Sukses

Asal Usul Valentine Day dan Hukum Merayakannya dalam Islam

Asal usul dan hukum merayakan valentine dalam Islam

Liputan6.com, Jakarta - Valentine Day atau yang dikenal sebagai hari kasih sayang menjadi momen yang paling dinanti oleh sebagian besar remaja dunia. Terkadang, valentine day juga dirayakan berlebih ketika menunjukkan rasa cinta dan rasa kasih sayangnya kepada orang istimewanya.

Hal ini menjadi sebuah pertanyaan tersendiri bagi kaum muslimin, tentang asal-usulnya dan bolehkah umat Islam ikut merayakannya?

Hari kasih sayang atau Valentine Day berasal dari budaya barat atau Eropa. Hal ini tidak mempunyai akar dalam budaya Indonesia.

Asal mula budaya ini sendiri juga tidak terlalu jelas. Ada yang mengatakan bersumber dari tradisi suatu agama tertentu namun ada pula yang mengatakan budaya ini tidak ada kaitannya dengan agama apapun.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

Asal Mula Valentine Day

Mengenai asal muasal budaya Valentine Day itu ada banyak versi yang beredar. Dua yang populer di antaranya adalah:

Budaya ini bermula pada abad ke-3 M, saat raja Romawi yang bernama Claudius menghukum pancung seorang pendeta bernama Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 269 M. Santo Valentine dihukum pancung karena menikahkan seorang prajurit muda peserta wajib militer kerajaan yang ingin menikah.

Saat itu, tindakan Santo Valentine dianggap sebagai melawan peraturan kerajaan. Saat itu Claudius sedang getol menghimpun anak muda untuk mau jadi tentara kerajaan guna menaklukan kerajaan yang lain. Namun hanya sedikit anak muda yang mau jadi prajurit, Caludius berpikir kalau anak muda dilarang menikah maka dia akan sukarela menjadi prajurit kerajaan karena hatinya tidak lagi terpaut dalam keluarga.

Bagi pihak gereja tertentu, tindakan Santo Valentine tersebut dianggap benar karena telah melindungi orang yang menjalin cinta, sehingga dia dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Sehingga, tercatat dalam sejarah bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang.

Versi yang lain pada masa itu ada anak muda biasa yang bernama Valentine yang ditangkap petugas kerajaan karena menolak menjadi prajurit. Saat itu semua laki-laki warga kerajaan Roma diwajibkan menjadi Prajurit Kerajaan dalam waktu tertentu (semacam Wamil). Dia tidak mau jadi prajurit karena merasa hatinya hanya dipenuhi dengan cinta kasih, dia tidak bisa menjadi prajurit yang bertugas membunuh orang lain. 

Oleh karena itu dia dipenjara dan terus disiksa selama berbulan-bulan supaya tumbuh rasa benci dan hasrat membunuhnya. Namun upaya itu tidak berhasil, akhirnya dia akan dihukum mati pada suatu pagi di tanggal 14 Februari. 

Pada malam menjelang hukuman mati itu dia menulis surat panjang yang dititipkan kepada petugas penjara. Surat itu ditujukan kepada perempuan yang lumpuh dan buta namun sangat dia kasihi. Inti surat itu adalah permintaan maaf karena tidak bisa lagi mengurus dirinya. Konon siapapun yang membaca atau mendengar orang membaca surat itu pasti akan menitikkan air mata dan terguncang semua saraf cinta kasihnya.

Terlepas dari asal mulanya inti dari Valentine adalah mengistimewakan satu hari tertentu untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang yang dikasihi. Islam tidak pernah mengkhususkan hari dan tanggal tertentu untuk menunjukan rasa kasih sayang kita kepada sesama. 

Islam malah mewajibkan umatnya untuk merayakan hari cinta kasih itu setiap hari dan setiap saat. Bukankah di dalam Islam ada tuntutan untuk memulai segala sesuatu dengan mengucap kalimat basmalah, bismillahirrahmanirrahim yang berarti dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

3 dari 3 halaman

Kasih Sayang dalam Islam

Tentu saja cara merayakan kasih sayang menurut agama Islam itu berbeda dengan cara kaum jahiliyah dalam merayakan cinta kasihnya. Mengutip dari muhammadiyah. or. id cara menunjukan kasih sayang kita kepada orang tua adalah dengan menghormati dan memperlakukan mereka dengan baik sebagaimana tuntunan Allah dalam surat Luqman.

Cara menunjukan kasih sayang kita kepada yang lebih muda adalah dengan membimbing mereka supaya selalu teguh di jalan Allah, dan sebagainya.

Cara menunjukan kasih sayang di dalam Islam adalah tidak dengan cara berkasih-kasihan antar sesama anak muda. Karena cara berkasih-kasihan dan berpacar-pacaran seperti yang dilakukan kebanyakan anak muda sekarang ini adalah perbuatan yang dekat dengan dosa zina. Dalam hal ini dengan sangat jelas Allah sudah berfirman,

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (Al-Isra’ayat 32)

Lantas banyak orang yang melindungi perayaan ini dengan mengatakan banyak yang tidak mendekati zina dengan pacaran sehat, dan sebagainya. Hal ini merupakan dusta dan hanya menutupi kebathilan, karena nyatanya di Indonesia. Pada setiap perayaan Valentine Day ditemui omzet penjualan kondom di apotek maupun di supermarket melonjak tinggi dan rata. Selain pembelian, juga sering didapati kampanye sex aman dan bagi-bagi alat kontrasepsi sebagai perayaan Valentine.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perayaan Valentine Day sangatlah dekat dengan zina yang dilarang keras oleh Islam oleh karena itu dijatuhi hukuman haram. Akan tetapi tentu tidak cukup kalau hanya mengutuk dan mencaci anak-anak belia kita yang mengikuti hal ini, karena sebenarnya mereka adalah korban dari hantaman gelombang budaya sesat dan jahiliyah itu

Daripada sibuk mengutuk dan memberikan dalil-dalil agama yang mungkin tidak mereka mengerti, tampaknya kita lebih baik selalu memberi mereka nasehat dengan cara yang ma’ruf, memberi pengertian secara perlahan namun ajeg, serta memberi contoh yang nyata dalam menunjukan rasa cinta dan kasih sayang kita kepada sesama manusia.

Wallahu a’lam bishowwab