Sukses

Pengakuan Gus Baha Tak Ingin 1 Surga dengan Mbah Moen, Alasannya Bikin Kocak

Ulama asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha mengaku tidak ingin surganya satu tingkat dengan gurunya sendiri, almaghfurlah KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha mengaku tidak ingin surganya satu tingkat dengan gurunya sendiri, almaghfurlah KH Maimoen Zubair (Mbah Moen). Hal itu diungkapkan Gus Baha saat menghadiri suatu majelis selawat beberapa waktu lalu yang dihadiri Habib Zainal Abidin, Ganjar Pranowo, dan Taj Yasin.

Mengawali pembicaraannya, Gus Baha menyapa satu per satu tokoh yang hadir pada majelis tersebut. Bagi Gus Baha, majelis tersebut spesial lantaran dihadiri pasangan kepala daerah Jawa Tengah. Meskipun sebenarnya ia sangat menghindari bertemu dengan umaro.

“Malam ini adalah malam yang sangat saya hindari sebetulnya. Karena saya dulu diminta santri Gayeng berkampanye dan saya bilang jangan ada tradisi ulama berhadap-hadapan dengan umaro,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Rachart Channel, Kamis (9/3/2023).

“Makanya tadi saya (duduk) di belakang karena takut berhadap-hadapan dengan Pak Ganjar. Karena dulu jargon saya di santri Gayeng duet Pak Ganjar-Gus Yasin itu mewakili ulama dan umaro, sehingga jangan ada tradisi berhadap-hadapan,” tambah Gus Baha.

Kendati demikian, Gus Baha beberapa kali pernah satu pesawat dengan Ganjar. Akan tetapi, ia tidak ingin bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah itu karena konsisten dengan prinsipnya. 

“Jadi yang tanggal berapa Pak Ganjar pas saya satu pesawat dengan jenengan dari Jakarta ke Semarang? Tapi saya gak berhadap-hadapan. Beliau di depan saya di belakang sebagai konsekuensi saya rakyat beliau pemimpin. Jadi ini fair,” ujarnya.

“Tapi nanti insya Allah saya di akhirat kalau saya terpaksa jadi imam semoga Pak Ganjar juga ikhlas. Jadi supaya fair, gantian. Tapi ini hanya guyon, semoga jadi kenyataan,” lanjut ulama ahli tafsir ini.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Korban Nasihat

Setelah itu, Gus Baha bicara topik lain. Ia mengaku menjadi korban nasihat dari temannya. Kali ini ia berhasil membuat jemaah tertawa terbahak-bahak.

Gus, ojo sholeh nemen-nemen ora enak (Gus, jangan terlalu jadi orang yang sholeh banget, gak enak.) Kenapa? Engko swargane Mbah Moen (Nanti jadi satu surga dengan Mbah Moen). Bidadari sungkan,” tutur Gus Baha yang disambut tawa jemaah.

Karena nasihat itu, Gus Baha memilih menjadi kiai yang paling awam, yang jarang sholat sunah, dan pagi-pagi jalan ke pasar. Bukan tanpa sebab, ia takut sesurga bersama Habib Zainal Abidin, pasti merasa sungkan.

“Jadi, sampean gak usah berdoa minta sekelas dengan Habib Zainal Abidin nggih. Jangan sama Pak Ganjar yang ada banyak ajudannya. Maka semua ajudannya saya minta surganya beda kelas sama Pak ganjar, atau satu kelas beda ruangan supaya gak sungkan,” tambah Gus Baha sambil disambut tawa lagi.

Gus Baha menegaskan bahwa semua itu hanya guyon, termasuk dirinya yang tidak ingin satu surga bersama Mbah Moen. Alasannya sama, agar tidak sungkan ketika di surga.

“Karena di surga itu nanti dihalalkan minum khamar. Terus istri juga gak dibatasi. Semuanya cantik. Kebayang gak kalo bersama guru sampean?” imbuh Gus Baha seraya bertanya kepada jemaah.

Nasihat dari temannya itu begitu membekas bagi Gus Baha hingga sekarang. Ia mengaku menjadi kiai yang paling biasa saja dalam hal ibadah. Namun kalau soal ilmu sangat fanatik.

“Saya masih ngajar kitab-kitab yang besar, yang sulit. Sampean tahu kenapa alasannya? Karena sulit kalau gak bisa itu orang maklumi, tapi kalau mudah ora iso kebangetan. Jadi ini agak agak politik sebetulnya,” kata Gus Baha.