Sukses

Hukum Mencicipi Makanan Saat Berpuasa Beserta Dalilnya

Para ibu-ibu terkadang melamun saat memasak sehingga lupa bahwa dirinya sedang menjalani ibadah puasa. Tanpa sadar mencicipi masakan yang dimasak.

Liputan6.com, Jakarta Mencicipi makanan saat puasa merupakan hal yang penuh keraguan dan membuat perasaan ketar-ketir. Terlebih saat memasak menjelang waktu Maghrib pada bulan Ramadan adalah hal yang sangat berpotensi dialami oleh ibu-ibu di dapur.

Mereka terkadang melamun saat memasak sehingga lupa bahwa dirinya sedang menjalani ibadah puasa. Tanpa sadar mencicipi masakan yang dimasak.

Mereka pun merasa waswas karena khawatir puasanya batal. Lalu bagaiman hukum bagi orang yang berpuasa mencicipi makanan, mengingat aroma makanan masih terasa di lidah? Berikut penjelasannya!

Hukum Mencicipi Makanan Saat Puasa

Menurut para Ulama, mencicipi makanan saat berpuasa hukumnya boleh. Asal dilakukan sesuai kebutuhan, seperti memastikan rasa makanan.

Adapun para juru masak, baik laki-laki maupun perempuan dan orang yang memiliki anak kecil yang berkepentingan mengobati, maka mencicipi makanan bagi keduanya adalah boleh.

Dalil yang menunjukkan hal ini adalah perkataan Ibnu Abbas RA dalam kitab Musannaf Ibn Abi Syaibah, juz 2, halaman 304:

عَنِ ابْنِ عَبّاسٍ، قالَ: لا بَأْسَ أنْ يَذُوقَ الخَلَّ أوِ الشَّيْءَ، ما لَمْ يَدْخُلْ حَلْقَهُ وهُوَ صائِمٌ

Artinya: Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata, tidak masalah apabila seseorang yang berpuasa mencicipi cuka atau sesuatu selama tidak masuk kerongkongan/memakan. (H.R. Bukhari secara mu’allaq)

Syekh Abdullah bin Hijazi asy-Syarqawi dalam kitabnya Hasyiyatusy Syarqawi ‘ala Tuhfatith Thullab menyebutkan:

وذوق طعام خوف الوصول إلى حلقه أى تعاطيه لغلبة شهوته ومحل الكراهة إن لم تكن له حاجة ، أما الطباخ رجلا كان أو امرأة ومن له صغير يعلله فلا يكره في حقهما ذلك قاله الزيادي

Artinya: Di antara sejumlah makruh dalam berpuasa ialah mencicipi makanan karena dikhawatirkan akan mengantarkannya sampai ke tenggorokan. Dengan kata lain, khawatir terlanjur tertelan masuk, lantaran sangat dominannya syahwat (untuk makan). Kemakruhan itu sebenarnya terletak pada tidak adanya hajat tertentu dari orang yang mencicipi makanan itu. Beda hukumnya bila tukang masak dan orang yang masak untuk menyuapi anak kecilnya yang sedang sakit, maka mencicipi makanan tidaklah makruh.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

2 dari 3 halaman

Hukum Mencicipi Makanan

Hanya saja, jika mencicipi makanan dilakukan tanpa ada kebutuhan tertentu, hukumnya adalah makruh karena khawatir makanan tersebut sampai ke tenggerokan.

Dengan kata lain, kemakruhan itu sebenarnya terletak pada ketiadaan hajat tertentu dari orang yang mengecap makanan itu.

Jika orang yang puasa tidak sengaja menelan makanan yang dicicipi maka dia boleh lanjutkan puasanya. Ini berdasarkan keumuman dalil yang menunjukkan dimaafkannya orang yang lupa dalam pelaksanaan syariat.

Nabi Muhammad saw bersabda:

من نسي وهو صائم ، فأكل أو شرب فليتم صومه ، فإنما أطعمه الله وسقاه “. متفق عليه

“Siapa saja yang lupa ketika puasa kemudian makan atau minum maka hendaknya dia sempurnakan puasanya, karena Allah telah memberinya makan atau minum.” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Melansir penjelasan Buya Yahya pada saluran Youtube Al bahjah TV, mencicipi makanan saat puasa hukumnya yaitu ‘boleh’. Lalu bagaimana jika sering mencicipi makanan ketika puasa?

Buya Yahya menjelaskan, bahwa mencicipi makanan hingga 1 timba pun diperbolehkan asal tidak ditelan. Dengan begitu mencicipi makanan walaupun tidak ditelan hukumnya tetap ‘boleh’. Utuk mencicipi rasa masakan tanpa menelannya, bisa dilakukan dengan menggunakan bagian ujung indera pengecapan saja tanpa menelan.

Senada diutarakan oleh Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh. Menurutnya, mencicipi makanan atau masakan ketika puasa tidaklah masalah asalkan cuma di lidah. Namun lain halnya dengn Cholil Nafis selaku Ketua MUI Bidang Dakwah & Ukhuwah. Menurutnya, mencicipi makanan atau masakan ketika puasa yakni hukumnya mubah.

3 dari 3 halaman

Mencicipi Makanan

“Mencicipi makanan saat puasa memanglah tidak membatalkan, namun khawatir menelan pastinya membatalkan puasa, maka selesai mencicipi lekas dimuntahkan,” terangnya.

Jika kesulitan memuntahkan makanan, sebaiknya tidak perlu untuk mencicipinya. Ia pun menyarankan supaya ketika mencicipi makanan saat puasa, sebaiknya cicipi sedikit saja.

Berbeda lagi dengan Musta’in Ahmad selaku Kepala Kantor Kemenag Surakarta tahun 2020. Menurutnya, ada dua hukum mencicipi masakan atau makanan ketika puasa.

Pertama, saat mencicipi masakan atau makanan menggunakan ujung lidah dan lekas mengeluarkannya bagi ahli masak (terhitung di keluarga) hukumnya boleh (mubah). Kedua, mencicipi makanan saat puasa yang dilaksanakan oleh seseorang yang bukan ahli masak hukumnya adalah makruh.

Demikianlah beberapa dalil yang menerangkan hukum mencicipi makanan saat berpuasa di Bulan Ramdan. Semoga kita bisa terhindar dari hal-hal yang membuat ibadah kita berkurang.