Sukses

Kisah Tamim Ad-Dari, Sahabat Nabi yang Pernah Bertemu Dajjal

Pertemuan Tamim Ad-Dari dengan sosok Dajjal

Liputan6.com, Jakarta - Dajjal adalah sosok dalam eskatologi Islam dan eskatologi Kristen ortodoks yang akan muncul menjelang kiamat. Dajjal dikatakan kafir dan jahat, pembawa fitnah (ujian) terbesar dan tidak ada ujian yang terbesar selain itu.

Mengutip dari berbagai sumber, menurut kisah dari Tamim ad-Dari seorang pendeta Nasrani yang sudah memeluk Islam dan menjadi sahabat Nabi, ia bercerita tentang pengalamannya tentang pelayarannya bersama tiga puluh orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam, kemudian mereka terdampar di sebuah pulau. 

Di pulau tersebut mereka bertemu dengan makhluk berambut lebat yang bisa berbicara, makhluk tersebut mengaku bernama al-Jassasah.

Kemudian al-Jassasah memerintahkan Tamim beserta rombongan untuk memasuki sebuah biara yang di dalamnya ada seseorang bertubuh sangat tegap dan besar, kedua tangannya dibelenggu ke tengkuknya, antara kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi. 

Pulau tersebut dikatakan dia berada di laut Syam (Laut Arab), kemudian Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada para sahabatnya lebih detail lagi bahwa Dajjal akan muncul dari sebelah timur.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 4 halaman

Pertemuan Tamim Ad-Dari dengan Dajjal di sebuah Pulau

Fathimah ibn Qais meriwayatkan, dalam suatu kesempatan, usai menunaikan shalat berjamaah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam naik mimbar seraya tertawa kecil. 

Terdengar dari kedua bibirnya ucapan, 

“Kepada semua yang baru saja menunaikan shalat, tetaplah berada di tempat.”

Setelah semua sahabat duduk tenang, beliau kemudian mengawali pembicaraannya, 

“Apakah kalian tahu, mengapa aku kumpulkan kalian?”

Mereka menjawab, 

“Allah dan rasul-Nya tentu lebih mengetahui.”

Beliau kemudian melanjutkan, 

“Demi Allah, aku tidak mengumpulkan kalian untuk sebuah kabar yang menyenangkan atau yang menakutkan. Namun, aku kumpulkan kalian karena Tamim ad-Dari yang dulunya adalah seorang Nasrani. Kemudian, dia datang berbaiat dan masuk Islam. Selain itu, ia juga menyampaikan suatu cerita yang sesuai dengan apa yang ingin aku ceritakan tentang Dajjal.”

“Tamim bercerita bahwa pada suatu ketika dirinya menaiki kapal laut bersama tiga puluh orang dari kabilah Lakhm dan Judzam. Selama satu bulan lamanya, mereka terombang-ambing di atas gelombang lautan.’’ 

Sampai akhirnya mereka berlabuh di sebuah pulau yang ada di tengah lautan menjelang matahari terbenam. Mereka duduk tak jauh dari kapal. Beberapa waktu kemudian, mereka masuk ke dalam pulau dan menjumpai sebuah hewan yang berbulu lebat. 

3 dari 4 halaman

Sosok Al-Jassasah

Saking lebat bulunya hewan tersebut, mereka tidak tahu mana kubul dan mana duburnya. Mereka kemudian memberanikan diri berkata kepada hewan tadi,

"Celakalah, hewan apa engkau?"

Anehnya, hewan itu bisa menjawab,

"Aku adalah al-Jassasah."

 Mereka kembali bertanya,

"Apa itu hewanal-Jassasah?"

Si hewan berkata, 

"Wahai kaum, pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di sebuah gereja. Sebab, dia sangat merindukan kabar kalian.” 

Seperti yang dikisahkan Rasulullah, Tamim menuturkan, 

“Setelah hewan tersebut menyebutkan seorang laki-laki kepada kami, kami menjadi takut. Jangan-jangan hewan itu adalah setan. Meski demikian, kami penasaran dan segera pergi menuju gereja yang ditunjukkan hewan tadi. Begitu sampai, ternyata benar di dalam gereja sudah ada sosok manusia terbesar sejauh yang pernah kami lihat. Dia diikat dengan kuat. Sedangkan kedua tangannya disimpan di tengkuknya. Dari kedua lutut sampai mata kakinya terikat dengan besi." 

Kala itu, kami bertanya, 

"Celakalah, siapakah kau?"

Manusia raksasa itu menjawab, 

"Kalian sudah bisa mengetahui kabarku, sekarang sampaikanlah kepadaku, siapakah kalian?"

Rombongan Tamim ad-Dari menjawab,

‘'Kami semua adalah orang Arab. Kami berlayar dengan sebuah kapal. Tiba-tiba kami dihadang ombak dan gelombang. Kami pun terombang-ambing selama satu bulan. Sampai akhirnya, kami berlabuh di pulaumu ini.’’ 

"Tiba-tiba, kami berjumpa dengan seekor hewan yang lebat bulunya dan ia meminta untuk ke sini menemuimu. Sebab, tuturnya, kau begitu merindukan kabar kami, sehingga kami pun segera menemuimu."

Laki-laki itu berkata,

“Sekarang sampaikanlah kepadaku tentang kurma Baisan.”

Dituturkan oleh Tamim ad-Dari, Kami balik bertanya, "Tentang apanya yang ingin engkau tanyakan?"

"Yang aku tanyakan kepada kalian, apakah kurma itu masih berbuah?"

"Masih."

"Andai kurma itu nyaris tak berbuah."

Kemudian laki-laki raksasa itu bertanya kembali tentang beberapa hal diantaranya danau ath-Thabariyyah, tentang sumur Zughar.

4 dari 4 halaman

Lanjutan

Terakhir laki-laki dalam gereja itu kembali menanyakan pertanyaan lainnya, 

“Lalu kabarkanlah kepadaku tentang nabi orang-orang Arab? Apa yang telah dia lakukan? Dia lahir di Makkah dan hijrah ke Madinah. Apakah nabi itu diperangi oleh orang-orang Arab?”

"Betul," jawab kawan-kawan Tamim Ad-Dari.

"Lalu apa yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?”

Kawan-Kawan Ad-Dari pun mengabarkan sejelas-jelasnya bahwa sang nabi telah muncul di tengah masyarakat Arab dan ditaati oleh mereka. Terdengar si laki-laki bertanya lagi, 

“Apakah itu sudah terjadi?”

"Benar," tegas mereka.

“Nabi itu lebih bagus bagi mereka jika mereka menaatinya. Karena itu, dia memberitahu kalian tentangku. Sesungguhnya, aku ini Al-Masih Dajjal. Aku hampir saja diizinkan keluar. Setelah keluar, aku akan berjalan di muka bumi. Tidaklah aku biarkan satu kampung pun kecuali akan aku singgahi dalam empat puluh hari selain kota Makkah dan Madinah."  

"Keduanya diharamkan kepadaku. Setiap kali aku akan masuk ke dalam keduanya atau masuk ke dalam salah satunya, aku dihadapi satu malaikat dengan pedang terbungkus sarung di tangannya, yang siap dihunuskan untuk menghalangiku. Setiap jalan bukit yang ada di kota itu akan ada malaikat yang menjaganya.”