Sukses

Membongkar tentang Muslim di Eropa, Buku Sejarah Islam Ini Pernah Terlaris di Amazon

Buku yang membongkar narasi lama tentang Muslim di Eropa sekaligus mengisahkan sejarah Islam di Eropa berjudul “Minarets in the Mountains” pernah menjadi buku terlaris di Amazon.

Liputan6.com, Jakarta - Buku yang membongkar narasi lama tentang Muslim di Eropa sekaligus mengisahkan sejarah Islam di Eropa berjudul “Minarets in the Mountains” pernah menjadi buku terlaris di Amazon. 

Tepatnya saat buku yang ditulis Tharik Hussain ini akan dirilis pada 21 Juni 2021. Dalam pra-penjualan “Minarets in the Mountains” sudah menjadi buku perjalanan terlaris di Amazon.

Selain mengisahkan tentang perjalanan menyenangkan Tharik Hussain bersama keluarganya mengunjungi Balkan, buku ini juga mengandung sejarah dan mitos lama tentang identitas dan hubungan Eropa dan Muslim. 

“Saya ingin menarik perhatian arus utama gagasan bahwa Eropa memiliki warisan Muslim pribumi,” kata Hussain seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (28/1/2023).

Dia dan keluarganya melakukan tur ke Serbia, Albania, Makedonia Utara, Montenegro, Bosnia dan Kosovo, bertemu dengan penduduk setempat dan menjelajahi akar populasi Muslim sejak berabad-abad yang lalu.

Perjalanan yang ia tulis dalam bukunya tidak seperti perjalanan Eropa sebelumnya. Misalnya, ketika ke selatan Spanyol untuk melihat peradaban Islam yang telah lama hilang dari apa yang kemudian disebut Al-Andalus. 

“Perjalanan ini sangat berbeda –menjelajahi budaya Muslim yang hidup dan berkembang saat ini,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Muslim di Eropa

Menurutnya, pemahaman umum bahwa Eropa adalah Yudeo-Kristen dengan unsur-unsur pagan salah. “Islam telah ada di Eropa sejak abad pertama Islam,” katanya.

Dia mengatakan, Muslim pribumi di Balkan telah "dijaga jaraknya" dengan diberi label Eropa Timur dan dengan demikian dikecualikan dari arus utama Eropa yang diterima.

Bagi Hussain, “Eropa Timur” hampir identik dengan “Eropa Lain”. Ada kesalahpahaman bahwa benua itu tidak memiliki populasi Muslim asli dan pribumi. Pada akhirnya, bukunya menghilangkan mitos itu.

“Sebagai seorang Muslim Inggris, saya harus mendengarkan oportunis politik dengan cara terselubung dan kadang-kadang eksplisit mengatakan bahwa Muslim bukan bagian dari lanskap Eropa dan bahwa ada invasi terus-menerus terhadap pengungsi Muslim. Itu hanya omong kosong. Sudah ada Muslim di Eropa sejak abad ketujuh,” imbuhnya.

Meski demikian, ia tidak menyangkal bahwa ada warisan Yudeo-Kristen, juga tidak ada warisan pagan. Warisan-warisan ini juga termasuk sejarah yang perlu dibawa ke depan dan dipahami.