Liputan6.com, Jakarta - Meyakini terjadinya kiamat adalah salah satu rukun Iman. Itu artinya, bagi umat Islam, kiamat adalah hal absolut alias pasti dan tidak bisa dicegah.
Seluruh makhluk akan mati untuk kemudian kembali dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan pertubuatannya semasa hidup di dunia.
Bagi umat Islam, surga adalah dambaan. Namun, tak semuanya bisa langsung masuk ke surga.
Advertisement
Baca Juga
Banyak di antara umat Islam yang harus masuk ke neraka terlebih dahulu untuk menerima balasan atas kesalahannya. Setelah itu, sebagaimana dijanjikan, seorang muslim akan masuk ke surga dengan rahmat-Nya.
Baca Juga
Mengutip suaramuhammadiyah.or.id, di antara hal yang wajib diimani oleh seorang Muslim adalah iman kepada haudhul kautsar yang berarti telaga kautsar atau danau kautsar sebagai bagian dari iman kepada hari akhir sebagaimana Hadits Nabi SAW:
حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنِ الْمُخْتَارِ عَنْ أَنَسٍ قَالَ بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا فَقُلْنَا مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « أُنْزِلَتْ عَلَىَّ آنِفًا سُورَةٌ ». فَقَرَأَ « بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ) ». ثُمَّ قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ ». فَقُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيَقُولُ مَا تَدْرِى مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ ». زَادَ ابْنُ حُجْرٍ فِى حَدِيثِهِ بَيْنَ أَظْهُرِنَا فِى الْمَسْجِدِ (رواه مسلم)
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushirin dari al-Muhtar dari Anas berkata. Suatu hari ketika Rasulullah SAW di antara kami, tiba-tiba Beliau tertidur sejenak, lalu Beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum. Maka kami berkata, “Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Baru saja diturunkan kepadaku satu surah.” Beliau pun membacakan surah itu, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.– Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) Al Kautsar– Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah– Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (Qs. Al Kautsar: 1-3) Kemudian Beliau bersabda, “Tahukah kamu apa Al Kautsar?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya ia adalah sungai yang dijanjikan Tuhanku ‘Azza wa Jalla kepadaku, di atasnya terdapat kebaikan yang banyak; yaitu telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat, bejananya sejumlah bintang (di langit), lalu ada seorang hamba yang ditarik darinya, maka aku pun berkata, “Yaa Rabbi, sesunggunya ia termasuk umatku.” Allah berfirman, “Engkau tidak mengetahui apa yang mereka setelahmu.” Ibnu Hujr –salah seorang rawi- menambahkan dalam haditsnya, “(Rasulullah SAW) berada di antara kami di masjid (HR. Muslim)
Saksikan Video Pilihan Ini:
Khasiat Air Telaga Kautsar
Hadis tentang telaga kautsar ini berkaitan dengan turunnya surat al-Kautsar. Menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir bin As-Sa’di dalam Taisir al-Karim fi Tafsir Kalam al-Manan, menjelaskan bahwa “Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya memberikan nikmat kepadanya, “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.” Yakni kebaikan yang banyak dan karunia yang melimpah yang di antaranya adalah apa yang Allah berikan kepada Nabi SAW pada hari Kiamat berupa sungai yang disebut dengan Al Kautsar, dan telaga yang panjangnya selama sebulan, lebarnya selama sebulan, airnya lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu, bejananya seperti bintang-bintang di langit karena banyak dan bersinarnya. Barang siapa yang meminumnya, maka dia tidak akan haus setelahnya selama-lamanya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih Muslim Bab Hujjatu Man Qala al-Basmalah nomor 921. Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud Bab Fi al-Haudh, nomor 4749.
Imam Ahmad bin Hanbal dalam Mabahits Fi al-Aqidah karya Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad Ath-Thiyar (jilid 20: 102), berkomentar bahwa muslim wajib mengimani haudhul kautsar karena menjadi bagian penting yang harus diyakini keberadaannya di hari kiamat kelak.
Banyak ulama yang tidak meragukan khasiat dari air haudhul kautsar (telaga kautsar), Ibn Abi Zamanin dalam kitab Ushul as-Sunnah mengatakan bahwa siapa saja yang meminum air telaga tersebut, walaupun satu teguk, dia tidak akan merasa haus selama-lamanya. Pendapat di atas adalah penguat Hadits Nabi SAW yang menjelaskan tentang keistimewaan air telaga kautsar.
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ عُمَرَ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ اللَّبَنِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلَا يَظْمَأُ أَبَدًا (رواه البخاري)
Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abi Maryam, telah menceritakan kepada kami Nafi’ bin Umar dari Abi Mulaikah berkata, bahwa Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda : Telagaku luasnya seperti satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, baunya lebih harum dari minyak misk dan cangkir-cangkirnya (sebanyak) bintang di langit. Barangsiapa yang minum dari telaga tersebut, dia tidak akan haus selamanya (HR. Al-Bukhari)
Advertisement
Disediakan untuk Umat Muhammad SAWdan yang Terusir
Haudhul kautsar memang disediakan untuk umat Muhammad SAW dan suatu keistimewaan yang luar biasa dapat meminum air telaga tersebut. Namun apakah seluruh pengikut Muhammad diberikan kemudahan untuk mengakses air telaga kautsar tersebut.
Di dalam Hadits lain dijelaskan bahwa banyak orang yang akan terusir dari telaga kautsar seperti diusirnya unta oleh pemilik telaga.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَذُودَنَّ رِجَالًا عَنْ حَوْضِي كَمَا تُذَادُ الْغَرِيبَةُ مِنْ الْإِبِلِ عَنْ الْحَوْضِ (رواه البخاري)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyaar, telah menceritakan kepada kami Ghundar, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Muhammad bin Ziyaad, aku mendengar dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda : Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh akan banyak laki-laki yang ditolak (diusir) dari telagaku, sebagaimana diusirnya unta asing dari telaga (pemilik unta) (HR. Al-Bukhari)
Tim Rembulan