Sukses

Kisah Zubair Bin Awwam, Ksatria Pembela Nabi yang Pertama Menghunus Pedang

Beberapa keteladanan yang dapat diambil dari kisah sahabat nabi, Zubair bin Awwam.

Liputan6.com, Jakarta - Nabi Muhammad SAW terkenal dengan sikapnya yang sangat ramah sehingga tidak heran beliau memiliki banyak sahabat. Semuanya sangat menghormati dan menghargai Rasulullah SAW, bahkan kisah-kisah persahabatan mereka telah banyak diceritakan.

Salah satu kisah yang sangat menarik berasal dari sahabat sekaligus pengawal setia Rasulullah SAW yaitu Zubair bin Awwam. Nama Zubair mungkin tidak terkenal layaknya sahabat nabi yang lain, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, atau bahkan Ali bin Abi Thalib. Akan tetapi, Zubair juga memiliki sikap yang sangat mulia dan pantas menjadi teladan bagi umat manusia.

Zubair lahir pada tahun 594 Masehi. Terlahir dengan nama Abu Abdullah Zubayr bin al-Awwam bin Khuwaylid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qusay. 

Ayah Zubair merupakan saudara laki-laki dari Aisyah Ra (istri Rasulullah SAW), sedangkan ibunya adalah Shafiyyah bin Abdul Muthalib, sehingga masih memiliki hubungan keluarga dengan Rasulullah SAW.

Saat masih kecil, ayahnya meninggal sehingga ia harus tumbuh di panti asuhan bersama sang ibu. Oleh karena itu, Zubair tumbuh menjadi sosok pahlawan yang sangat tangguh dan dikenal dengan panggilan Abu ‘Abdillah, sahabat nabi yang pemberani.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

Pertama Masuk Islam

Zubair memeluk agama Islam di Makkah melalui perantara Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika berusia 15 tahun. Hal itu menimbulkan reaksi yang keras dari kaum Quraisy sehingga mereka semua mencela agama beliau, bahkan dari keluarganya sekalipun.

Sampai suatu hari, salah seorang paman dari Zubair marah besar setelah mengetahui kabar bahwa ia memeluk agama Islam. Ia menghukum Zubair dengan menggulungnya bersama tikar kemudian membakarnya. Tidak hanya itu, sang paman juga memaksa beliau untuk kembali memeluk agama nenek moyang mereka.

Akan tetapi itu hanyalah sia-sia, Zubair tidak goyah. Ia tetap yakin pada keputusannya untuk masuk Islam. Zubair dengan tegas mengucapkan bahwa tidak akan kembali pada kekafiran selama-lamanya. Beliau menjadi generasi pertama dalam keluarganya yang beragama Islam sekaligus dalam pemilihan khalifah setelah Umar Ra, Zubair menjadi salah satu ahli syura.

Zubair telah banyak membantu Nabi Muhammad SAW dalam membela agama Islam. Ia turut bertempur tanpa rasa takut dan tetap berpegang teguh pada keyakinannya. Adapun beberapa kisah Zubair yang dapat dijadikan teladan adalah sebagai berikut.

3 dari 3 halaman

Kisah Teladan Zubair bin Awwam

1. Setia Memeluk Agama Islam

Seperti dijelaskan bahwa Zubair merupakan generasi pertama dalam keluarganya yang memeluk agama Islam. Hingga membuat pamannya marah besar dan berniat untuk mencelakainya. Akan tetapi, keyakinan Zubair tidak goyah dan tetap setia pada pilihannya.

2. Menghunuskan Pedang Pertama di Jalan Allah SWT

Aurah dan Ibnu al-Musayyib mengatakan bahwa Zubair merupakan orang pertama yang berani menghunuskan pedang miliknya di jalan Allah SWT. Beliau melakukan hal tersebut kepada orang-orang yang telah mengganggu Nabi Muhammad SAW.

Dikisahkan bahwa suatu hari saat Zubair tidur siang, tiba-tiba ia mendengar seseorang berteriak bahwa Nabi Muhammad SAW telah dibunuh. Ia pun langsung keluar dari rumahnya dengan tangan yang telah mengacungkan pedang.

Mengetahui hal tersebut, Rasulullah SAW segera menemui Zubair bin Awwam.

“Wahai Zubair, ada apa?” tanya Rasulullah SAW

“Saya baru saja mendengar kabar bahwa Anda telah dibunuh,” jawab Zubair

“Lalu apa yang akan kamu lakukan?” tanya Nabi kembali

Zubair kemudian menjawab, “Saya akan balas dendam kepada seluruh penduduk Mekkah. Demi Allah.” Saat itu merupakan awal perjuangan dari dakwah Rasulullah SAW di Mekkah sehingga masih banyak mendapatkan protes.

3. Pembawa Kabar Hasil Perang Raja Najasyi

Saat umat Islam hijrah ke daerah Habasyah (Ethiopia) juga sedang berlangsung perang antara Raja Najasyi dengan para pengikutnya yang berkhianat. Perang tersebut terjadi karena sang raja memilih untuk melindungi kaum muslimin.

Sebelum rombongan tiba ke Ethiopia, umat Islam ingin mengetahui kabar tentang perang. Dengan penuh keberanian, Zubair kemudian memutuskan untuk menyebrangi sungai Nil menggunakan balon. Padahal saat itu beliau sama sekali tidak dapat berenang.

Akhirnya, karena keberanian tersebut rombongan mendapatkan kabar bahagia yaitu kemenangan Raja Najasyi. Hal, itulah yang menyebabkan umat Islam lebih mudah dan aman masuk ke Habasyah.

4. Memecah Kekuatan Malik bin Auf

Perang Hunain adalah perang yang berhasil menghancurkan kaum muslimin melalui jebakan-jebakan yang terpasang di dalam gua. Kehadiran sosok Zubair mampu memecah kekuatan pimpinan kaum Hawaza dalam perang tersebut, yaitu Malik bin ‘Auf.

Oleh karena itu, secara perlahan kekuatan para muslimin menjadi bangkit kembali. Pada akhirnya, mereka dapat mengalahkan para pasukan Malik bin ‘Auf.

5. Setia dalam Militer

Zubair bin Awwam ikut bergabung dalam semua ekspedisi militer. Beliau ikut dalam beberapa pertempuran besar, termasuk pertempuran Khaybar, Palung, Yarmuk, perang Badar, Uhud, hingga pembebasan Makkah. Saat itu, perang boleh untuk dilakukan karena alasan yang jelas.

Dalam Al-Qur'an, yaitu pada surah al Hajj ayat 39 dijelaskan mengapa perang tersebut diizinkan, yaitu karena mereka telah dianiaya. Akan tetapi, izin perang hanya jika umat Islam lebih dulu diserang. Jika tidak, maka perang tidak boleh untuk dilakukan. Berikut ini terdapat perintah tentang perang.