Sukses

Masuki Bulan Suci Ramadan, Liga Inggris Perbolehkan Jeda Berbuka Puasa di Tengah Pertandingan

Liga Inggris dan EFL telah menginstruksikan wasit untuk mengadakan jeda dalam pertandingan malam untuk berbuka puasa.

Liputan6.com, Jakarta - Bulan suci Ramadan akhirnya kembali lagi dan seluruh umat Muslim di seluruh dunia akan menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh. Berkenaan dengan itu, Liga Inggris dan EFL telah menginstruksikan wasit untuk mengadakan jeda dalam pertandingan malam untuk berbuka puasa.

Dengan begitu, pesepakbola dan ofisial pertandingan yang beragama Muslim akan diberikan kesempatan untuk berbuka puasa di tengah jalannya laga.

Ofisial pertandingan sendiri telah diberikan panduan dari Professional Game Match Officials Ltd (PGMOL) untuk mengizinkan pemain Muslim untuk berbuka puasa ketika jeda berlangsung. Mereka kemudian akan dapat mengonsumsi cairan, gel energi, atau suplemen.

Selain itu, menjelang kick off ofisial akan mengidentifikasi pemain mana saja yang mungkin perlu berbuka puasa selama pertandingan

Seperti diketahui, beberapa pemain top Liga Inggris termasuk Mohamed Salah, Hakim Ziyech dan Riyad Mahrez kemungkinan besar tidak akan makan atau minum untuk menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan.

2 dari 3 halaman

Bukan Tantangan

Ibadah puasa selama satu bulan penuh dapat menjadi tantangan besar khususnya bagi para pesepakbola di Liga Inggris. Namun, gelandang Everton Abdoulaye Doucoure menilai itu tidak menjadi masalah bagi dirinya karena kecintaannya yang besar akan agamanya.

“Saya selalu suka bulan Ramadan. Terkadang bermain sepak bola terasa sulit karena Ramadan terjadi di musim panas dan selama pramusim. Tapi saya selalu beruntung masih bisa beribadah selama Ramadan dan saya belum pernah mengalami masalah fisik. Saya bersyukur untuk itu,” ujar Doucoure kepada BBC Sport.

“Agama adalah hal yang paling penting dalam hidup saya. Saya menempatkan agama terlebih dahulu, baru pekerjaan. Anda bisa melakukan keduanya bersama-sama dan saya senang dengan itu,” sambungnya.

3 dari 3 halaman

Aman

Doucoure menambahkan jika sebagai seorang Muslim yang tinggal di Inggris, ia merasa aman dan diterima. Tidak hanya dirinya, rekan setimnya yang menemani ketika bermain di lini tengah Everton, Idrissa Gueye dan Amadou Onana yang juga beragama Islam pun merasakan hal yang sama.

“Kami merasa sangat nyaman di sini, sangat diterima dan semuanya tersedia untuk dinikmati orang Muslim. Di Liga Premier, anda bebas melakukan apa pun yang cocok untuk anda. Mereka tidak akan pernah menentang tindakan yang berkaitan dengan keyakinan anda dan ini bagus,” kata pemain berkebangsaan Perancis tersebut.