Sukses

Jelang Ramadhan, Komplek Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Ramai Peziarah

Selain ziarah makam keluarga, banyak juga umat muslim Cirebon maupun luar daerah ziarah ke komplek makam Sunan Gunung Jati.

Liputan6.com, Cirebon Tradisi ziarah makam menjelang puasa ramadhan rutin dilakukan umat muslim di Indonesia. Umat muslim ziarah kubur ke makam salah satu keluarga yang sudah meninggal hingga ulama besar.

Termasuk di Cirebon, selain ziarah makam keluarga, banyak juga umat muslim Cirebon maupun luar daerah ziarah ke komplek makam Sunan Gunung Jati.

Diketahui, Sunan Gunung Jati dikenal dengan metode dakwahnya yang santun. Maka tak heran jika makamnya banyak dikunjungi peziarah sebagai wujud penghormatan kepada perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Makam Sunan Gunung Jati terletak di antara bukit gunung sembung dan bukit gunung jati. Namun, karena bukit gunung jati yang dikenal sebagai wilayah keramat, maka bukit gunung jati yang lebih populer.

Luas lahan kompleks Makam Sunan Gunung Jati yaitu lima hektar yang terbagi menjadi dua kompleks makam. Keberadaan makam beliau berada pada kompleks utama yang memuat 500 makam yang berada di Gunung Sembung.

Para peziarah harus melintasi tangga panjang nan berliku yang dipenuhi ratusan kuburan untuk mencapai makam Sunan Gunung Jati. Setiap halamannya terdapat makam lengkap dengan bangunan kecil dari kayu.

Keberadaan makam Sunan Gunung Jati terletak di tingkat ke sembilan dengan sembilan pintu gerbang yang memiliki nama. Masing-masing yakni Pintu Gapura, Pintu Krapyak, Pintu Pasujudan, Pintu Ratnakomala, Pintu Jinem, Pintu Rararog, Pintu Kaca, Pintu Bacem, dan Pintu Teratai, pintu yang menuju ke area makam Sunan Gunung Jati.

Tidak seperti makam Walisongo lainnya, makam Gunung Jati tidak bisa diziarahi secara langsung oleh masyarakat umum. Mereka hanya bisa berdoa di teras pintu kelima yakni Pintu Pasujudan.

Dari pintu yang diberi nama Selamat Tangkep itu terlihat puluhan anak tangga menuju Makam Sunan Gunung Jati. Hanya keturunan beliau sajalah saja yang boleh melanjutkan menuju makam Sunan Gunung Jati.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

2 dari 3 halaman

Benda Berharga

Alasannya antara lain, adalah begitu banyaknya benda berharga yang perlu dijaga. Seperti keramik atau benda porselen lain menempel ditembok-tembok dan guci-guci yang dipajang sepanjang jalan makam.

Keramik-keramik yang menempel ditembok bangunan makam konon dibawa oleh istri Sunan Gunung Djati yang berasal dari Cina, yaitu Putri Ong Tien.

Maka tak heran jika peziarah yang berkunjung bukan hanya dari kalangan umat Islam saja melainkan juga dari etnis Tionghoa.

Di makam ini terdapat balai yang bernama balai Pelayoman. Menurut mitos warga setempat jika ada seseorang yang tertidur di balai tersebut ketika kembali ke rumahnya maka orang tersebut akan meninggal dunia.

Akses Lokasi Makam Sunan Gunung JatiBerjarak 3 KM dari Kota Cirebon, kompleks makam Sunan Gunung Jati berlokasi di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Petilasan ini bisa dicapai dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jika datang dari arah Jalan Siliwangi Kota Cirebon, akan menemui perempatan.

Lurus terus ambil jalur menuju Krucuk dan diteruskan sampai melewati Tanjung pura. Setelah melewati Pantai Tirtamaya, makam Sunan Gunung Jati terletak di sebelah kiri jalan.

Apabila menggunakan moda transoprtasi kereta api, pengunjung dari luar kota bisa turun di Stasiun Cirebon. Kemudian pilih angkot D5 jurusan Dukuh Semar-Krucuk.

Sejatinya, makam Sunan Gunung Jati bukanlah obyek wisata umum melainkan dikhususkan untuk tujuan Ziarah. Oleh karenanya, tidak ada aturan khusus mengenai jam operasional sehingga makam Sunan Gunung Jati dibuka selama 24 jam penuh.

3 dari 3 halaman

Banyak Pengemis

Tak ada kewajiban membayar saat masuk mengunjungi kompleks makan Sunan Gunung Jati. Namun para peziarah diharapakan memberikan sumbangan secara sukarela kepada juru kunci yang merawat kompleks pemakaman. Ditambah biaya parkir apabila membawa kendaraan.

Namun ada yang sangat disayangkan. Sepertinya salah satu ajaran Sunan Gunung Jati yang tertuang dalam istilah ‘Ingsun Titip Tajug lan fakir miskin” disalahpahami oleh sebagian warga setempat.

Ketika akan memasuki kompleks makam menjamur puluhan pengemis meminta-minta yag berada di setiap sudut kompleks.

Berbagai fasilitas juga tersedia guna menunjang kebutuhan kegiatan para peziarah seperti, penginapan, warung makan, masjid, pendopo, tempat parker yang luas, pedagang kembang, kios cinderamata, bahkan hingga kios buah-buahaan.

Demikianlah sekilas tentang keberadaan Kompleks Makam Sunan Gunung Jati. Selian mengingaktan kepada kematian, diharapkan para pngununjung yang berziarah ke tempat ini juga dapat napak tilas dengan meneladani perjuangan beliau dalam menyebarkan Agama Islam.