Liputan6.com, Jakarta Sejumlah kebijakan pemerintah Arab Saudi menuai kontroversi. Salah satunya adalah rencana legalisasi peredaran alkohol.
Wall Street Journal juga mengungkapkan bahwa Arab Saudi berencana membangun resor mewah tepi pantai di megaproyek Neom, yang akan menyajikan anggur, koktail dan sampanye. Tempat ini nantinya akan menjadi yang pertama kalinya menjual alkohol.
Baca Juga
Saat ini Arab Saudi melarang konsumsi dan penjualan alkohol. Jika penjualan alkohol diizinkan, hal ini bertujuan untuk menarik turis asing dan mendorong pebisnis ekspatriat untuk tinggal dan bekerja di sana. Ddemikian dilaporkan Kumparan.
Advertisement
Selain itu yang tak kalah menuai polemik lainnya adalah pantai bikini. Mengutip CNBC Indonesia, pantai ini memiliki taman terapung yang membentuk tulisan "Arab Saudi" dalam bahasa Inggris, jika dilihat dari atas.
Untuk masuk ke sini, tiap orang harus mengeluarkan kocek 300 riyal Saudi atau sekitar Rp 1,1 juta (asumsi Rp 3,772/riyal), untuk menikmati musik dan tarian sekaligus bermain air.
Tampak, kini Arab Saudi makin modern. Modernitas itu tak pelak merenggut kesan 'suci' yang tersemat selama berabad-abad.
Banyak lagi kontroversi yang membuat Arab Saudi usai sebagian kebijakan pemerintah di bawah wewenang pangeran mahkota Mohammed bin Salman. Terkini, Arab Saudi mencanangkan pembangunan Mukaab, sebuah bangunan raksasa berbentuk kubus dan dianggap mirip dengan Ka'bah, situs tersuci umat Islam sedunia.
Kebijakan-kebijakan ini memicu reaksi warganet dunia dan oleh beberapa di antaranya dikaitkan dengan kiamat. Tak aneh, sebab, sesuai dengan nubuwat Rasulullah SAW, akan terjadi fitnah besar-besaran yang bahkan diriwayatkan akan memusnahkan bangsa Arab.
Lantas, bagaimana kita memahami 'fitnah besar' akhir zaman yang memusnahkan bangsa Arab ini? Benarkah kontroversi-kontroversi di Arab Saudi itu tanda kiamat makin dekat?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Fitnah Besar yang Binasakan Bangsa Arab
Syekh Mahir Ahmad Ash Shufi dalam bukunya Tanda-tanda Kiamat Kecil dan Besar, seperti kutip Republika menjelaskan, ada satu tanda kiamat wustha (sebelum masuk tanda kiamat kubra) yang akan menimpa bangsa Arab.
Tanda tersebut adalah fitnah besar yang membinasakan bangsa Arab.
Syekh Mahir menyebut, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Amru RA bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Akan terjadi fitnah yang membinasakan bangsa Arab. Orang-orang yang terbunuh berada dalam neraka. Di dalamnya lisan lebih tajam daripada pedang," (HR. Bukhari).
Syekh Mahir menyebut tanda ini terjadi menjelang munculnya tanda-tanda kubra. Atau saat tanda ini terlihat, tanda kiamat kubra sudah dekat.
"Saya memperkirakan, hal ini akan terjadi berdekatan dengan terjadinya kiamat. Wallahu a'lam," katanya.
Advertisement
Degradasi Moralitas Bangsa Arab
Tanda ini dapat dimaknai sebagai degradasi bangsa Arab. Degradasi ini pada dasarnya lebih kepada moralitas dan mentalitas bangsa Arab.
Penegasan tersebut disampaikan Imam as-Suyuthi dalam al-Jami’ ash-Shaghir, Rasulullah SAW pernah bersabda,”Di antara (tanda) dekatnya kiamat adalah rusaknya bangsa Arab.”
Seperti diketahui, berbagai kebijakan baru di Arab Saudi saat ini, seperti menggelar pertunjukan konser hingga gelaran lain yang menjadi budaya Barat telah terjadi di wilayah tersebut. Beberapa orang sudah memaknai ini sebagai salah satu tanda kiamat wustha, yaitu fitnah yang merusak bangsa Arab.
Kondisi ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan keadaan dunia secara umum sebelum terjadinya kiamat besar.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَأْخُذَ اللَّهُ شَرِيطَتَهُ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ ، فَيَبْقَى عَجَاجٌ لا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا ، وَلا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا
Artinya: “Tidaklah Hari Kiamat akan datang sampai Allah ‘mengambil’ orang-orang yang baik dan beragama dari penduduk bumi sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang hina dan tidak memiliki kebaikan sama sekali. Mereka tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar.” (HR Ahmad).
Tim Rembulan