Sukses

10 Tips Puasa Ramadhan untuk Pasien Diabetes, Salah Satunya Jangan Lewatkan Makan Sahur

Puasa Ramadhan wajib dilakukan oleh Muslim yang memenuhi syarat yakni telah 'aqil baligh dan berakal sehat. Lalu bagaimana dengan pasien diabetes yang ingin berpuasa?

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan merupakan bulan spesial yang dinanti-nantikan umat Muslim setiap tahunnya. Pada bulan ini, Muslim di seluruh dunia menjalankan sejumlah ibadah, termasuk berpuasa selama 29 hingga 30 hari.

Puasa Ramadhan wajib dilakukan oleh Muslim yang memenuhi syarat yakni telah 'aqil baligh dan berakal sehat. Individu yang memiliki kondisi kesehatan serius, wanita hamil dan menyusui, serta wanita yang tengah haid dibebaskan dari kewajiban ini, namun perlu menggantinya di lain hari atau membayar fidyah.

Lalu bagaimana dengan Muslim yang memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes?

Ahli endokrinologi di NMC Royal Hospita Dubai Ashwin Pankajakshan dan ahli endokrinologi serta diabetologi di Prime Medical Center Motor City Dubai Anil Kumar Pura Narayanaswamy memberi tips menjalankan ibadah puasa bagi mereka yang memiliki diabetes.

10 Tips Puasa Ramadhan bagi Diabetesi

Berikut 10 tips jalani puasa Ramadhan bagi diabetesi, dilansir dari Al Arabiya.

1. Diskusikan dengan dokter

"Sangat penting untuk berdiskusi dengan dokter mengenai rencana Anda berpuasa," ujar Pankajakshan.

Pasien diabetes yang hendak berpuasa bisa berkonsultasi setidaknya tiga pekan sebelum mulai puasa Ramadhan. Ini untuk memastikan apakah kondisi mereka memungkinkan menjalankan ibadah puasa.

Dokter mengatakan, diabetesi yang hendak puasa, perlu melakukan penyesuaian terhadap jadwal minum obat atau injeksi insulin.

Semisal, jadwal injeksi insulin mungkin akan bergeser sebelum waktu berbuka puasa sehingga gula darah mereka tidak drop.

2. Jaga tubuh tetap terhidrasi

Pankajakshan menyarankan pasien diabetes untuk minum banyak air, setidaknya delapan gelas yang dibagi dalam beberapa waktu saat buka puasa dan sahur.

 

2 dari 4 halaman

Jangan Lewatkan Makan Sahur

3. Periksa kadar gula darah

Kedua ahli endokrinologi menyarankan pasien diabetesi untuk secara reguler memeriksa kadar gula darah saat berpuasa.

4. Jangan lewatkan makan sahur

Pasien diabetes yang melewatkan makan sahur berisiko mengalami gula darah yang terlalu rendah yang dapat berbahaya. Diabetesi juga harus berupaya makan sahur di penghujung waktu.

5. Perhatikan gejala hipoglikemia

Para dokter itu menyarankan pasien diabetes untuk mewaspadai gejala hipoglikemia, kadar gula darah terlalu rendah. Gejalanya meliputi tubuh gemetar, berkeringat, tremor, penglihatan kabur atau pusing.

Jika pasien diabetes merasakan gejala-gejala itu, disarankan untuk segera memeriksa kadar gula darah. 

3 dari 4 halaman

Hindari Makan Berlebih dan Pilih Makanan Sehat

6. Hindari makan berlebih saat berbuka

Pasien diabetes perlu menghindari makan berlebih saat berbuka puasa guna mencegah melonjaknya kadar gula darah. Pankajakshan juga mengatakan, diabetesi perlu menjauh dari makanan tinggi karbohidrat dan gula serta tidak mengonsumsi minuman ringan (soft drink) dan manis.

7. Pilih makanan sehat

Makanan sehat seperti biji-bijian, daging, ayam, serta yogurt sangat direkomendasikan untuk pasien diabetes. Demikian pula dengan makanan yang mengandung pati seperti kentang, wortel, dan bit.

 

4 dari 4 halaman

Berolahraga dan Tahu Kapan Harus Berhenti Puasa

8. Hindari makanan asin, digoreng, serta kafein

Pankajakshan menyarankan pasien diabetes untuk mencoba dan mengurangi konsumsi makanan berlemak dan asin, juga membatasi asupan kafein pada jam-jam berbuka dan sahur. Makanan yang diolah melalui proses menggoreng juga disarankan untuk dihindari.

9. Berolahraga saat Ramadhan

Dokter merekomendasikan untuk mempertahankan olahraga ringan hingga sedang selama Ramadhan antara waktu buka puasa dan sahur.

10. Tahu kapan harus berhenti puasa

Jika kadar gula darah kurang dari 4 mmol/L (72 mg/Dl) atau lebih dari 16 mmol/L (290 mg/Dl), penderita diabetes sebaiknya tidak berpuasa. “Yang penting mereka perlu memantau gula darah [jika puasa],” kata Kumar, menambahkan bahwa jika turun di bawah atau melampaui tingkat tertentu, puasa menjadi berbahaya dan mereka harus berhenti.