Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu oleh umat islam di seluruh dunia. Pada bulan ini, Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda untuk setiap ibadah yang dilakukan seorang muslim.
Salah satu ibadah yang disunahkan saat bulan Ramadhan adalah sholat witir. Sholat witir umumnya dilaksanakan setelah selesai sholat tarawih.
Advertisement
Baca Juga
Sholat witir adalah sholat sunnah yang dikerjakan setelah isya hingga menjelang fajar subuh dengan rakaat ganjil. Sebagian ada yang melaksanakan sholat witir 1 rakaat, sebagian lainnya 3 rakaat.
Rakaat sholat witir tidak mempunyai jumlah khusus, sehingga boleh dilaksanakan sesuai keinginan asal berjumlah ganjil sebagaimana sabda arti sabda Rasulullah berikut ini:
“Sholat witir adalah hak bagi semua umat Islam, maka barang siapa yang suka untuk melakukan witir dengan lima rakaat maka lakukanlah. Barang siapa yang suka melakukan witir dengan tiga rakaat maka lakukanlah. Dan barangsiapa yang suka melakukan sholat witir dengan satu rakaat maka lakukanlah.” (HR Abu Dawud, An-Nasa’I, dan Ibnu Majah)
Saksikan Video Pilihan ini:
Tata Cara Sholat Witir
Berikut tata cara sholat witir berjumlah tiga rakaat dengan satu salam:
1. Membaca niat sholat witir 3 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalatsa raka’atin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku mengerjakan sembahyang sunah sholat witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah ta’ala”.
2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat
3. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-A’laa
4. Rukuk
5. I'tidal
6. Sujud pertama
7. Duduk di antara dua sujud
8. Sujud kedua
9. Berdiri dan masuk rakaat kedua
10. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-Kafirun
11. Rukuk
12. Iktidal Sujud pertama
13. Duduk di antara dua sujud
14. Sujud kedua
15. Berdiri dan masuk rakaat ketiga
16. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas
17. Rukuk
18. I'tidal
19. Sujud pertama
20. Duduk di antara dua sujud
21. Sujud kedua
22. Duduk tasyahud akhir
23. Salam.
Setelah salam terakhir ini dilanjutkan dengan membaca doa.
Advertisement
Doa Setelah Sholat Witir
Setelah rangkaian sholat selesai, dilanjutkan dengan membaca dzikir sebanyak tiga kali (Subhaanal malikil qudduus). Kemudian dilanjut membaca doa setelah mengerjakan sholat witir.
Adapun bacaan doa setelah sholat witir yang dapat dilafalkan:
سُبْحَانَ المَلِكِ القُدُّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ، جَلَّلْتَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ بِالعَظَمَةِ وَالْجَبَرُوْتِ، وَتَعَزَّزْتَ بِالْقُدْرَةِ، وَقَهَّرْتَ الْعِبَادَ بِالْمَوْتِ. اَللّٰهُمَّ إنِّيْ أَعُوذُ بِرِضَـاكَ مِنْ سُخْطِكَ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم (وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ)
Artinya: “Maha Suci Allah Penguasa Yang Kudus, Tuhan para malaikat dan Jibril. Engkau penuhi langit dan bumi dengan kemuliaan dan keperkasaan-Mu. Engkau memiliki keperkasaan dengan kekuasaan-Mu, dan Engkau tundukkan hamba-Mu dengan kematian.”
“Ya Allah, aku berlindung dengan ridho-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan terkutuk dari tiupan dan bisikannya, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Lalu diteruskan dengan membaca ayat berikut sebanyak 40 kali:
يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ لَاإِلٰهَ اِلَّا أَنْتَ سُبْحَــانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan berdiri sendiri, tiada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Kemudian ditutup dengan mengakhiri bacaan berikut:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedudukan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (Habib Zain bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, 2003, hal 287).