Sukses

Kiamat Sugra dalam Catatan Sejarah Turki 500 Tahun Lalu, Ketika Gempa Meluluhlantakkan Istanbul

Pada 10 September 1509 terjadi sebuah gempa bumi dahsyat yang meluluhlantakkan kota di timur Mediterania, Konstantinopel atau yang kini lebih dikenal dengan Istanbul, Turki. Hingga kini, peristiwa ini dikenal dengan kiamat kecil atau sugra

Liputan6.com, Jakarta - Gempa dahsyat mengguncang Turki dan Suriah, Senin (6/2/2023). Jumlah korban akibat lindu berkekuatan Magnitudo 7,8 itu telah melampaui 34 ribu orang.

Sementara, ribuan lainnya masih dilaporkan hilang sementara upaya penyelamatan terus berlanjut. Puluhan ribu warga di dua negara tersebut juga kehilangan tempat tinggal.

Bantuan terus mengalir dari seluruh penjuru dunia. Pemerintah Indonesia turut mengirimkan bantuan bagi korban gempa Turki dan Suriah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengirimkan bantuan logistik kesehatan tahap awal pada Sabtu, 11 Februari 2023.

Tim medis yang akan ikut serta menangani korban gempa Turki rencananya akan diberangkatkan Senin, 13 Februari 2023.

"Tim medis ini akan diberangkatkan hari Senin, dalam satu kloter dengan pesawat khusus," tutur Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan Sumarjaya, dikutip dari laman Sehatnegeriku.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut gempa itu sebagai the disaster of the century (bencana abad ini).

Namun, bencana gempa dengan dampak luar biasa ini bukan kali pertama terjadi di Turki. Lima abad lalu, gempa bumi dahsyat juga meluluhlantakkan Turki, dengan kawasan paling terdampak Istanbul.

Gempa ini memicu korban jiwa setidaknya 10 ribu orang. Padahal, kala itu penduduk tak sepadat abad belakangan. Bahkan, ada 109 masjid yang rusak karena guncangan lindu tersebut. Karenanya, gempa 500 tahun lalu itu dikenal dengan kiamat sugra atau kiamat kecil di Turki.

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kiamat Sugra di Turki, Rumah-Rumah Terisap ke Dalam Tanah

Pada 10 September 1509 terjadi sebuah gempa bumi dahsyat yang meluluhlantakkan kota di timur Mediterania, Konstantinopel atau yang kini lebih dikenal dengan Istanbul, Turki.

Seperti yang dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber, lindu yang terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat itu terjadi tepatnya di Laut Marmara, di kedalaman dangkal, dan menyebabkan terjadinya gelombang besar.

Gempa yang terkenal dengan sebutan 'The Lesser Judgement Day' itu berkekuatan sebesar 7,2 skala Richter. Lindu itu membuat ribuan rumah, 109 masjid, dan bangunan lainnya yang berada di kota itu rata dengan tanah.

Sebagian besar wilayah kota yang berada di pesisir pantai bahkan terisap ke dalam tanah. Rumah-rumah 'dilahap' habis saat lindu itu membuat tanah terbelah dua.

Ketika guncangan pertama terjadi, air laut langsung menyusut dengan seketika. Tak lama kemudian gelombang besar yang dikenal dengan sebutan tsunami setinggi 6 meter menghantam dan membanjiri jalan dan permukiman warga.

Daerah Galatis adalah wilayah terdampak terbesar dari hantaman tsunami tersebut. Hal itu pula yang membuat banyak nyawa hilang di Konstantinopel.

 

3 dari 3 halaman

Wilayah Terdampak dan Jumlah Korban Jiwa

Wilayah lainnya yang juga terkena dampak besar adalah Corlu -- efeknya lalu menyebar hingga wilayah timur, Izmit.

Lindu tersebut memakan setidaknya 10.000 korban jiwa. Korban luka-luka juga dilaporkan dalam jumlah yang tidak sedikit.

Setelah guncangan pertama terjadi, selama 45 hari ke depan, lindu masih terus mengguncang Konstantinople. Akibatnya selama kurang lebih 2 bualan, warga tidak berani pulang ke rumah mereka.

Pada hari yang sama tahun 1897, seorang pengemudi taksi bernama George Smith (25), menjadi orang pertama yang ditangkap karena mabuk saat menyetir.

Selain itu, kejadian lainnya yang juga terjadi di hari yang sama tahun berbeda adalah, kecelakaan dua buah jet di Zagreb, Yugoslavia. Tabrakan udara yang terjadi pada 1976 itu menyebabkan 176 orang tewas.

Tim Rembulan