Liputan6.com, Jakarta Doa melihat hilal Ramadhan bisa diamalkan oleh setiap umat Muslim. Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam.
Membaca doa melihat hilal Ramadhan merupakan doa menyambut bulan Ramadhan sesuai sunnah. Artinya, amalan ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga setiap umat Muslim, bisa ikut mengamalkannya.
Baca Juga
Doa melihat hilal Ramadhan memiliki lafaz yang pendek, sehingga mudah untuk dibaca dan diamalkan. Ketika melihat hilal, Anda juga bisa melantunkan dzikir. Oleh karena itu, Anda patut mengikuti doa-doa yang dibacakan Nabi Muhammad SAW dalam menyambut bulan Ramadhan ini.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai doa melihat hilal Ramadhan sesuai sunnah yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (18/3/2023).
Doa Melihat Hilal Ramadhan
Bulan Ramadhan tak terasa sudah dekat, anda bisa menyambutnya dengan beberapa doa jelang Ramadhan sesuai sunnah dan yang diajarkan oleh Rasulullah saw saat melihat hilal atau awal bulan. Berikut ini terdapat doa jelang Ramadhan sesuai sunnah, yakni:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
Arab Latin: Allahu akbar, Allahumma ahillahu 'alaina bil amni wal imaani, wassalaamati wal islaami, wattaufiii limaa tukhibbu wa tardha, rabbunaa wa rabbukallahu.
Artnya: Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.” (HR. Ahmad).
Umat muslim menentukan awal Ramadhan ditentukan dengan Ru’yatul Hilal atau melihat bulan baru di hari ke 29 bulan Sya’ban, meski hanya dilakukan oleh satu orang. Atau dengan cara istikmal atau menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.
Secara umum, untuk menentukan bulan Ramadhan akan dilakukan dua pendekatan dalam menentukan awal Ramadhan. Dua pendekatan tersebut yaitu dengan hisab dan rukyat. Cara menentukan awal Ramadhan dengan metode hisab adalah perhitungan untuk memprediksi ketinggian hilal yang menjadi penanda pergantian bulan dalam sistem kalender hijriah. Saat diprediksi sudah berada pada ketinggian di atas 0 derajat, maka sudah bisa dikatakan bulan berganti.
Sementara itu, rukyat adalah metode menentukan awal Ramadhan yang dilakukan dengan menyaksikan hilal baik dengan mata secara langsung maupun dengan alat. Jika sudah muncul, hilal akan terlihat seperti garis lengkung tipis.
Advertisement
Doa Dzikir Melihat Hilal Ramadhan
Selain membaca doa melihat hilal Ramadhan di atas, anda bisa membaca doa dzikir melihat hilal Ramadhan yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. Berikut bacaan zikir yang diamalkan Rasulullah SAW ketika melihat hilal Ramadan :
Allāhu akbaru, lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhīmi. Allāhumma innī as’aluka khaira hādzas syahri, wa a‘ūdzu bika min syarril qadari, wa min syarril mahsyari.
Artinya: “Allah maha besar. Tiada daya dan upaya kecuali berkat pertolongan Allah yang maha agung. Aku memohon kepada-Mu kebaikan bulan ini (Ramadan). Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan takdir dan keburukan mahsyar.”
Doa Menyambut Ramadhan
Selain itu, terdapat ada satu lagi doa jelang Ramadhan sesuai sunnah yang dianjurkan untuk dibaca ketika menyambut bulan Ramadhan. Doa tersebut dapat dilantunkan sebagai bentuk rasa gembira dan harapan yang baik.
Ibnu Rajab menyebutkan keterangan Mu’alla bin Al-Fadhl ulama tabi’ tabiin, yang mengatakan,
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif).
Kemudian Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan salah satu contoh doa yang mereka lantunkan. Melalui riwayat dari Yahya bin Abi Katsir seorang ulama tabi’in, bahwa beliau mengatakan bagaimana doa sebagian sahabat ketika datang Ramadhan,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
Artinya: “Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif).
Advertisement
Amalan-Amalan Menyambut Ramadhan
Selain doa yang dapat diamalkan sebelum bulan Ramadhan, ada pula amalan-amalan menyambut bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:
a. Bertobat dan memohon ampunan Allah SWT
Amalan-amalan menyambut Ramadhan adalah dengan bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Umat Islam dianjurkan untuk menyambut bulan Ramadan dengan taubat nasuha, mempersiapkan diri untuk berpuasa, serta menghidupkan bulan Ramadan dengan tekad yang murni dan tulus. Hal ini membuat kamu bisa menyambut bulan Ramadan dengan hati yang bersih, suci, dan penuh suka cita.
b. Memperdalam ilmu agama
Selanjutnya, amalan-amalan menyambut Ramadhan adalah memperdalam ilmu agama. Ilmu sangat diutamakan sebelum berkata dan beramal. Ini karena syarat diterimanya amal setelah ikhlas adalah mutaba’ah, yaitu amal tersebut harus benar dan sesuai dengan syari’at dan sunnah. Dengan memperdalam ilmu agama, maka anda bisa lebih paham tentang puasa, shalat tarawih, zakat, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya.
c. Menyelesaikan Utang Puasa
Berikutnya, amalan-amalan menyambut Ramadhan adalah menyelesaikan utang puasa. Puasa ganti atau pausa qadha tentunya merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim, terutama wanita yang mengalami menstruasi saat bulan Ramadhan sebelumnya. Puasa Qadha ini wajib dilaksanakan sebanyak hari puasa yang telah ditinggalkan saat Ramadhan sebelumnya.
Ketentuan membayar hutang puasa Ramadan dapat dilihat jelas dalam firman Allah pada Q.S. Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi:
"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."