Liputan6.com, Jakarta Doa I'tidal merupakan tindakan ibadah yang sangat dianjurkan (mustahab), tetapi tidak wajib. Kata "I'tidal" berarti "keseimbangan" atau "moderasi", dan doa itu sendiri merupakan doa untuk keseimbangan dan petunjuk dalam segala aspek kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Ini adalah pengingat untuk mencari perlindungan kepada Allah dari kesesatan dan untuk meminta pengampunan, rahmat, dan berkah-Nya.
Baca Juga
Doa I’tidal memiliki sejarah yang kaya dan signifikansi dalam tradisi Islam. Dikatakan telah diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW selama masa kesulitan dan penganiayaan besar bagi komunitas Muslim awal di Mekkah. Doa berfungsi sebagai sarana untuk mencari perlindungan dan dukungan Allah dalam menghadapi kesulitan.
Advertisement
Membaca doa I'tidal adalah cara bagi umat Islam untuk terhubung dengan Allah dan mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas berkah-Nya. Ini adalah pengingat untuk menjaga keseimbangan dan moderasi dalam semua aspek kehidupan, dan untuk mencari pertolongan Allah dalam melakukannya. Dengan membaca doa ini secara teratur, umat Islam dapat memperdalam iman mereka dan memperkuat hubungan mereka dengan Allah.
Lantas bagaimana bacaan Doa I’tidal yang umum dilakukan? Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber bacaan Doa I’tidal dalam bahasa Arab, latin dan juga arti nya pada Senin (20/3/2023).
Bacaan Doa I’tidal Dan Cara Melakukannya
I'tidal dalam bahasa Arab berarti "keseimbangan" atau "seimbang". Dalam shalat, i'tidal merujuk pada posisi berdiri dengan tegak dan tenang di antara rukuk dan sujud. Cara melakukannya adalah setelah melakukan rukuk, kemudian kembali berdiri dengan tegak dan tenang, tangan di samping badan atau diangkat ke atas dada. Saat berdiri di posisi i'tidal, membaca doa i'tidal seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Posisi i'tidal sangat penting dalam shalat, karena menunjukkan keseimbangan dan ketenangan dalam beribadah. Selain itu, posisi ini juga dianggap sebagai posisi paling panjang dalam shalat dan harus dijaga agar tidak tergesa-gesa dalam melakukannya. Melakukan i'tidal dengan baik akan memperkuat konsentrasi dan ketenangan dalam shalat serta membantu mencapai makna sebenarnya dari shalat sebagai ibadah yang khusyuk dan bermakna.
Berikut adalah doa i'tidal dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَلَاهِيِ وَالْمَزَامِيْرِ
Allahumma inni a'udhu bika min 'adhabi jahannam, wa min 'adhabi al-qabr, wa a'udhu bika min fitnati al-mahyaa wal-mamat, wa a'udhu bika min sharri fitnati al-masihi al-dajjal, wa a'udhu bika min fitnati al-malaahi wal-mazaamir.
Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari godaan kehidupan dan kematian, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan godaan Al-Masih Ad-Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari godaan hiburan dan musik."
Advertisement
Syarat Melakukan I’tidal
Terdapat beberapa syarat dalam melakukan i'tidal di dalam shalat, antara lain:
- Berdiri dengan tegak dan lurus: Ketika melakukan i'tidal, posisi tubuh harus tegak dan lurus, dengan berat badan terdistribusi merata pada kedua kaki. Kaki harus rapat dan sejajar, serta jangan terlalu dekat atau terlalu jauh dari kaki lainnya.
- Tenang dan stabil: Saat melakukan i'tidal, harus dilakukan dengan tenang dan stabil, jangan tergesa-gesa atau terburu-buru. Kaki dan badan harus tetap stabil dan tidak bergerak.
- Menjaga keseimbangan: I'tidal adalah posisi keseimbangan antara doa gerakan shalat, yaitu rukuk dan sujud. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh pada saat i'tidal.
- Tidak tergesa-gesa: I'tidal harus dilakukan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Pada saat melakukan i'tidal, jangan langsung bergerak ke sujud tanpa menunggu sebentar.
- Membaca doa i'tidal: Di dalam shalat, doa i'tidal harus dibaca saat berdiri di posisi i'tidal, sesuai dengan tata cara shalat yang benar.
Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, maka seseorang dapat melaksanakan i'tidal dengan benar dalam shalat. Posisi i'tidal yang tepat akan membantu seseorang untuk meraih konsentrasi dan ketenangan dalam beribadah, sehingga dapat memperkuat makna sebenarnya dari shalat sebagai ibadah yang khusyuk dan bermakna.
Dalil-Dalil tentang I'tidal
Terdapat beberapa dalil tentang i'tidal dalam shalat, di antaranya adalah:
Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berdirilah kamu dengan tenang di dalam shalatmu. Jika kamu melakukannya dengan baik, maka lakukanlah, dan jika tidak, maka perbaikilah."
Hadis riwayat Muslim dari Abdullah bin Mas'ud, bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya shalat itu terdiri dari i'tidal, rukuk dan sujud, maka jika seseorang melakukan i'tidal dengan benar, maka seluruh shalatnya baik, jika tidak, maka seluruh shalatnya rusak."
Ayat Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 238 yang berbunyi: "Jagalah shalatmu dan (jagalah) tengah-tengah (yaitu i'tidal) shalatmu dan dirikanlah shalat itu dengan khusyu'."
Dari ketiga dalil di atas, dapat disimpulkan bahwa i'tidal dalam shalat sangat penting dilakukan dengan benar dan tenang. I'tidal merupakan posisi yang penting dalam rangkaian gerakan shalat, sehingga perlu dilakukan dengan khusyuk dan penuh kesadaran untuk mencapai makna sebenarnya dari shalat.
Advertisement