Sukses

Amalan Agar Timbangan Kebaikan Lebih Berat di Hari Kiamat

Amalan Agar Timbangan Kebaikan Lebih Berat di Hari Kiamat

Liputan6.com, Jakarta - Allah bersabda pada hari kiamat, akan menyediakan timbangan yang begitu akurat. Dengan demikian, tidak akan ada yang dirugikan, sekecil apapun.

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۗ  وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ

Artinya: “Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.” (QS Al-Anbiya: 47).

Menurut Prof Dr H Sofyan Sauri, MPd, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, dalam tafsir tahlili, dengan tegas Allah SWT menyatakan pada ayat ini, dalam menilai perbuatan hamba-Nya kelak di hari kiamat, Allah SWT akan menegakkan neraca keadilan yang benar-benar adil sehingga tidak seorang pun akan dirugikan dalam penilaian itu.

"Maksudnya penilaian itu akan dilakukan setepat-tepatnya, sehingga tidak akan ada seorang hamba yang amal kebaikannya dikurangi sedikit pun, sehingga menyebabkan pahalanya dikurangi dari yang semestinya diterima," tulisannya, sebagaimana dikutip dari gontornews.com, Sabtu (18/3/2023).

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Amalan Agar Timbangan Kebaikan Lebih Berat

Pada yaumul hisab, ada empat hal yang akan dimintai pertanggungjawaban. Rasulullah SAW bersabda:

Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya ke mana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”. (HR Tirmidzi)

Dalam penjelasan para ulama, ada beberapa pendapat yang ditimbang dalam mawazin (timbangan) pada hari kiamat, yaitu: 1) Amal itu sendiri, 2) Catatan amal, 3) Pahala dari amalan, 4) Pelaku amal itu sendiri. (Ma’arij al-Qabul 3: 1022-1024)

Sungguh beruntung manusia yang timbangan amal kebaikannya lebih berat. Lalu, amalan apa yang memperberat timbangan? Rasulullah SAW bersabda:

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai Allah Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat ‘Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim’ (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung).” (HR Bukhari 7/168 dan Muslim 4/2072)

Semua perbuatan tercatat baik dalam catatan amal. Allah SWT berfirman:

وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا ࣖ

Artinya: “Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, ‘Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,’ dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.” (QS. Al-Kahfi: 49).

 

Tim Rembulan