Liputan6.com, Jakarta - Tidak semua hubungan cinta berakhir dengan bahagia selamanya, karena ada beberapa yang mengalami akhir yang mengerikan. Baik itu perpisahan yang pahit, atau bagian dari cara bersama, seringkali ada rasa sakit dan penderitaan yang mendalam setelah seseorang mengakhiri suatu hubungan cinta.
Melansir dari NU Online, Sabtu (25/3/2023), berbicara masalah hati, Rasulullah memberikan gambaran, “Sesungguhnya hati bani Adam yang berada di antara dua jari Dzat Yang Maha-Rahman itu bagaikan satu hati saja. Dia selalu mengubah-ubahnya sesuai dengan kehendak-Nya,” (HR al-Tirmidzi).
Baca Juga
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW mengatakan, “Hati itu ibarat satu lembar bulu di atas tanah yang kosong. Ia terombang-ambing oleh angin, sehingga mudah terbolak-balik.” (HR. Ahmad).
Advertisement
Untuk itu, Rasulullah SAW memohon kepada Allah agar senantiasa diberi keteguhan hati di atas agama-Nya dengan membaca doa berikut.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Yâ muqallibal qulûb tsabbit qalbî ‘alâ dînika. Artinya, “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu” (HR al-Nasai’).
Setelah itu, Rasulullah melanjutkannya dengan membaca doa ini
Setelah itu, Rasulullah melanjutkannya dengan membaca doa dari Alquran berikut:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba‘da idz hadaitanâ wahablanâ min ladunka rahmatan innaka anta-l-wahhâb.
Artinya, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha-Pemberi (karunia),” (Ali ‘Imran [3]: 8).
Advertisement
Doa lainnya
Dalam riwayat lain, Rasulullah berdoa:
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ
Allâhumma, musharrifal qulûb sharrif qulûbanâ ilâ thâ‘atika. Artinya, “Ya Allah, Dzat yang mengurus seluruh hati, arahkanlah hati kami terhadap ketaatan kepada-Mu” (HR. Muslim).