Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan dan histori sastra Islam tidak terlepas dari perkembangan sastra Arab. Sebelum abad ke 20 kesusastraan Arab didominasi oleh puisi.
Puisi memuat gagasan, pikiran, perasaan, pesan, maupun imajinasi dari sang penyair sendiri. Biasanya, puisi dibuat dengan bahasa yang indah, puitis, serta terikat pada irama.
Advertisement
Baca Juga
Begitupun dengan puisi islami yang pada dasarnya hampir sama dengan puisi pada umumnya. Namun dalam puisi islami perbedaan terletak pada penggunaan temanya
Selain itu, puisi islami sangat banyak dibaca di berbagai kalangan, disebabkan karena puisi ini bisa dikonsumsi oleh semua kalangan usia. Sebagian besar puisi islami bertujuan agar kita selalu mengingat Tuhan yang Maha Esa.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini merupakan kumpulan puisi islami.
Saksikan Video Pilihan ini:
Di Halaman Mushola
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
Bulan sipit mengernyit.
Anak-anak TPA mengayuh angin, mengejar Alif ba ta.
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
Bulan jelalatan, matanya mengerling nakal.
Anak-anak TPA berlari riang, sebentar lagi petang datang.
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
Adzan berkumandang.
Tepat saat setan duduk di sampingku, padahal aku usai berwudhu.
Gembongan, 2020
Advertisement
Kebesaran Tuhan (Allah SWT)
Di tengah berlumurnya dosa
Di tengah setumpuk masalah dalam hidup
Di tengah gersang hatiku
Di tengah perbuatan dosa yang ku lakukan
Ku tersadar akan khilaf ku
Ku memohon ampunan-Mu
Atas dosa-dosa yang telah ku perbuat
Yang membuat gelisah hatiku
Kau telah tunjukkan jalan lurus-Mu
Kau telah memberiku jalan menuju surga-Mu
Kau berikan rahmat dan kasih sayang-Mu
Itu semua karena kebesaran-Mu
Entah kapan ajal akan menjemputku
Hanya engkau yang Maha Tahu
Dari segala yang akan terjadi pada hamba-Mu
Di sisa hidup ku, terimalah do’a ku
Aku memang orang yang hina
Aku orang yang tak pantas memohon doa pada-Mu
Tapi, hanya pada-Mu tempat meminta
Memohon ampunan atas segala dosa
Aku juga orang yang tak pantas menghuni surga
Tapi aku takut pada Neraka
Karena itu aku berdoa
Meminta kebesaran-Mu agar menghapus dosa
Duhai Tuhanku…..
Ampunilah segala dosa ku
Hapuskanlah dosa ku
Berikan kasih sayang atas kebesaran-Mu
Ibu
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu...
Ibu...
Aku sayang padamu...
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterakanlah dia
Selamanya...
Advertisement
Renungan Fajar dan Sepertiga Malam
Renungan Fajar
kala fajar tiba
saat terbitnya sang surya
kan membawa banyak penghidupan
kan mewujudkan beribu ribu harapan
disebelah timur sana
kau tampakkan cahya
namun tak ada yang menyadarinya
bahkan hanya sedikit saja
Sepertiga Malam Untukmu
Embun malam membangunkanku
Kicauan burung membuat risau hatiku
Aku telah terlumuri dosa-dosaku
Kegundahan terasa pada diriku
Tuhanku
Aku telah terlumuri dosaku
Aku ingin sepertiga malam untukmu
Mengampuniku
Atas dosaku
Merasakan maha pengampunmu
Demi menebus dosaku
Maafkanlah aku