Sukses

Kultum Ramadhan: Meneladani Sifat Rasulullah SAW

Kultum Ramadhan: Meneladani Sifat Rasulullah SAW

Liputan6.com, Jakarta - Nabi Muhammad SAW adalah manusia dan makhluk paling mulia yang pernah ada di dunia ini. Sudah seharusnya umat Islam meneladani sifat-sifat beliau.

Umat Islam wajib saling mengingatkan dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Tujuannya yakni untuk meningkatkan iman dan takwa, serta amar ma'ruf nahi munkar.

Untuk mengetahui apa saja sifat Rasulullah SAW, berikut ini adalah naskah untuk ceramah yang bisa disampaikan pada bulan Ramadhan, misalnya kultum.

Naskah ceramah ini disusun oleh Yudi Yansyah S.Pd.i, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Kalapanunggal, Sukabumi, dengan judul asli 'Mimbar Dakwah : “Sifat Rosululloh SAW”'.

Semoga bermanfaat. Amin.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Materi Ceramah Ramadhan

اِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِى اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَلَهُ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِىَّ بَعْدَهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سيِّدَنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَهُ.أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّاقَدَّ مَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوْا اللهَ اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ (الحسر: 18)

Hadirin rohimakumulloh

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Alloh Swt, yang telah memberikan kepada kita berbagai ni’mat dan karunianya. Rohmat salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sohabatnya dan segenap umat yang taat mengikuti ajaranya.

Hadirin rohimakumulloh

Rasululloh SAW memiliki sifat keutamaan yang wajib kita pahami dan di laksanakan, yaitu :

Pertama, sifat shiddiq artinya benar dan jujur, mustahil dusta (al-Kadzibu). Dalam bahasa Arab, kata  “as-sidqu” atau “siddiq” berarti benar atau berkata benar. Menurut istilah, as-sidqu bermakna: kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; kesesuaian antara informasi dan kenyataan; ketegasan dan kemantapan hati; dan sesuatu yang baik.  Siddiq itu hadirnya kekuatan yang dapat melepaskan diri dari dusta kepada Tuhannya, dirinya dan orang lain. Firman Alloh Swt :

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (QS. Al Ahzab : 70)

Firman Allah Swt.

وَوَهَبْنَا لَهُمْ مِّنْ رَّحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا (مريم:50)

“Dan Kami menganugrahkan kepada mereka sebagian rahmat Kami, dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi mulia.” (QS. Maryam : 50)

Kedua, sifat amanah (dapat dipercaya), mustahil khianat (curang). Rasululloh itu  jujur dalam menerima ajaran Allah Swt, memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya dan mustahil  menyelewengkan atas ajarannya.

Allah Swt berfirman:

 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَماناتِ إِلى أَهْلِها وَإِذا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كانَ سَمِيعاً بَصِيراً

Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An-Nisa : 58)

Amanah berasal dari kata amuna, ya‘munu,  amnan, wa amaanatan yang dapat dipercaya. Segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia, baik yang menyangkut hak dirinya, hak orang lain, maupun hak Allah Swt.

Ciri orang yang amanah bisa dilihat dari perilakunya, di antaranya: Orang yang dapat menyimpan rahasia dengan baik. Tidak pernah melanggar janji. Dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan  dengan baik. Dapat memberikan kesaksian sesuai apa yang dilihatnya.

Firman Allah Swt.

اُبَلِّغُكُمْ رِسٰلٰتِ رَبِّيْ وَاَنَا۠ لَكُمْ نَاصِحٌ اَمِيْنٌ (الأعراف:68) 

“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu”. (QS. Al-A’raf : 68)

Ketiga, tabligh (menyampaikan), mustahil kitman (menyembunyikan). Rasululloh itu pasti menyampaikan seluruh ajaran Allah Swt kepada semua manusia. Firman Allah Swt

فَاِنْ حَاۤجُّوْكَ فَقُلْ اَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلّٰهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ ۗوَقُلْ لِّلَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ وَالْاُمِّيّٖنَ ءَاَسْلَمْتُمْ ۗ فَاِنْ اَسْلَمُوْا فَقَدِ اهْتَدَوْا ۚ وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلٰغُ ۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِالْعِبَادِ (آل عمران:20)

Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.” Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Kitab dan kepada orang-orang buta huruf, ”Sudahkah kamu masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran : 20)

Hadirin rohimakumulloh

Keempat, fathonah (cerdas), mustahil jahlun (bodoh).  Rasululloh itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan dan perbuatannya atas dasar kecerdasannya.

Kecerdasan yang dimaksud ini dipaparkan dalam surat Al Baqarah berikut ini:

يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ

“Allah menganugerahkan al-hikmah (pemahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan as-Sunnah) kepada siapa yang dikehendakinya. Barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu ia benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Hanya orang-orang yang berakallah (ulul albab) yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah.” (QS. Al-Baqarah : 269)

Ciri orang yang memiliki sifat fathonah, yaitu: Pandai memberi nasehat yang baik, sehingga tidak sampai menyinggung perasaan orang lain. Pintar menyampaikan berita atau kabar kebaikan. Cerdas dalam bertutur kata dan berkomunikasi dalam mengajak kebaikan dengan beramar ma'ruf nahi munkar. Cerdas menyampaikan amanat yang diberikan. Cerdas dalam beribadah. Artinya tidak mengerjakan suatu amalan yang tanpa dasar dan memprioritaskan ibadah maupun amalan yang utama. Cerdas dalam bersosial. Dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak lepas dari masalah baik di lingkungan masyarakat maupun keluarga. Karena itu dieperlukan kecerdasan sosial dalam menyikapi sesuatu.

Demikianlah, semoga bermanfaat.

Tim Rembulan