Liputan6.com, Jakarta - Nabi Musa Alaihissalam (AS) adalah seorang utusan Allah SWT. Ia termasuk nabi dan rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada lima rasul yang memiliki ketabahan dan kesabaran luar biasa dalam menjalankan tugasnya.
Nabi Musa Musa lahir di Mesir pada zaman raja Firaun yang terkenal zalim. Dalam tarikh Islam, Nabi Musa dan raja Fir’aun memiliki kisah yang diabadikan dalam Al-Qur’an.
Sebagai seorang nabi dan rasul, Nabi Musa yang diutus untuk Bani Israil mengajak umatnya untuk menyembah Allah SWT. Ajakan juga berlaku untuk Firaun.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Firaun menolaknya mentah-mentah. Malah ia ingin Nabi Musa membuktikan kekuasaan Allah SWT.
Firaun menyuruh ahli sihirnya untuk melemparkan tali yang kemudian berubah menjadi ular. Kemudian Nabi Musa yang saat itu didampingi Nabi Harun menunjukkan mukjizatnya. Atas izin Allah SWT, tongkat yang dilemparkan Nabi Musa berubah menjadi ular yang memakan ular-ular ahli sihir Firaun.
Mukjizat tongkat Nabi Musa ini terabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 107.
فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ ۖ
Artinya: “Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.” (Ayat Al-Qur’an terkait dapat dilihat di sini)
Melihat ular ahli sihirnya dimakan ular Nabi Musa, Firaun pun marah. Ia menyebut jika Nabi Musa adalah tukang sihir.
Kemudian Nabi Musa menunjukkan mukjizat lainnya. Ia memasukkan tangannya ke dalam sakunya. Ketika dikeluarkan, terlihat cahaya yang menyilaukan Firaun dan pasukannya dari tangan Nabi Musa.
Meski Nabi Musa telah menunjukkan kekuasaan Allah SWT, namun Firaun tetap saja ingkar. Ia masih tidak percaya akan kenabian dan kerasulan Nabi Musa dan Nabi Harun.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Membelah Laut
Selain bisa berubah menjadi ular, tongkat Nabi Musa juga dapat membelah lautan. Tentu atas kehendak Allah SWT. Mukjizat Nabi Musa ini terjadi saat dikejar oleh pasukan Firaun.
Nabi Musa mendapat perintah dari Allah SWT untuk keluar meninggalkan Mesir bersama Bani Israil. Mendengar kabar tersebut, Fir’aun kemudian mengutus orang-orang di daerah kekuasaannya yang bertugas untuk mengumpulkan prajurit-prajuritnya.
Saat itu, rombongan Nabi Musa sangat kecil dibandingkan dengan balatentara Firaun. Setelah pengejaran, Fir’aun dan bala tentaranya akhirnya dapat menyusul rombongan Musa pada waktu matahari terbit.
Pengikut-pengikut Nabi Musa mulai takut dan gusar. Namun, mereka ditenangkan oleh Nabi Musa bahwasanya Allah SWT bersama Nabi Musa dan ia telah mendapat petunjuk dari-Nya.
Allah SWT lantas memberi wahyu kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Nabi Musa pun segera memukulkan tongkat yang dibawanya ke lautan.
Seketika laut pecah terbelah menjadi 12 bagian. Tiap bagiannya seperti gunung yang besar, kanan-kirinya menjadi jalan yang bisa dilewati serta tidak basah. Kemudian Allah menyelamatkan Nabi Musa beserta kaumnya keluar melintasi laut.
Setelah pengikut Nabi Musa paling akhir melintas keluar dari laut, barulah barisan awal pasukan Firaun memasuki laut. Fir’aun dan pasukannya segera memasuki belahan laut Merah itu, ketika seluruh pasukannya telah masuk dan berada di tengah-tengah lautan, Allah segera memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kembali ke laut sehingga laut yang terbelah segera kembali seperti sedia kala.
Dengan demikian, tak ada seorang pun dari rombongan Firaun dapat menyelamatkan diri. Mereka hancur binasa ditelan lautan beserta kesombongan dan kekafiran mereka.
Allah berfirman, “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu’ara: 65-67).
Itulah kisah mukjizat tongkat Nabi Musa saat melawan Firaun. Wallahu’alam.
Advertisement