Sukses

Tata Cara dan Niat Qadha Puasa Ramadhan di Bulan Sya'ban

Orang yang meninggalkan puasa di bulan Ramadhan harus mangganti atau mengqadha puasanya di luar Ramadhan

Liputan6.com, Jakarta - Orang yang meninggalkan puasa di bulan Ramadhan harus mangganti atau mengqadha puasanya di luar Ramadhan. Lazimnya, qadha puasa dilakukan begitu Ramadhan usai, atau memasuki Syawal.

Hal itu dilakukan agar seseorang tak lalai. Dia akan secepatnya mengganti 'utang' puasa Ramadhan dengan cepat.

Namun, ada pula yang mengundurnya, sampai beberapa waktu saat memiliki kesempatan. Dan soal waktu ini, tidak syariat yang sampai mewajibkan. Yang disyariatkan adalah kewajiban untuk mengganti utang puasa Ramadhan tersebut.

Seperti yang dilakukan Sayyidah Aisyah, istri Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu meng-qadha puasa Ramadhan pada bulan Sya'ban.

Mengenai Sya'ban, ini adalah bulan terakhir sebelum memasuki Ramadhan. Karena itu, umat Islam yang meninggalkan puasa Ramadhan dianjurkan untuk secepatnya melakukan qadha.

Banyaknya qadha puasa Ramadhan disesuaikan dengan jumlah puasa yang ditinggalkan. Berikut ini adalah tata cara dan niat qadha puasa Ramadhan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Tata Cara dan Niat Qadha Puasa Ramadhan

Mengutip laman NU, mereka yang mengqadha puasa Ramadhan juga wajib niat puasa qadhanya di malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i. Demikian diterangkan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut.

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.

Artinya: Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits. (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).

Adapun lafal niat qadha puasa Ramadhan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

Semoga Allah menerima uzur dan qadha puasa Ramadhan kita. Wallahu a‘lam.

Tim Rembulan