنْهُ، وَحَتَّى تَعُوْدَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوْجًا وَأَنْهَارًا

Artinya, “Kiamat tidak akan terjadi sampai harta menjadi banyak, hingga seseorang keluar membawa zakat lalu tidak menemukan orang yang sah untuk menerimanya, dan sampai bumi Arab kembali menjadi tanah lapang penuh tumbuhan dan sungai-sungai mengalir.” (Muslim, Shahih Muslim, [Beirut: Dar Ihya’ut Turatsil ‘Arabi], juz II, halaman 701).

Hadits di atas menjelaskan bahwa salah satu tanda kiamat adalah bumi Arab kembali menjadi maraj, yang berarti tanah lapang yang dipenuhi tumbuhan. Untuk mengetahui bagaimana maksud hadits di atas, kita perlu merujuk penjelasan dari para ulama.

Berikut ini adalah kajian hadis dari dua ulama besar, Imam An Nawawi dan Imam Al-Qurthubi.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Penjelasan Imam An-Nawawi

Ustadz Rif'an Haqiqi, Pengajar di Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyyah Berjan Purworejo dalam ulasannya di NU Online menulis, Imam An-Nawawi menjelaskan hadits di atas sebagai berikut:

معناه والله أعلم أنهم يتركونها ويعرضون عنها فتبقى مهملة لا تزرع ولا تسقى من مياهها وذلك لقلة الرجال وكثرة الحروب وتراكم القتن وقرب الساعة وقلة الآمال و عدم الفراغ لذلك والاهتمام به

Artinya, “Makna tanah Arab menjadi ladang yang hijau—wallahu a’lam—adalah orang-orang meninggalkannya, tidak ditanami dan disirami dari sungai-sungainya. Demikian itu sebab jumlah kaum lelaki sedikit, banyaknya peperangan dan kerusuhan, dekatnya kiamat, minimnya harapan, dan tidak adanya waktu untuk mengurus hal tersebut.” (An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, [Beirut: Dar Ihya’ut Turatsil ‘Araby], juz VII, halaman 97).

3 dari 3 halaman

Tafsir Imam Al-Qurthubi

An-Nawawi bukan satu-satunya yang menjelaskan makna hadits tersebut. Imam Al-Qurthubi sebagaimana dinukil oleh Imam As-Suyuthi juga menjelaskan maknanya, bahkan dengan penjelasan yang sama sekali berbeda dari paparan An-Nawawi:

أي تنصرف دواعي العرب عن مقتضى عادتهم من انتجاع الغيث والارتحال عن المواطن للحروب والغارات ومن عزة النفوس العربية الكريمة الأبية إلى أن يتقاعدوا عن ذلك فيشتغلوا بغراسة الأرض وعمارتها وإجراء مياهها

Artinya, “Maksud hadits di atas adalah keinginan orang Arab telah beralih dari yang sebelumnya meminta pertolongan dan berpindah-pindah tempat karena banyak peperangan dan serangan, mereka menjadi enggan melakukan itu semua, lalu mereka menyibukan diri dengan bercocok tanam dan mengalirkan air-air sungai.” (Jalaluddin As-Suyuthi, Syarh Shahih Muslim, [KSA: Dar Ibn ‘Affan, 1996], juz III, halaman 84).

Dari kedua paparan di atas, ada titik temu yang dapat kita simpulkan, bahwa apapun sebab tanah Arab menghijau, tidak menjadi tanda kiamat jika hanya terjadi dalam batas waktu tertentu saja. Wallahu a’lam.

Tim Rembulan