Sukses

Niat Puasa Qadha Ramadhan dan Tata Caranya, Pahami juga Dalilnya

Pengertian dan niat puasa qadha Ramadhan, beserta dengan tata cara dan dalil-dalilnya.

Liputan6.com, Jakarta Niat puasa qadha adalah untuk memenuhi kewajiban Ramadhan yang terlewatkan dan untuk memohon ampunan kepada Allah karena tidak dapat memenuhi kewajiban selama waktu yang ditentukan. Penting untuk dicatat bahwa niat puasa qadha harus dilakukan dengan keikhlasan dan pengabdian yang sama seperti puasa Ramadhan yang asli, karena itu adalah ibadah yang sama pentingnya. 

Proses mengganti puasa bisa berbeda-beda tergantung kondisi masing-masing dan jumlah hari yang terlewat. Beberapa orang mungkin memilih untuk mengganti puasa mereka secara berurutan, sementara yang lain mungkin memilih untuk menundanya dalam jangka waktu yang lebih lama. Dianjurkan untuk mengganti puasa yang terlewat sesegera mungkin untuk menghindari penundaan pemenuhan kewajiban.

Niat puasa qadha Ramadhan harus dilakukan dengan keikhlasan dan keyakinan yang kuat akan pahala Allah untuk memenuhi kewajiban ini. Niat harus dilakukan sebelum memulai puasa, seperti halnya di bulan Ramadhan. Umat Islam juga harus memastikan untuk berpuasa pada hari yang sama yang mereka lewatkan di bulan Ramadhan dan menyelesaikan puasa qadha sebelum Ramadhan berikutnya tiba.

Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (21/3/2023). Pengertian dan niat puasa qadha Ramadhan, beserta dengan tata cara dan dalil-dalilnya.

2 dari 4 halaman

Puasa Qadha Ramadhan

Puasa qadha Ramadhan adalah puasa wajib yang harus dilakukan oleh umat Muslim yang telah meninggalkan puasa di bulan Ramadhan sebelumnya tanpa alasan yang dibenarkan seperti sakit atau musafir. Puasa qadha ini harus dilakukan pada bulan-bulan lain setelah bulan Ramadhan, dan harus segera dipenuhi begitu mungkin setelah kondisi memungkinkan.

Puasa qadha ini dilakukan dengan cara yang sama seperti puasa di bulan Ramadhan, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas yang membatalkan puasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Puasa qadha Ramadhan merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim. Dalam menjalankannya, penting untuk memperhatikan kondisi kesehatan diri sendiri dan memastikan bahwa puasa tidak membahayakan kesehatan. Jika terdapat kendala, maka puasa qadha dapat ditunda hingga kondisi memungkinkan.

Puasa qadha Ramadhan bukan hanya kewajiban agama tetapi juga kesempatan untuk mendapatkan pahala tambahan dari Allah. Nabi Muhammad SAW mengatakan, "Barangsiapa menjalankan puasa selama bulan Ramadhan karena iman yang tulus, dan berharap untuk mendapatkan pahala Allah, maka semua dosa masa lalunya akan diampuni, dan barangsiapa menjalankan puasa selama beberapa hari selama bulan Syawal (bulan setelah Ramadhan), kemudian istirahat, dan kemudian menjalankan puasa lagi selama beberapa hari selama Ramadhan, maka semua dosanya yang telah lalu diampuni" (Sahih Bukhari, Buku 31, Hadits 125).

3 dari 4 halaman

Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan

Niat puasa qadha Ramadhan dapat dilakukan dengan mengucapkan kalimat niat pada malam sebelumnya atau pada saat waktu imsak. Adapun contoh niat puasa qadha Ramadhan adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي الَّذِي تَرَكْتُهُ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma shahri Ramadhanal-maadi alladzi taraktu-hu min ghairi udzrin lillahi ta'ala.

Artinya: Saya berniat berpuasa untuk mengganti puasa Ramadhan yang telah saya tinggalkan tanpa alasan yang dibenarkan, karena Allah Ta'ala.

 

Tata Cara Puasa Qadha Ramadhan

Berikut ini adalah tata cara puasa qadha Ramadhan:

  1. Berniat puasa: Puasa qadha Ramadhan harus dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas. Niat dilakukan sebelum fajar menyingsing, dan dapat dilakukan di malam sebelumnya.
  2. Menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas yang membatalkan puasa: Seperti puasa di bulan Ramadhan, saat berpuasa qadha, seseorang harus menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas yang dapat membatalkan puasa dari fajar hingga matahari terbenam.
  3. Menjaga diri dari tindakan yang merusak puasa: Selain menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas yang membatalkan puasa, seseorang juga harus menjaga diri dari tindakan yang dapat merusak puasa seperti ghibah, bohong, atau melakukan perbuatan yang dilarang dalam Islam.
  4. Memperbanyak ibadah: Selain menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seseorang juga dapat memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Quran, shalat, atau melakukan amal kebaikan lainnya.
  5. Memperhatikan kesehatan: Meskipun puasa qadha Ramadhan merupakan kewajiban, namun kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Oleh karena itu, seseorang harus memperhatikan kondisi kesehatannya sendiri saat berpuasa dan menunda puasa jika ada kondisi yang membahayakan kesehatan.
  6. Memprioritaskan puasa qadha: Puasa qadha Ramadhan harus diprioritaskan dan segera dilakukan begitu memungkinkan. Seseorang tidak boleh menunda-nunda untuk melakukan puasa qadha, dan harus segera memenuhinya.
4 dari 4 halaman

Ayat Tentang Puasa Qadha Ramadhan

Tidak ada ayat khusus dalam Al-Qur'an yang membahas tentang konsep puasa qadha di bulan Ramadhan. Namun, prinsip umum mengada-ada kewajiban disebutkan dalam Al-Qur'an. Misalnya:

Surat Al-Ma’idah Ayat 1

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَوْفُوا۟ بِٱلْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُم بَهِيمَةُ ٱلْأَنْعَٰمِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى ٱلصَّيْدِ وَأَنتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.

Ayat ini menekankan pentingnya memenuhi semua akad dan kewajiban, yang dapat diterapkan pada kewajiban puasa Ramadhan dan kewajiban puasa qadha selanjutnya.

Ayat lain yang menekankan pentingnya menunaikan kewajiban adalah:

Surat Al-Isra Ayat 34

وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۚ وَأَوْفُوا۟ بِٱلْعَهْدِ ۖ إِنَّ ٱلْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔولًا

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.

Ayat ini mengingatkan orang beriman bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas pemenuhan komitmen dan kewajibannya, termasuk kewajiban puasa Ramadhan dan kewajiban mengqadha puasa yang terlewatkan.

Secara keseluruhan, meskipun tidak ada ayat khusus dalam Al-Qur'an tentang puasa qadha untuk bulan Ramadhan, prinsip umum pemenuhan kewajiban dan komitmen ditekankan dalam Al-Qur'an, yang dapat diterapkan pada konsep puasa qadha.