Sukses

3 Perbuatan yang Perlu Dihindari Agar Tak Mengurangi Keutamaan Puasa Ramadhan

Puasa tak sekadar menahan lapar dan dahaga serta yang membatalkannya. Ada hal-hal yang perlu dihindari agar tak mengurangi keutamaan puasa Ramadhan.

Liputan6.com, Jakarta - Puasa tak sekadar menahan lapar dan dahaga serta yang membatalkannya. Ada hal-hal yang perlu dihindari agar tak mengurangi keutamaan puasa Ramadhan.

Puasa juga menekankan arti penting pengendalian diri dari sifat-sifat tercela. Meski beberapa hal ini tidak membatalkan puasa, namun jelas sangat mengurangi keutamaan puasa.

Mengutip muhammadiyah.or.id, berikut hal-hal yang perlu dihindari selama menjalani ibadah puasa Ramadhan:

1. Berkata dan Berbuat Tercela

Berkata atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti: berbohong, memfitnah, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat gaduh, mengganggu orang lain, berkelahi, dan segala perbuatan yang tercela menurut ajaran Islam.

Dalam hadis disebutkan: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan suka mengerjakannya, maka Allah tidak memandang perlu orang itu meninggalkan makan dan minumnya.” [HR. al-Khamsah].

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

2. Berkumur atau Istinsyaq Secara Berlebihan

Berkumur-kumur dan beristinsyaq (memasukkan air ke hidung ketika berwudhu) tidak membatalkan puasa. Di luar bulan puasa Nabi Saw menganjurkan agar orang berkumur dan beristinsyaq sekeras-kerasnya agar mulut dan hidung lebih bersih.

Namun dalam bulan puasa dituntunkan agar jangan berlebihan melakukan hal demikian agar tidak kemasukan air ke dalam perutnya sehungga puasanya menjadi batal. Jadi berkumur dan istinsyaq secara normal tidak membatalkan puasa.

Dasarnya adalah hadis Nabi saw: “Dari Laqith bin Saburah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya berkata: Hai Rasulullah terangkanlah kepadaku tentang wudlu. Rasulullah saw bersabda: Ratakanlah air wudlu dan sela-selailah jari-jarimu, dan keraskanlah dalam menghirup air dalam hidung, kecuali jika engkau sedang berpuasa.” [HR. al-Khamsah].

3. Mencium Istri di Siang Hari

Jika tidak mampu menahan syahwat suami dianjurkan untuk tidak mencium istri di siang hari. Nabi Saw sendiri diriwayatkan pernah mencium istrinya ketika sedang puasa dan puasanya tidak dinyatakan batal karena ciuman beliau tidak disertai rasa birahi.

Dasarnya adalah hadis Nabi Muhammad saw: Artinya: “Dari Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Pernah Rasulullah saw mencium dan merangkul saya dalam keadaan berpuasa. Tetapi beliau adalah orang yang paling mampu menahan nafsunya.” [HR. al-Jama‘ah dan anNasa’i].

Tim Rembulan