Liputan6.com, Jakarta - Amirul Mukminin artinya pemimpin bagi orang-orang beriman. Ini merupakan gelar yang diberikan bagi khalifah atau pemimpin umat Muslim pada masa awal penyebaran agama Islam.
Orang yang pertama kali disebut sebagai Amirul Mukminin adalah Umar Bin Khattab. Umar bin Khattab adalah Khalifah kedua yang berkuasa dari tahun 634-644.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun awalnya penentang garis keras kepada Nabi Muhammad SAW, namun di tangan kepemimpinannya peradaban Islam mulai eksis dan menyebar ke berbagai wilayah. Ia lahir di Mekah, Jazirah Arab 583 M dan wafat pada 25 Dzulhijjah 23 Hijriyah (3 November 644 M).
Gelar Amirul Mukminin pada Umar juga tercantum dalam hadits riwayat at-Thabrani. Hadis tersebut mengisahkan bahwa Abdullah bin Jazzi memanggil Umar bin Khattab dengan sebutan Khalifah Allah. Kemudian Umar mengatakan:
“Aduh celakalah kamu, kamu telah mengatakan sesuatu yang jauh. Sesungguhnya ibuku menamakanku Umar, seandainya kamu memanggilku dengan nama ini, maka aku menerima. Kemudian aku besar lalu dipanggil dengan nama Kuniyah Abu Hafsh, seandainya kamu memanggilku dengan nama ini, maka aku menerima. Kemudian kalian mengangkatku untuk mengurusi urusan kalian lalu menyebutku Amirul Mukminin, seandainya kalian memanggilku dengan ini maka itu cukup bagimu.”
Saksikan Video Pilihan ini:
Alasan Umar Bin Khattab diberi Gelar Amirul Mukminin
Diceritakan dalam buku Umar bin Khattab RA oleh Abdul Syukur Al Azizi, Umar bin Abdul Aziz pernah bertanya pada Abu Bakar bin Sulaiman bin Khaitsamah atau Hatsmah. Ia menyebut, tiap surat yang ditulis dari Abu Bakar RA selalu diberi tanda pengenal Abu Bakar Khalifah Rasulullah SAW, begitu pun dengan Umar bin Khattab.
“Lantas, siapa yang pertama kali mengubah julukan untuk Umar bin Khattab RA menjadi Amirul Mukminin?” tanya Umar bin Abdul Aziz.
Abu Bakar bin Sulaiman pun mengutip cerita dari neneknya yakni seorang wanita muhajirat yang bernama Asy Syifa. Saat itu, Umar bin Khattab menulis surat kepada pejabat di Irak agar mereka mengirim dua orang untuk membagikan informasi padanya perihal Irak dan masyarakatnya.
Pejabat yang disurati Umar kemudian mengirim Lubaid bin Rabi’ah dan Adi bin Hatim. Keduanya kemudian bertandang ke Masjid Nabawi sesampainya mereka di Madinah.
Hingga akhirnya, kedua utusan dari Irak tersebut bertemu dengan Amr bin Ash RA. Lubaid dan Adi pun berkata pada Amr bin Ash,
“Bantulah kamu meminta izin untuk bertemu dengan Amirul Mukminin Umar,”
Amr pun kembali bertanya, “Mengapa kau memanggil khalifah dengan Amirul Mukminin?”
Utusan itu menjawab, “Ya, karena Umar adalah pemimpin (amir), sementara kita adalah orang-orang beriman (mu’minin),”
Amr yang mendengar jawaban tersebut pun menilai panggilan itu sangat baik. “Demi Allah, tepat sekali engkau menyebutkan namanya,”
Kemudian, Amr masuk menemui Khalifah Umar dan berkata, “Assalamu’alaika wahai Amirul Mukminin,”
“Apa yang terlintas dalam benakmu dengan nama yang kamu sebutkan tadi, wahai Ibnu Ash? Beritahukanlah kepadaku apa yang mendorongmu memanggilku dengan sebutan tadi,” tanya Umar.
Lalu, Amr menceritakan pertemuan dan pembicaraannya dengan kedua utusan dari Irak tersebut. “Kedua utusan itulah yang memulai menyebut Amirul Mukminin. Dan, aku rasa sangat cocok untuk namamu,” terang Amr.
“Kami kaum mukminin, dan Anda ialah amir (pemimpin) kami,” lanjutnya. Sejak saat itulah, surat-surat yang dikirimkan oleh Umar bin Khattab selalu dibubuhi dengan julukan Amirul Mukminin. Julukan yang berarti pemimpin para kaum mukminin.
Advertisement